Setibanya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta, Zul tak dapat menyembunyikan perasaan campur aduk yang menghampirinya. Sebagai salah satu petugas yang berangkat ke Tanah Suci untuk menjalankan tugas peliputan haji bagi Majalah Mabrur, perjalanan ini tidak hanya menjadi pekerjaan, tetapi juga sebuah impian yang akhirnya menjadi kenyataan.
Bersama rombongan petugas haji lainnya, mereka bersiap untuk terbang ke Arab Saudi dengan pesawat Garuda Indonesia. Penerbangan yang dijadwalkan lepas landas pada pukul 18.00 akan membawa mereka menuju Jeddah, tempat di mana perjalanan spiritual yang lebih besar akan dimulai.
Saat pesawat mulai bergerak di landasan pacu, Zul menoleh ke luar jendela, menyaksikan langit Jakarta yang semakin gelap. Cahaya senja yang perlahan-lahan memudar memberikan kesan dramatis, seolah-olah menandai akhir dari satu bab kehidupan dan awal dari babak yang baru. Pesawat akhirnya lepas landas, membawa rombongan ke atas ketinggian. Zul merasakan getaran kecil di perutnya, bukan karena rasa lapar atau takut, tetapi lebih kepada kesadaran bahwa ia tengah menuju perjalanan yang akan mengubah hidupnya.
Di dalam pesawat, suasana terasa tenang meskipun perjalanan ini cukup panjang. Perjalanan dari Jakarta ke Jeddah memakan waktu sekitar sembilan jam. Kru pesawat sesekali memberikan informasi tentang rute penerbangan, namun kebanyakan penumpang tampak sibuk dengan diri mereka sendiri, baik itu membaca Al Qur'an, berdoa, atau sekadar beristirahat atau tidur. Zul memilih untuk menikmati waktunya dengan mencoba tidur meski pikirannya berputar tak henti-henti, membayangkan apa yang akan ia alami di Tanah Suci.
Pesawat akhirnya mendekati Bandara King Abdul Aziz di Jeddah sekitar pukul 24.00 waktu setempat. Kapten pesawat mengumumkan bahwa mereka akan segera mendarat. Zul merasa jantungnya berdegup kencang, menyadari bahwa momen yang telah ia tunggu-tunggu akhirnya tiba. Melalui jendela, dia bisa melihat gemerlap lampu kota Jeddah. Kota itu terlihat sangat indah, penuh dengan lampu warna-warni yang menghiasi jalan-jalan dan bangunan. Meski ini adalah kunjungan pertamanya ke kota di tanah Arab, Zul merasa Jeddah menyambutnya dengan hangat.
Bandara Internasional Raja Abdulaziz (King Abdulaziz International Airport, KAIA) adalah bandara utama di Jeddah, Arab Saudi, yang dikenal sebagai salah satu bandara tersibuk di negara tersebut. Bandara ini sangat penting karena menjadi pintu gerbang utama bagi jutaan jemaah haji dan umrah yang datang ke Mekkah setiap tahun.
Bandara Raja Abdulaziz dibuka pada tahun 1981 dan dinamai sesuai dengan Raja Abdulaziz Al Saud, pendiri Arab Saudi. Bandara ini dibangun untuk menggantikan bandara lama yang tidak mampu menangani jumlah penumpang yang meningkat, terutama saat musim haji. Bandara ini mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan untuk meningkatkan kapasitas dan fasilitasnya.
Salah satu fitur paling penting dari KAIA adalah Terminal Haji, yang didesain khusus untuk menangani jutaan jemaah haji dan umrah yang datang setiap tahun. Terminal Haji merupakan salah satu terminal terbesar di dunia, dirancang untuk menampung hingga 80.000 penumpang per hari selama musim puncak haji.Terminal ini memiliki fasilitas modern yang memudahkan proses imigrasi, pemeriksaan kesehatan, dan logistik bagi jemaah yang sering kali datang dari berbagai negara dengan kondisi fisik yang berbeda.
Pada tahun 2019, Terminal 1 diresmikan sebagai bagian dari pengembangan besar-besaran bandara. Terminal ini menggantikan terminal lama untuk penerbangan internasional dan domestik.Terminal baru ini memiliki arsitektur modern, ruang tunggu yang lebih luas, serta fasilitas canggih untuk memenuhi kebutuhan penumpang, seperti toko bebas bea (duty-free), restoran, dan lounge. Terminal 1 dilengkapi dengan 46 gerbang penerbangan yang dapat melayani maskapai besar, seperti Saudia dan berbagai maskapai internasional lainnya.
Bandara ini memiliki tiga landasan pacu yang memungkinkan pendaratan pesawat berukuran besar, seperti Airbus A380. KAIA menghubungkan Jeddah dengan lebih dari 90 tujuan di seluruh dunia, termasuk Eropa, Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Bandara ini juga merupakan hub utama bagi maskapai nasional Arab Saudi, Saudia.
KAIA menyediakan berbagai layanan dan fasilitas modern, seperti area belanja, restoran, hotel bandara, serta masjid besar yang dapat menampung ribuan orang. Bandara ini juga dilengkapi dengan sistem transportasi yang memudahkan pergerakan penumpang, termasuk kereta bandara dan sistem transportasi antar terminal.
Setiap tahun, jutaan jemaah haji dan umrah tiba melalui bandara ini, menjadikannya bandara dengan arus jemaah haji terbesar di dunia. KAIA memainkan peran penting dalam menyambut tamu Allah yang datang dari seluruh penjuru dunia untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah, dengan layanan khusus untuk mempermudah proses kedatangan dan keberangkatan mereka.
Secara keseluruhan, Bandara Internasional Raja Abdulaziz adalah salah satu infrastruktur penting di Arab Saudi, tidak hanya karena fungsinya sebagai hub penerbangan utama, tetapi juga karena perannya dalam mendukung kelancaran ibadah haji dan umrah.
***