Blurb
Jelita tersadar pada suatu tempat asing. Seorang pria berdiri menyeringai dengan gelas berisi cairan kecokelatan.
"Aku Kelana," orang itu memperkenalkan diri.
Tak ada tanggapan dari Jelita. Hanya tatapan kosong yang tertampil di sana. Sungguh mirip mayat hidup.
Kelana tidak tinggal diam. Dia ingin gadis yang ditemukan terkapar di tengah hutan dan kini tinggal di pondoknya kembali berpijar.
Mulai dari mengajaknya memancing dengan perahu, mengajari berenang, bercerita tentang Mc Candles yang mati konyol di hutan. Selanjutnya menjenguk padang bunga, melihat air terjun pelangi dan memijak negeri di atas awan.
Perjalanan demi perjalanan yang Kelana hidangkan menerbitkan senyum Jelita yang hilang. Gadis itu perlahan menanggalkan beban yang menyelubungi hati, jiwa dan pikiran. Dia semakin ringan menempuhi jalan setapak dalam hutan yang menyajikan kehidupan tak bertopeng. Sebuah kehidupan yang Jelita rindukan.
Kelana merasa Jelita telah siap untuk pulang. Namun gadis itu justru menjerit histeris tak ingin pulang.
Tak habis akal Kelana kemudian bercerita tentang dirinya. Kenyataan bahwa dia tak bisa lagi menginjak telatah peradaban. Dunia sana telah mengusirnya. Dia kini terpasung di alam berpeluk kedurhakaan.
Tidak dengan Jelita. Setidaknya denyut kehidupan masih menanti di sana.
Namun Jelita menyangkal perkataan Kelana. Dia pun bertutur kalau dirinya adalah orang yang terbuang.
Hanya alam yang terpikir bersedia menerima rentetan kisah kelamnya.
Rahasia masa lalu Kelana dan Jelita akan terungkap pada bab-bab terakhir. Termasuk kenapa keduanya terperangkap di hutan belantara.