TENAQUIN

Cassandra Reina
Chapter #6

Pertemuan Rahasia

Semua kini melihat Kaindra. 

"Aku bisa melihat masa lalu dari benda dan orang-orang. Tapi tidak dapat apa-apa saat melihat kalian. Aku hanya bisa melihat apa yang terjadi pada benda-benda di sekitar. Yang membuatku menarik kesimpulan, sebenarnya kita menyembunyikan sesuatu satu sama lain. Ya, kan?" Kaindra kemudian melihat Sandhi. "Sandhi memberitahuku lebih dulu, terkadang dia bisa melihat apa yang terjadi di tempat lain di masa sekarang tanpa harus pergi ke tempat itu. Dan kadang memprediksi sesuatu dengan akurat." 

Kaindra kemudian melihat Gioffany. "Kau mampu belajar dengan kecepatan tinggi." 

Gioffany tersanjung, tapi saat teringat dia baru bisa naik motor setelah satu bulan mempelajarinya, dia jadi merasa bakat itu hanya untuk hal-hal tertentu. 

"Aku sering melihat malaikat penjaga" Alisha mengatakannya sambil menatap permukaan meja. "Aku tahu orang-orang di sekitarku tidak bisa melihatnya." Dia kembali melihat wajah penasaran teman-temannya. "Jadi istilah itu aku yang membuatnya sendiri. Dan percaya atau tidak, aku berteman dengan kalian karena dia yang memintaku melakukannya. Dia bilang, bersama kalian, aku akan menemukan jawaban, kenapa aku tidak seperti orang-orang pada umumnya. Sebenarnya, aku ingin menanyakannya secara langsung. Tapi aku takut kalian menganggapku aneh, sama seperti orang lain."

"Jadi itu alasanmu menyapa kami?" Gioffany kemudian melihat Alisha. "Di taman tempat kami bermain skateboard?" 

Alisha mengingatnya. "Ya. Aku harus berlatih keras sebelum berani meluncur di depan kalian." 

"Kau tidak terlihat sepenurut itu." Kaindra hampir tidak percaya bahwa Alisha akan melakukan apapun yang dikatakan malaikat penjaganya. 

Alisha tahu siapa yang dimaksud Kaindra. "Itu keinginanku sendiri. Semua ceritaku benar. Tentang aku yang baru pindah ke daerah itu dan tidak seorang pun mau berteman denganku. Kebetulan saja aku melihat kalian sering berkeliaran di jalanan depan rumah." 

Kaindra mengangguk. "Dan kau mengikuti kami sampai ke taman."

"Yeah. Apa lagi yang dilakukan anak yang kurang kerjaan karena tidak punya teman." 

Sandhi tertawa karena memiliki pengalaman yang serupa. "Sebenarnya, pertemuanku dengan Gioffany juga hampir sama." 

Gioffany tersentak melihat Sandhi. Apa maksudnya? 

"Pertemuanku dengan Paman Alfa memang tidak sengaja. Permata miliknya terjatuh, lalu aku mengembalikannya. Paman melihat auraku. Lalu dia sengaja membuat permata itu menjadi sesuatu yang bisa disentuh orang-orang yang datang ke bengkelnya. Jadi paman bisa melihat orang-orang dengan aura seperti kita. Yang sayangnya nyaris tidak ada lagi. Sampai dia bertemu denganmu, lalu Kaindra."

Gioffany ingat bagaimana Sandhi menawarinya bergabung dengan klub sepeda, karena Gioffany satu-satunya orang yang datang ke bengkel sambil membawa sepeda gayuhnya yang rusak karena dia menabrakkan sepeda itu ke pembatas jalan sementara dia meluncur di aspal, nyaris terlempar ke sungai jika saja tidak meraih pilar yang berderet di tepi jembatan.

Sandhi bilang dia akan mengajari Gioffany cara bersepeda yang baik dan benar. Meski Gioffany masih trauma, dia menerima tawaran Sandhi, dan sejak itu mereka semakin akrab.

"Kaindra, bagaimana denganmu?" tanya Alisha. "Kau yang memulai semua ini tapi belum juga bicara apa yang kau sembunyikan dari kami?" 

"Aku tidak menyembunyikannya. Kalian yang mengira aku sudah berteman lama dengan Sandhi dan tidak pernah mencoba bertanya tentang latar belakangku." 

"Kau dengar sendiri Alisha barusan bertanya." 

Kaindra menghela napas, lalu bercerita. "Kalian pasti tau dari Sandhi aku berasal dari desa. Aku pindah ke kota untuk pergi ke sekolah musik. Itu hanya alasan yang kubuat agar orang tuaku mengizinkanku tinggal di kota. Tapi yang membuatku datang ke kota pertama kali adalah Novel Fantasi Forgotten Kingdom.

Gioffany mengingat judul itu. Dia pernah membacanya dan mencoba mengingat nama penulisnya. "Karya Black Rainbow, kan?

"Kau benar. Aku pergi ke acara penandatangan bukunya. Berharap bisa bertemu langsung dengan penulisnya. Tapi ternyata, penulis itu tidak seperti yang ada di dalam bayanganku. Entah kenapa aku berpikir bukan dia yang menulis semua itu." 

"Benarkah?" Gioffany tersentak. 

Lihat selengkapnya