Temuiku di Surga

Dudun Parwanto
Chapter #16

Pramugari Bermata Jeli

Matahari terbit menyinari bumi Arab di pagi yang cerah. Di Jeddah, siang hari lebih panjang ketimbang malam. Kumandang Subuh jam 06.30, dan Magrib jam 19.30 malam. Awalnya kebanyakan petugas Indonesia tidak tahu. Itulah kenapa waktu petugas tiba di Arab Saudi banyak yang jam empat pagi sudah bangun menunggu Adzan Subuh. Bahkan ada yang belum adzan sudah sholat, macam Soleman yang sholat subuh jam lima pagi. Kebiasaan di Indonesia dibawa ke tanah suci.

Hari ini Zul dan Kohar off. Tiba-tiba Zul teringat titipan Bu Wal untuk Faridah. Ia segera dicarinya paket itu, kemudian menelepon gadis keponakan bosnya.

Ok. Kita ketemu di Balad saja, siang ini,” ujar Faridah di ujung telepon sana.

Zul dan Kohar pun bergegas meninggalkan wisma haji di Aziziah, Jeddah. Matahari mulai menyingsing ke arah barat. Zul mencari taksi di seputar Wisma Haji. Taksi di Jeddah adalah salah satu moda transportasi umum yang cukup populer di kota besar Arab Saudi ini. Taksi tradisional di Jeddah umumnya berwarna putih dan tersedia di banyak tempat, termasuk bandara, pusat perbelanjaan, dan hotel. Taksi Online seperti Uber dan Careem juga sangat populer di Jeddah. Banyak warga lokal dan turis lebih memilih aplikasi ini karena transparansi harga dan kemudahan pemesanan.

Taksi konvensional biasanya menggunakan argo (meteran), tetapi ada beberapa pengemudi yang mungkin mencoba menawarkan harga tetap. Lebih baik meminta pengemudi untuk menggunakan argo untuk menghindari tarif yang terlalu tinggi. Sebagian besar taksi menerima pembayaran tunai. Untuk aplikasi taksi online, pembayaran dapat dilakukan melalui kartu kredit atau dompet digital.

Taksi sangat mudah ditemukan di daerah-daerah ramai seperti kawasan Al-Balad, Corniche, atau pusat perbelanjaan besar seperti Mall of Arabia. Bandara Internasional King Abdulaziz juga memiliki banyak taksi yang siap mengantar penumpang ke berbagai destinasi di Jeddah.

Wanita yang bepergian sendirian dapat dengan aman menggunakan taksi, terutama jika menggunakan aplikasi taksi online. Pengemudi taksi umumnya berbicara bahasa Arab, meskipun banyak dari mereka yang juga paham bahasa Inggris dasar, terutama di wilayah wisatawan.

Sebagian besar sopir taksi di Jeddah berasal dari luar Arab Saudi, terutama dari negara-negara Asia Selatan dan Afrika. Banyak sopir taksi di Jeddah berasal dari Pakistan. Mereka datang ke Arab Saudi untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dan sering kali bekerja di sektor transportasi.

Sopir taksi dari India juga cukup banyak di Jeddah, khususnya dari wilayah seperti Kerala dan Uttar Pradesh. Selain Pakistan dan India, Bangladesh juga merupakan negara asal umum bagi banyak sopir taksi di Jeddah.

Beberapa sopir taksi di Jeddah berasal dari Sudan, yang juga memiliki komunitas migran yang cukup besar di Arab Saudi. Mesir adalah negara asal lain yang menjadi sumber tenaga kerja untuk sopir taksi di Jeddah.

Taksi di Jeddah umumnya bersih dan terawat. Kebanyakan pengemudi mematuhi aturan lalu lintas, namun selalu baik untuk memilih aplikasi online yang lebih aman dengan adanya fitur pelacakan perjalanan dan ulasan pengemudi.

***

Sebuah taksi putih membawa mereka berdua. Seorang sopir berkulit legam menyapa.

Where are you going?” tanyanya.

Oh dia bisa berbahasa Inggris, Goodlah”, batin Zul.

“Balad,”jawabnya.

Where are you from sir,” tanya Zul.

“Bangladesh,” jawabnya.

“ Oh I think Pakistan,”

No, and you Indonesia. Apa kabar?’

“Baiiik Mister,” sahut Kohar lantang.

         Giiran bahasa Indonesia Kohar nggak mau keduluan. Geli Zul mendengarnya. Hanya beberapa menit taksi sudah tiba di Balad. Ternyata Balad adalah sebuah mall yang cukup besar. Zul membayar 10 riyal sesuai saran Faridah.

 “Terima kasih,” kata sopir itu tancap gas.

 Di Arab, taksi tidak memakai argo. Tapi tarifnya jelas, seperti ada aturan.

“Wah dasar Bangladesh bisanya bahasa Indonesia cuma apa kabar dan terimakasih. Kalau lancar, saya mau tanya Sah Ruk Khan?” ujar Kohar.

“Sah Ruk Khan... itu dari India,”

“Iya sih, abis hanya dia yang gue tahu,”

Zul tertawa atas kekocakan sahabatnya.

         Memang benar, kota Jeddah yang berada di tepi Laut Merah sangat strategis untuk jalur perdagangan dari benua Eropa dan Afrika menuju semenanjung Arab. Lalu lintas perdagangan cukup ramai di sini. Akibatnya dapat kita tebak, tempat ini adalah surga belanja produk-produk impor bermerek. Hal ini ditunjang dengan berdirinya beberapa pusat perbelanjaan di kota Jeddah yang bebas pajak, salah satunya kawasan Balad.

         Kaki Zul berhenti di dalam pusat perbelanjaan Al Balad di King Abdul Aziz Street. Al-Balad adalah kawasan pusat perbelanjaan bersejarah yang terletak di jantung Jeddah, Arab Saudi.Terletak di bagian selatan Jeddah, Al-Balad mudah diakses dari berbagai bagian kota. Dekat dengan pelabuhan, kawasan ini telah menjadi pusat aktivitas komersial sejak zaman dahulu. Salah satu daya tarik utama Al-Balad adalah bangunan-bangunan bersejarahnya yang dibangun dengan coral limestone dan dihiasi dengan jendela kayu khas yang disebut "rawashin." 

Beberapa bangunan di kawasan ini telah berusia ratusan tahun. Karena nilai sejarah dan budayanya yang tinggi, Al-Balad diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.Barang-barang yang dijual di sini cenderung lebih murah dibandingkan dengan pusat perbelanjaan modern di Jeddah, dan banyak pengunjung datang ke Al-Balad untuk mencari barang berkualitas dengan harga yang bisa ditawar.

Zul melihat banyak sekali toko yang menjual produk-produk Barat. Lalu dia mulai mengirim WA ke Faridah

 “Kutunggu di depan Rayana Store lantai 3,” balasnya.

         Zul bergegas naik lift. Di dekat Rayana store, ia amati sekitarnya. Seorang gadis memakai baju hitam panjang, rambutnya dibiarkan terurai tanpa kerudung. Zul mendekatinya.

”Apa dia Faridah?” pikir Zul.

“Sepertinya orang Filipina,” cegah Kohar seraya menarik lengannnya.

         Jeddah bukan termasuk kota suci seperti Madinah dan Makkah. Karena itu, orang-orang asing nonmuslim diperbolehkan masuk ke kota ini. Jeddah, kota internasional, menjadi kota yang lebih bebas daripada Makkah dan Madinah. Pakaian wanita di Jeddah, seperti di seluruh Arab Saudi, dipengaruhi oleh tradisi Islam dan norma budaya setempat. Namun, Jeddah sebagai kota kosmopolitan dan pusat perdagangan internasional cenderung lebih santai dibandingkan dengan kota-kota lain di Arab Saudi. Sebagian besar wanita di Jeddah mengenakan abaya, yaitu jubah panjang longgar yang berwarna hitam. Abaya adalah pakaian tradisional wanita di Arab Saudi yang biasanya dikenakan di tempat umum.

Lihat selengkapnya