Zulfikar, atau Zul, seorang jurnalis yang bekerja untuk Media Center Haji (MCH), unit yang bertugas meliput dan menyampaikan informasi terkini tentang pelaksanaan haji. Kali ini, Zul mendapat tugas istimewa meliput kegiatan jamaah haji di Tanah Suci. Sebagai bagian dari tim MCH, dia diberi tanggung jawab untuk meliput aktivitas di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, yang menjadi pintu masuk utama jamaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Bandara Internasional King Abdulaziz (KAIA) di Jeddah merupakan salah satu bandara tersibuk dan terpenting di Arab Saudi, khususnya selama musim haji dan umrah. Bandara ini menjadi pintu gerbang utama bagi jemaah yang datang dari seluruh dunia.
Bandara ini melayani lebih dari 30 juta penumpang per tahun, dengan puncak kepadatan terjadi selama musim haji dan umrah. Bandara King Abdulaziz memiliki terminal khusus untuk jemaah haji yang sangat luas dan dapat menampung ratusan ribu penumpang. Terminal ini beroperasi penuh selama musim haji dan dirancang untuk memfasilitasi proses kedatangan dan keberangkatan jemaah dengan lebih efisien. Selain terminal haji, bandara ini juga memiliki terminal internasional dan domestik yang modern, melayani penerbangan komersial dari dan ke berbagai negara di dunia.
Bandara King Abdulaziz baru-baru ini menjalani renovasi besar-besaran yang selesai pada 2019. Terminal baru yang modern dilengkapi dengan fasilitas seperti area komersial, restoran, ruang tunggu yang nyaman, dan fasilitas layanan penumpang premium, seperti lounge VIP. Bandara ini memiliki sistem transportasi terintegrasi, termasuk taksi, bus, dan kereta yang menghubungkan bandara dengan kota Jeddah dan kota-kota lain di sekitar, seperti Mekah dan Madinah. Sistem transportasi ini dirancang untuk memudahkan jemaah dan penumpang dalam mencapai tujuan mereka. Bandara dilengkapi dengan fasilitas kesehatan untuk memberikan layanan medis bagi penumpang yang memerlukan bantuan. Selain itu, keamanan bandara ditingkatkan dengan teknologi canggih untuk memastikan keamanan penerbangan dan penumpang.
Terminal baru bandara ini didesain dengan arsitektur modern yang memadukan elemen-elemen budaya Arab. Dengan ruang yang luas dan atap yang tinggi, terminal ini memberikan kesan megah dan nyaman bagi para penumpang. Terminal baru juga dilengkapi dengan taman dalam ruangan dan ruang hijau terbuka untuk memberikan kenyamanan dan pengalaman yang lebih menyenangkan bagi penumpang selama menunggu penerbangan.
Untuk jemaah haji, Bandara King Abdulaziz memiliki jalur khusus yang mempermudah proses imigrasi, bea cukai, dan pemeriksaan kesehatan. Petugas bandara biasanya meningkatkan jumlah staf untuk menangani lonjakan kedatangan jemaah selama musim haji. Terminal haji dilengkapi dengan area istirahat yang luas, tempat ibadah, serta kios makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan jemaah yang harus menunggu sebelum diangkut ke Mekah atau Madinah. Banyak jemaah membawa barang-barang pribadi atau suvenir dari tanah air, dan bandara ini menyediakan layanan kargo untuk memastikan barang-barang jemaah diangkut dengan aman.
Bandara King Abdulaziz memainkan peran sentral dalam mendukung penyelenggaraan ibadah haji, yang merupakan salah satu pilar penting dalam ekonomi dan diplomasi Arab Saudi. Setiap tahun, jutaan jemaah dari seluruh dunia memulai perjalanan haji mereka dari bandara ini. Selain berperan sebagai pintu masuk bagi jemaah haji, bandara ini juga menjadi hub komersial penting untuk penerbangan internasional dan domestik, menjadikan Jeddah sebagai salah satu pusat ekonomi dan bisnis di wilayah tersebut.
***
Seperti pagi-pagi sebelumnya, Zul dan rekannya, Kohar, sudah bersiap dengan seragam dinas petugas haji. Mereka berjalan menyusuri bandara yang ramai, mencari berita dan momen-momen menarik yang bisa dilaporkan. Suasana di bandara sangat sibuk dengan kedatangan jamaah haji dari berbagai negara. Jamaah asal Indonesia, dengan ciri khas fisik dan kulit mereka, terlihat jelas mendominasi di antara kerumunan.
Disamping sebagai petugas haji profesional, Zul mempunyai satu tujuan pribadi . Ia masih teringat pada seorang pramugari yang sempat ia lihat beberapa hari lalu. Ada sesuatu yang menarik tentang gadis Mesir bermata indah itu, dan ia ingin sekali berjumpa lagi dengannya. Untuk itu, Zul mencoba bertanya pada tukang roti di salah satu sudut bandara, tempat pramugari tersebut biasa membeli camilan.
"Mereka pramugari dari Mesir, biasanya mendarat setiap tiga hari sekali di Jeddah," jawab sang penjual roti dengan ramah.
Jawaban itu membuat hati Zul lega. Tiga hari lagi, ia berkesempatan melihat gadis cantik itu lagi. Namun, pekerjaan tetap harus diutamakan. Zul dan Kohar melanjutkan rutinitas liputan mereka, memantau aktivitas jamaah yang tiba. Di tengah kesibukan itu, Zul merasa bangga menjadi bagian dari MCH, yang berperan penting dalam memberikan informasi tentang pelaksanaan ibadah haji kepada masyarakat luas.
Sebagai jurnalis, setiap hari Zul diharuskan menulis tiga berita untuk dimuat di situs resmi MCH. Setiap pagi, ia melakukan peliputan atau wawancara, kemudian selepas Zuhur mulai mengetik laporan, dan berita itu dikirimkan ke Imam, seorang staf yang bertugas mengunggah konten ke situs. Imam, yang sehari-hari bekerja di Badan Urusan Haji Konsulat Jenderal RI di Jeddah, merupakan anggota penting dari tim media ini.