TENAQUIN

Cassandra Reina
Chapter #12

Kota Kastil

Satu jam setelah pemakaman, Rearin menemani Putri Elein di ruang kerja ibunya. Di sana sang putri menemukan sebuah buku yang mengingatkan Rearin pada buku yang kemarin dibawa Ratu Caeris—buku bersampul hijau cerah dengan pinggiran bermotif akar-akaran pemberian Darco Davilla minggu lalu saat seniman itu datang sekali lagi menawarkan uang dalam jumlah yang lebih besar untuk membeli Pohon Berkayu Merah yang tumbuh di belakang Istana Tenaquin. Tapi Ratu Caeris bersikeras mempertahankan karena Pohon Berkayu Merah tergolong pohon langka. Darco menginginkan kayu dari pohon itu untuk membuat furniture antik berdaya jual tinggi. Selain seniman, dia juga merupakan pebisnis ulung yang tersohor di sepenjuru Azura. Kota Kastil adalah buktinya. 

Darco membangun kastil-kastil untuk dijual atau disewakan pada para bangsawan. Dia juga membangun fasilitas umum seperti pasar—pasar di Kota Kastil adalah pasar termegah yang pernah ada di dunia fairin. Berada di tempat tertutup, lebih tepatnya di bangunan lima lantai dengan lantai pertama tempat para pedagang makanan, serta sayur mayur, lantai kedua untuk barang-barang kerajinan, mulai dari peralatan makan hingga guci-guci mahal, lantai tiga untuk belasan kedai makanan, lantai empat untuk para perancang baju—kau harus memesan dulu baju yang ingin kau beli. Lengkap dengan mendiskusikan bentuk baju itu sendiri. Sejauh ini pergi ke lantai empat masih menjadi tren. Dan setiap bangsawan yang pernah membeli di sana menyebarkan tren itu ke manapun mereka pergi, sehingga lebih banyak lagi yang mengunjungi para desainer—sebutan Darco untuk profesi perancang baju. Sementara itu lantai lima adalah deretan balok-balok kaca besar berisi miniatur Kota Kastil dan kastil-kastil terbaru karya Darco Davilla. Siapapun bisa melihat tatanan setiap ruang di dalam kastil yang ingin mereka beli. Ini adalah cara paling efektif untuk memasarkan kastil-kastilnya, sementara seniman itu sendiri duduk di ruangan paling ujung, sambil sesekali melihat siapa saja tamu yang kebetulan datang saat dia berada di sana. Darco tak segan-segan menyapa dan menjamu mereka dengan makanan dan minuman terbaik dari kedai makanan di lantai tiga. 

Sepengetahuan Rearin, Darco pergi setelah meninggalkan hadiah untuk Ratu Caeris. Bagaimanapun dia tidak ingin merusak hubungan hanya karena perkara sepele. Awalnya Ratu Caeris tidak peduli dengan pemberian Darco. Tapi lalu membawanya ke ruang kerjanya. Motif unik pada buku itu membuat Rearin ingin tahu isinya juga. Sebab tidak pernah sebelumnya dia melihat buku dengan sampul menarik seperti itu. Buku-buku di perpustakaan Tenaquin memilih warna-warna gelap sebagai sampulnya. Koleksi Ratu Caeris sendiri Rearin juga sudah melihatnya. Sebab Putri Elein sering menghabiskan waktu di ruang kerja ibunya itu untuk mencari hal baru dalam buku. Dan dia yakin yang ada di meja Ruang Koleksi Kerajaan kemarin adalah buku hijau cerah yang sama dengan buku yang ditemukan Elein.

Melihat dari isinya yang memakai sudut pandang orang pertama, dan kata-kata gelapnya yang berhubungan dengan danau—

Mungkinkah hanya kebetulan karena Ratu Caeris ditemukan tewas di danau?

Jika tidak, artinya Darco memberi Ratu Buku Pengaruh?

Seorang filsuf bisa memengaruhi pembaca lewat tulisannya. Tapi Buku Pengaruh dibuat oleh seorang filsuf dengan tujuan khusus, memengaruhi pembaca dengan apapun yang dituliskan dalam buku. Dan tidak jarang digunakan untuk tujuan yang jahat—memanipulasi pemikiran pembacanya. 

Penolakan atas tawaran Darco bisa menjadi motif kuat untuknya mencelakakan Ratu Caeris.

Rearin sama sekali tidak menyangka. Tapi dia memutuskan membawa buku itu ke Ruangan Cenayang untuk memastikannya.



*****



SEBELUM MENAHAN PENJAHAT selalu ada pembacaan dari cenayang untuk memastikan kebenaran tuduhan. Tapi anehnya, Er'n, cenayang yang ditugaskan memastikan hal itu tidak melihat apapun pada masa lalu Darco. 

"Kau memakai jimat?!" tuduhnya. 

Darco terlihat tersinggung dengan tatapan merendahkan dari Er'n. 

"Kalau kau tidak melepaskannya, sama saja dengan mengakui bahwa kau pelakunya."

Tiba-tiba saja Darco teringat sesuatu. Bantuan. Dia membutuhkannya saat ini. Seseorang bisa membantunya. Pertemuannya dengan Ratu Caeris minggu lalu selain tidak menghasilkan apa-apa, sekarang malah merugikannya. Dia harus memikirkan bagaimana cara mengelabui cenayang di depannya. Satu-satunya keuntungan saat ini adalah cenayang manapun tidak akan bisa membaca masa lalunya. Sebab dia bukan bagian dari mereka. "Jadi, aku boleh melepasnya dulu?" 

Lihat selengkapnya