Tempat paling aman

Ris Aruni
Chapter #11

Luluh

Sepeninggal ketiga orang itu, Lenor masih melampiaskan kesedihannya, kemarahan dan keputusasaannya dengan cara menendang apa pun yang bisa terkena oleh kakinya sambil berteriak-teriak. Lenor tidak cukup siap menerima berita yang mengejutkannya. Berita yang menghempaskan hatinya ke jurang yang paling dalam. Dia menangis sejadi-jadinya. Inginnya tidak mempercayai berita kematian orang tuanya, namun sepertinya pak Robi serius menyampaikannya.

Dan kak Lita? Apa yang terjadi dengan kak Lita? Apakah ada komplotan yang menculiknya juga? Lenor merasa beban hidupnya tiba-tiba menjadi berat dan membuat kepalanya pusing. Akhirnya karena kelelahan Lenor tertidur.

Entah berapa lama dia tertidur, ketika bangun matahari sudah mendekati terbenam, Lenor merasakan perutnya melilit karena lapar dan badannya haus. Di liriknya tempat makanan yang tadi ditinggalkan oleh pesuruh pak Robi, kemudian di dekatinya dengan cara menarik tangan kanan dan tempat tidurnya mendekat pagar besi. Dengan menggunakan tangan kirinya, diambilnya makanan tersedia berupa nasi bakar yang dibungkus daun, roti, pisang dan juga minuman dalam botol. Lenor makan satu per satu, sambil memikirkan kira-kira apa yang bisa dia perbuat setelah ini. Bayangan ayah dan ibunya masih melekat dibenaknya, seolah-olah saat ini mereka sedang menanti kedatangan Lenor pulang dari sekolah dan mereka berkumpul bersama di ruang makan.

Air mata Lenor mengalir kembali.

Aku harus kuat! Ayo Lenor tunjukkan bahwa kamu ini kuat dan tough!

Satu jam berselang....

Seseorang datang menghampiri ‘sel’nya. Dia adalah orang yang Lenor benci saat itu, mang Ayat.

“Lenor, ada yang aku ingin sampaikan,” ujar mang Ayat.

“Kebohongan apa lagi yang ingin kamu sampaikan,” Lenor berbicara datar tanpa memandang ke arah pembicara.

“Aku bisa memahami kesedihanmu, kegusaranmu. Namun aku mohon kamu dapat mendengarkan ceritaku dulu. Hal ini ada kaitannya juga dengan kakakmu, Lita.”

Lenor tidak menanggapi apapun.

“Lenor, terus terang aku terpaksa membiusmu kemarin, karena tidak akan mungkin mengajak kamu ke tempat ini, sementara aku tahu kalau kamu mencurigaiku,” mang Ayat menyampaikan dengan nada permintaan maaf.

“Saat kamu pulang hari Sabtu sore, di dalam rumahmu ada dua orang yang menggeladah tempat kakekmu.”

Mendengar itu, Lenor mulai menoleh. “Mengenai apa yang dicari oleh para penjahat itu aku tidak tahu pasti, namun ada kemungkinan terkait penemuan kakekmu.”

“Peristiwa kebakaran, kematian orang tuamu disinyalir ada kelompok yang ingin merebut hasil penemuan kakekmu dari PT InnoTech,” kali ini mang Ayat berbicara perlahan. Terasa ada getaran di suaranya. Dan hal ini tidak dimengerti oleh Lenor.

“Terus terang, aku datang ke pemakaman kakekmu.”

Lihat selengkapnya