Temuiku di Surga

Dudun Parwanto
Chapter #17

Ternyata Foto Editan

 

Sejak perkenalannya dengan gadis Mesir, Zul mulai menjauh dari Zalwa. Apalagi sejak ada kasus foto yang membuat mereka berdua harus menjaga jarak. Dokter muda itu merasa bingung dengan perasaannya. Zalwa sudah mulai percaya pada perkataan bidan bahwa Zul tidak mencintainya. Kohar, sahabat Zul, merasa jengkel dengan sikap temannya dan mencoba untuk mengajaknya bicara serius di kamar mereka.

"Zul, kenapa kamu tidak serius sama Zalwa?" tanya Kohar, menatap Zul yang duduk diam di tepi tempat tidur.

Zul menarik napas panjang sebelum menjawab, "Aku tidak tahu, Har. Mungkin ini hanya semacam 'sindrom bandara'. Aku tidak mencintainya."

"Jadi sekarang bagaimana? Semua orang di sini sudah mulai membicarakan kalian berdua. Aku takut Zalwa akan kecewa," Kohar menasihati, suaranya sarat kekhawatiran.

Zul menghela napas lagi, kali ini lebih dalam. "Aku nggak bisa menjanjikan sesuatu yang aku belum punya..."

"Maksudmu?" Kohar mengejar.

"Cinta... Aku mencoba, tapi setiap kali, mimpiku selalu membayangi," jawab Zul, tampak kehilangan arah.

Kohar menggelengkan kepala. "Hari gini kamu masih percaya sama mimpi? Itu ibarat mengejar merpati yang terbang tinggi, sementara burung yang sudah di tangan kamu lepaskan."

Zul tersenyum tipis. "Kurasa merpatiku sudah ada di tangan."

"Siapa?" Kohar tampak penasaran.

"Zulaeha..." jawab Zul dengan nada rendah.

Kohar terkejut.

"Zulaeha? Gadis Mesir itu? Budayanya beda jauh dengan kita. Zalwa juga nggak kalah cantik. Tapi mencintai orang Arab, Zul, itu butuh banyak pertimbangan dan perjuangan yang berat. mending sama orang kita sendiri nggak terlalu ribet..." saran Kohar.

Zul tidak menjawab, hanya membaringkan dirinya di atas tempat tidur dan menutup mata, seakan mengakhiri percakapan itu. Kohar hanya bisa menggeleng sambil menghela napas panjang.

***

Di sisi lain, Cak Kandar sedang menelpon Mas Imam, memberitahu bahwa dia mendengar percakapan Faisal dan Farid di Madinah. Mas Imam, sejak awal, sudah curiga bahwa foto yang tersebar di media sosial—yang menunjukkan Zul dan Zalwa dalam situasi yang tidak pantas—adalah hasil editan. Cak Kandar juga menambahkan bahwa Faisal cemburu pada Zul karena dekat dengan Zalwa, dan mengingatkan agar Zul lebih berhati-hati, karena Faisal punya banyak kawan di Jeddah.

Mas Imam berterima kasih pada Cak Kandar atas informasinya, dan berjanji akan segera menyampaikan ini kepada Zul. Untuk masalah foto, dia akan melaporkan kepada Pak Mahmud. Ketika Pak Mahmud mendengar kabar ini, dia terkejut. Dia segera berencana melaporkan kepada Pak Kadaker untuk memulihkan nama baik Zul dan mengungkap siapa sebenarnya dalang di balik penyebaran foto palsu itu.

"Saya sudah yakin foto itu hasil editan, dan sengaja untuk menjatuhkan saya dan Zalwa," kata Zul ketika Mas Imam menyampaikan berita tersebut kepadanya.

Lihat selengkapnya