Blurb
TEMPURUNG MERAH MUDA
Memoar tentang cinta, luka, dan seni mengikhlaskan.
Di sebuah kota yang penuh kenangan, tahun 2018 menjadi saksi bisu perjalanan cinta yang tak selesai. Memoar ini mengajak pembaca menyelami kisah nyata yang sederhana namun dalam—tentang dua hati yang pernah bertemu, berjalan bersama, lalu perlahan menjauh tanpa sempat benar-benar mengucap selamat tinggal.
Lewat sudut pandang reflektif dan puitis, penulis merangkai kepingan kenangan menjadi catatan perasaan yang jujur dan apa adanya. "Tempurung Merah Muda" adalah simbol dari kerentanan, harapan, dan perlindungan yang kita ciptakan sendiri agar tidak patah saat mencinta.
Untuk kamu yang pernah jatuh cinta, kehilangan, atau masih belajar mengikhlaskan, memoar ini bisa jadi ruang teduh untuk berhenti sejenak dan merangkul luka dengan lapang.