Tempat Terakhir Namamu Kucuri

Temu Sunyi
Chapter #20

Titik Balik, Suara Kecil


Seminggu kemudian, pagi yang sunyi itu tiba-tiba pecah oleh suara kecil:

“Papa…”

Aku menoleh.

Rio berdiri di ambang pintu dengan mata bulat dan senyum polos.

Di tangannya, boneka kayu yang pernah kubuat saat ia bayi.

“Papa…”

katanya lagi, lalu berjalan menghampiriku dengan langkah goyah.

Saat itulah, tangisku pecah.

Bukan karena bahagia. Tapi karena aku sadar:

Tuhan belum sepenuhnya menyerah padaku.

Kupeluk Rio erat, seakan ingin membungkus semua luka di tubuh mungilnya.

Kupanggil namanya berkali-kali, sebelum akhirnya aku berdiri dan memeluk Citra, yang kini juga menangis diam-diam.

“Maaf…”

hanya satu kata itu yang keluar dari bibirku.

Dan Citra, dengan seluruh luka yang ia telan sendiri, mengangguk.

Lihat selengkapnya