Tempat Terakhir Namamu Kucuri

Oleh: Temu Sunyi

Blurb

Dimas bukan tokoh utama dalam cerita siapa pun.
Ia adalah babak yang ingin dilupakan,
halaman kelam yang membuat pembaca ingin menutup buku.
Namun bagaimana jika bab itu berbicara?

Dalam diam dan penyesalan, Dimas hidup—bukan sebagai pahlawan,
tapi sebagai bayangan dari kesalahan yang tak bisa ia hapus.
Ia pernah merusak seorang gadis bernama Dewi:
meninggalkannya saat paling hancur,
dan baru kembali ketika segalanya telah terlambat.

Novel ini bukan tentang cinta yang indah,
tapi tentang cinta yang membusuk karena ketakutan,
dan penyesalan yang tumbuh seperti lumut di hati yang tak berani pulang.

Dimas mencoba berubah,
namun setiap langkahnya menuju Tuhan
diiringi suara anak yang tak pernah mengenalnya,
dan bayangan perempuan yang tak lagi bisa ia peluk,
karena luka telah jadi dinding.

Tempat Terakhir Namamu Kucuri adalah kisah dari sisi lain:
bukan untuk mencari pengampunan,
melainkan untuk menunjukkan bahwa. . .
bahkan pelaku bisa jadi korban dari dirinya sendiri.
Bahwa ada lelaki yang hancur setelah menghancurkan,
dan memilih mengubur nama yang ia cintai—di tempat terakhir yang masih bisa ia jaga dari kejauhan: doa.

Lihat selengkapnya