-- Jessica --
Beberapa hari terakhir, aku merasa ada sesuatu yang berbeda dari William. Saat ini, dia menjadi lebih gugup saat bersamaku dan bahkan lebih sering menghindariku. Instingku mengatakan bahwa ada sesuatu yang sedang dia sembunyikan. Mengenai apa hal itu, aku mungkin tak akan pernah tahu. Tapi insting wanitaku mengatakan bahwa ada yang tidak beres dalam rumah tanggaku.
Seperti pagi ini, biasanya William dibangunkan olehku dan memulai aktivitas lari paginya sebelum matahari bersinar di langit. Tapi beberapa hari terakhir, ia bangun lebih cepat dari biasanya dan segera berpamitan untuk lari pagi. Tak lagi menunggu dibangunkan olehku.
Aku masih saja mengabaikannya, lebih memilih untuk menyibukkan diri mengurus keperluan Kayla sekolah hari ini.
Lalu, saat pulang lari pagi, William segera mandi dan bersiap ke kantor. Melewatkan waktu sarapannya yang biasa, dan segera berpamitan padaku.
Sekali lagi, aku mengabaikannya juga.
Jujur saja hal itu membuatku takut. Mengetahui kenyataan juga tidak membantu. Aku tetap takut akan kebenaran. Aku takut jika memang segala hal yang kuperjuangkan selama ini sia - sia. Aku takut jika pada akhirnya William tidak mau bersamaku lagi.
Dan dengan bodohnya aku membiarkannya begitu saja. Aku tahu dia menyembunyikan sesuatu, tapi aku sama sekali tidak mau menanyakannya. Aku berpura - pura tak ada yang terjadi, hingga rumah tanggaku bisa bertahan sehari demi sehari lagi. Ya, bahkan jika William benar - benar melakukan sesuatu di belakangku, selama aku tidak mengetahuinya, maka aku tidak akan mempermasalahkannya. Karena itu berarti William akan tetap mempertahankanku sebagai istrinya.
Setelah ditinggal William begitu saja, aku menyibukkan diriku dengan memandikan Kayla, memakaikan bajunya, kemudian duduk di depan televisi sambil menonton kartun kesukaan Kayla sambil menyuapinya makan. Terakhir, aku mengantar Kayla ke sekolah. Biasanya, jika sedang senggang, aku akan mengusahakan untuk mengantar sendiri Kayla ke sekolah.
Sesampainya disana, aku berpapasan dengan Kirana. Dia juga sedang mengantarkan Rio. Kayla segera melepas pegangan tanganku dan bergegas pergi ke arah Rio.
"Hai Kirana!" Seruku mendekat ke arah Kirana.
"Mama aku masuk ya!" Kayla berseru, memotong pembicaraanku.
"Iya sayang" Balasku, dan untuk beberapa saat aku memperhatikan langkah kecilnya yang lincah.
"Hai Jessica" Sapa Kirana balik, seraya mendekat kearahku. Aku akhirnya mengalihkan pandanganku kearah Kirana.
"Kamu sibuk gak hari ini?" Aku bertanya padanya
" Enggak sih, aku siang baru kerja."
" Kita santai bareng yuk? Di cafe gitu ... Aku udah lama gak jalan sama temen cewek."
"Iya, ayo!"