Temuiku di Surga

Dudun Parwanto
Chapter #12

Badai di Wisma Haji

Tiga hari setelah kejadian terakhir, Zul duduk di sebuah kedai roti di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Dia menunggu kedatangan rombongan pramugari dari Saudia Airlines yang menurut informasi, akan tiba dari Kairo, Mesir. Tukang roti di kedai itu sudah mengonfirmasi bahwa pesawat akan mendarat siang ini. Perasaan Zul tak karuan, pikirannya penuh dengan bayangan seorang gadis bercadar hitam yang sempat menarik perhatiannya beberapa waktu lalu. Dia berharap bisa bertemu kembali dengan gadis tersebut saat dia membeli roti di kedai ini.

Namun, saat ia tengah asyik menunggu, tiba-tiba ponselnya berdering. Mas Imam, atasannya di Wisma Haji Jeddah, memintanya segera kembali karena ada hal penting yang harus diselesaikan. Zul berada dalam dilema. Di satu sisi, dia sangat ingin bertemu gadis bercadar itu, namun di sisi lain, tugas adalah hal yang tidak bisa diabaikan. Akhirnya, dia memutuskan untuk meninggalkan bandara dan menunda pertemuan dengan gadis yang telah menggugah perasaannya. Baginya pekerjaan harus dilakukan secara profesional tanpa melibatkan perasaan personal.

***

Zul tiba di Wisma Haji dengan suasana hati yang sedikit kecewa. Beberapa petugas yang ia temui bersikap berbeda dari biasanya. Saat berada di dalam lift, dia berpapasan dengan tiga orang petugas kesehatan wanita yang mulai melontarkan sindiran.

"Eh, bukannya bertugas malah pacaran," cetus salah seorang wanita petugas kesehatan.

"Iya nih, anak Qori pantang berduaan dengan yang bukan muhrim," tambah temannya dengan nada sinis.

Zul hanya diam dan merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Ketika ia tiba di ruangan media center, Mas Imam sudah menunggunya. Mas Imam segera menyerahkan sebuah foto kepada Zul. Foto itu diambil dari jarak jauh, memperlihatkan Zul yang seakan-akan sedang memegang rambut dokter Zalwa, wanita yang beberapa hari lalu ia wawancarai. Meskipun gambar tidak terlalu jelas karena diambil pada malam hari, namun wajah Zalwa terlihat lebih jelas dibandingkan Zul.

Foto itu telah menyebar luas, tidak hanya di grup WhatsApp petugas kesehatan, tetapi juga sudah sampai ke situs internet. Judul foto itu pun menuding para petugas haji, "Beginikah Kinerja Petugas MCH?". Zul merasa bingung dan tidak tahu harus berkata apa. Dia menyadari bahwa foto itu diambil pada saat ia sedang bertugas, dan sebenarnya ada beberapa orang lain di tempat tersebut, termasuk Bidan Gayatri. Namun, entah bagaimana, bidan itu tidak muncul dalam foto, sehingga kesannya mereka berdua sedang berduaan.

Zul merasa difitnah, dia yakin foto itu telkah diedit dengan kecerdasan buatan atau AI. Dia menjaga jarak yang cukup dengan Zalwa, dan tangannya tidak mengelus rambut dokter itu. Zul ingin menjelaskan tapi Mas Imam minta ia menjelaskannya langsung ke pimpinan MCH.

Mas Imam kemudian mengajak Zul untuk bertemu dengan Pak Mahmud, seorang pejabat tinggi di Daker dan dokter Batubara pimpinan kesehatan haji di Jeddah. Zul menjelaskan kronologi kejadian saat wawancara tersebut. Dia menegaskan bahwa saat itu tidak hanya berdua dengan Zalwa, tetapi juga ada Bidan Gayatri dan Soleman yang menjadi juru foto. Namun, Pak Mahmud tetap khawatir dengan dampak yang telah terjadi.

"Ini bukan Indonesia, Zul. Ini Saudi Arabia. Di sini, seorang wanita dilarang berduaan dengan pria tanpa muhrim atau pihak ketiga yang jelas terlihat. Foto ini bisa menimbulkan fitnah," ujar Pak Mahmud tegas.

"Lebih parahnya lagi, ini sudah merusak citra petugas kesehatan di Wisma Haji. Para petugas kesehatan sangat malu dengan kejadian ini," tambah Pak Batubara, dokter kepala di Daker Jeddah.

Lihat selengkapnya