Serena Aisha Humaira
Rafa berdiri didepanku, matanya menusuk, menatap tajam sambil pura – pura dan memaksakan senyum yang kaku. Di sampingnya, seorang gadis berambut sebahu tersenyum seolah menyapa. Aku tersenyum padanya, lantas mengalihkan pandanganku pada Rafa.
“Hai!” kataku.
Kupaksakan senyum terbaikku hari itu. Tapi wajahmu tak kunjung surut, seolah – olah kamu marah saat menatapku dalam. Mungkin, kamu memang marah. Tapi aku hanya berdiri di sana sambil tersenyum, menyapamu seperti biasanya saat dulu kita saling menyapa. Seperti sapaan terakhir yang ku ucapkan padamu itu kemarin, terasa sangat familiar. Tapi ini sudah 3 tahun lamanya.
“Ini Rula.” Katamu akhirnya. Aku lega karena nada suaramu terdengar tenang.
Ku ulurkan tanganku pada Rula, jelas dia pacarmu. “Aku Serena.” Kataku sambil tersenyum.
Sesaat setelah aku kembali ke tempat dudukku, kurasakan pandanganmu menembus udara sampai terasa berat. Rasanya seperti kamu tidak melepaskanku dari pandanganmu.