Musim haji telah tiba. Rangkaian ritual ibadah haji mencakup berbagai aktivitas fisik, mental, dan spiritual yang dirancang untuk mendekatkan jemaah kepada Allah. Setiap ritual memiliki makna simbolis yang mendalam, menekankan kesederhanaan, pengorbanan, kesabaran, dan kepatuhan. Ibadah haji bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual yang sangat mendalam bagi setiap Muslim yang melaksanakannya.
Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jemaah menuju Padang Arafah untuk melaksanakan Wukuf, yang merupakan puncak haji. Di Arafah, jemaah berkumpul untuk berdoa, berzikir, dan memohon ampunan kepada Allah. Wukuf berlangsung dari waktu zuhur hingga maghrib. Pada saat wukuf, khotbah disampaikan oleh imam besar, yang biasanya menekankan pentingnya kesabaran, pengampunan, dan ketaatan kepada Allah.
Setelah wukuf di Arafah, jemaah bergerak ke Muzdalifah. Di sana, mereka mengumpulkan kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah. Jemaah juga bermalam di Muzdalifah, dan ini disebut mabit, sebagai bentuk penghambaan kepada Allah.
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jemaah pergi ke Mina untuk melakukan melontar jumrah, yaitu melemparkan tujuh kerikil ke Jumrah Aqabah. Ritual ini melambangkan perlawanan terhadap godaan setan, berdasarkan kisah Nabi Ibrahim yang menggoda oleh setan ketika hendak menyembelih putranya.
Hari Tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah): Selama tiga hari ini, jemaah melontar tiga jumrah, yaitu Jumrah Ula, Jumrah Wusta, dan Jumrah Aqabah, masing-masing dengan tujuh kerikil setiap hari.
Pada hari Idul Adha (10 Dzulhijjah), jemaah juga dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai simbol pengorbanan Nabi Ibrahim. Setelah melaksanakan kurban, jemaah memotong rambut atau mencukur gundul (tahallul) sebagai tanda mereka keluar dari kondisi ihram. Setelah melontar jumrah dan kurban, jemaah kembali ke Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf Ifadah, yang merupakan tawaf wajib dalam haji. Tawaf ini menandai kelanjutan dari proses haji setelah tahallul.
Sehari sebelumnya Zul sudah kembali ke wisma haji Jeddah. Sebenarnya Zul ingin belajar lebih lama berguru dengan Syech Abu Senja. Namun niat itu diurungkan setelah Syaiful menjemputnya. Besok para petugas haji sudah bergerak ke Arafah. Zul tidak ingin kehilangan momentum melaksanakan ibadah haji. Karena petugas haji yang belum pernah menunaikan ibadah haji diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji. Jamaah akan memulai serangkaian ibadah haji. Persiapan demi persiapan telah dilakukan. Untuk pemberitaan, dibentuk dua posko yakni satu di Arafah dan satu lagi di Mina. Bagi petugas, musim haji ibarat pepatah sambil menyelam minum air. Disamping ibadah haji lancar, Zul ingin tugas liputan berita juga berjalan dengan baik.
Larangan bertemu Zalwa ada hikmahnya. Zul bisa konsentrasi untuk ibadah dan bekerja. Setelah mengenakan ihram, rombongan MCH berangkat dari Jeddah menuju Mekah. Badrun sebenarnya belum sehat. Saat makan sate kambing semalam atas undangan pak Konjen, dia makan terlalu banyak. Darah tingginya kambuh. Kepalanya pening. Kalau Badrun saja nekat berhaji apalagi Zul dan Kohar yang baru pertama kali, mereka ingin ibadah ini khusuk.
Biasanya para tenaga musiman, yang sudah pernah haji menjadikan momentum haji untuk menambah penghasilan. Mereka menawarkan badhal haji atau menghajikan orang yang belum haji tetapi sudah meninggal dunia. Bayarannya beragam tergantung kesepakatan. Zul memakai jasa Syaiful untuk badhal haji ayahnya yang sudah tiada. Sesuai negosiasi, upahnya 80 riyal sekitar 3 juta rupiah.
Mereka berangkat malam hari, persiapan menuju Arafah. Labbaik Alllahuma labbaik, labbaikalla syari kalla baik. kumandang petugas haji datang memenuhi panggilan Tuhan!
Setiap mobil yang keluar masuk lokasi ritual Haji Arafah harus menempelkan stiker yang dikeluarkan panitia Arab Saudi. Di jalan beberapa bus yang mengangkut panitia tidak memakai stiker. Namun otak orang Indonesia memang lihai. Bus yang sudah diparkir sebelum masuk ke Arafah dicopotin stikernya untuk dibawa menggunakan mobil kecil, kemudian ditempel ke bus yang belum ada stikernya yang belum bisa masuk Arafah.