Memang benar, orang yang sedang kasmaran itu susah mengingat hal-hal lain. Bahkan rutinitas yang dilakukan sehari-haripun sering terlupakan. Apa yang terjadi pada Dina kurang lebih juga seperti itu. Biasanya kalau siang hari dia tidur, tapi untuk kali ini rasa kantuk seakan tak menghampirinya. Dina yang biasanya meluangkan waktu untuk berbelanja kebutuhan dapur saat hari libur saat ini dia juga tidak pergi berbelanja, bahkan teringat saja juga tidak. Sejak bangun tidur pagi Dina sudah teringat dengan Sofian, hingga kini dia hanya mondar-mandir kedalam dan keluar rumah menanti Kedatangan Sofian. Beberapa saat Sofianpun datang juga menjemputnya. Wajah yang berbingar bahagia terlihat jelas.
Sofian segera memutar sepeda motornya, sedangkan Dina berjalan ke arah Sofian, "sudah siap dik?" Tanya Sofian sembari menyapa Dina dengan senyumnya.
"Sudah mas, yuk jalan!" Jawab Dina tersenyum, meskipun agak sedikit malu tapi Dina juga bersemangat sekali untuk pergi dengan Sofian. Mereka berduapun segera meluncur meski tanpa tahu tujuan. Dalam perjalanan sesekali mereka saling bertanya mengisi waktu dalam perjalanan.
"Kemana kita mas?" Tanya Dina.
"Nggak tahu! Enaknya kemana?" Jawab Sofian kembali bertanya.
"Ya nggak tahu, kan mas Fian yang ngajakin! Kemana aja lahhh... aku ngikut aja."
"Oke, terserah aku ya?" Ucap Sofian.
"Hu um." gumam Dina.
Setengah jam berkendara Sofian belum juga berhenti di suatu tempat. Hingga Dina bertanya-tanya dalam hati
"mau di ajak kemana aku ini, kok nggak sampai-sampai?"
Tak begitu lama akhirnya Sofianpun menghentikan motornya di sebuah tempat yang sepertinya sudah sering ia datangi. Sebuah bukit di tepi jalan. Terlihat seperti bekas tempat tongkrongan seperti taman. Dina penasaran dengan tempat itu, terlihat indah tapi sepi.
Dinapun bertanya, "tempat apa ini mas?" Sembari melihat sekeliling tempat itu.
"Udah naik aja yuk, nanti juga tahu!" Sofian mengajak Dina, seperti ingin menunjukkan sesuatu.
Kemudian mereka berjalan menaiki bukit itu, Sofian menggandeng tangan Dina menuju ke atas bukit. Tanpa banyak bicara Dina mengikuti saja ajakan Sofian. Sesampainya di puncak bukit Dina takjub melihat pemandangan sekeliling bukit itu, pamandangan yang sangat indah sekali terlihat dari puncak bukit. Sofian melepaskan tangannya yang sedari tadi menggandeng tangan Dina. Sedangkan Dina bergerak memutar perlahan menikmati pemandangan yang ada. Ia tak menyangka ternyata ada tempat yang indah di kotanya yang sebelumnya tak pernah ia tahu.
Tempat yang penuh rumput rendah layaknya taman pada umumnya, tanaman bunga-bunga yang tersusun rapi, tak begitu banyak pohon dan keadaan alam di bawah bukit yang tampak begitu indah.
Gerakan Dina berhenti, hanya bola matanya bergerak ke kanan kiri mencari keberadaan Sofian yang tiba-tiba tidak ada di sebelahnya. Sofian tersenyum melihat apa yang Dina lakukan, kemudian ia memanggil Dina yang belum juga melihatnya.
"Hei, sini!" Sembari melambaikan tangannya.
Dinapun menelusuri arah datangnya suara Sofian, ia pun melihat Sofian yang sedang duduk di bawah pohon yang rindang melambaikan tangan memanggilnya. Dina berlari kecil menghampiri Sofian.
"Kok aku ditinggalin sih?" Ucap Dina.
"Hehehe, sini duduk!" Kata Sofian lembut.
"Tempatnya indah banget ya, tapi sepi!" Komentar Dina pada tempat indah itu.
"Justru karena sepi makanya kamu aku ajak kesini. Tanpa banyak orang kan jadi lebih syahdu hahaha." Jawab Sofian menjelaskan sembari menggoda Dina.
Dina pun tersenyum manis mendengar ucapan Sofian. Meski malu-malu tapi kalimat-kalimat dari Sofian sangat ditunggu Dina, ucapan-ucapan Sofian banyak disertai dengan sanjungan-sanjungan pada Dina. Sehingga membuat Dina berbunga-bunga dan selalu ingin mendengar kalimat-kalimat datang dari bibir tipis Sofian. Dina segera duduk sembari memukul pelan ke paha Sofian yang berada di sebelahnya.