Epilog
Aku tak punya dendam dan tak ingin mati lagi. Ada banyak warna yang menemani hidupku. Mencandu alam, menjadi aktivis lingkungan, berkumpul bersama orang-orang penggila alam liar, dan menemani hari-hari kakek-nenek yang tiba-tiba muncul setelah tragedi hilangku.
Ya, sekarang aku gemar berkelana demi mendamba bertemu kembali dengannya di puncak-puncak impian. Terus mengagungkan asa, hingga aku nyaris lupa dengan semua pesannya.
Ah, siapa sebenarnya dia?
Berhasil mengubah hidupku serupa pelangi. Menyibak nuansa kelam yang dulu menguasai diri. Mengobarkan bara hidup tatkala aku harus berkejaran dengan waktu.
Di manakah kau Kelana?
Hingga kini aku terus mencari dalam hamparan hijau yang telah menyembunyikannya dariku.
**