Tentang aku dia & belajar mencintaimu

ghiela
Chapter #10

Mengunjungi Ibu

Dalam kehidupan semua tak selalu berjalan seperti yang di inginkan, suka duka selalu datang silih berganti. Dina yang bahagia di masa kecilnya bersama ayah dan ibunya berubah menjadi duka yang teramat panjang ketika ayah tercintanya jatuh sakit dan meninggal dunia. Sedang Sofian dimasa lalu yang begitu bahagia dengan hubungannya bersama Yulli beberapa bulan seketika menjadi kehilangan semangat hidupnya saat Yulli mengingkari janji untuk setia menunggu namun malah menikah dengan pria lain tanpa sepengetahuan Sofian. Akan tetapi kini Dina dan Sofian kembali bahagia dan bersemangat untuk menjalani kehidupan. Cinta mempertemukan mereka dan memberi berjuta-juta harapan. Setelah hadirnya nama Yulli di dalam hubungan Sofian dan Dina, mereka semakin optimis untuk merangkai harapan-harapan baru untuk bahagia bersama.

Pagi yang cerah dengan sinar mentari yang begitu terang, menyambut Dina dengan segala kesibukan yang akan dilakukannya. Tak satupun kata yang tepat untuk menggambarkan suasana hati Dina di pagi ini terkecuali kata "bahagia". Yah, kata bahagialah yang paling pantas menggambarkan susana hati Dina. Kondisi fisiknya sudah pulih dari demam dan keletihan, hatinya seolah bagaikan melati yang bermekaran dipenuhi harum wanginya. Kepanikan Sofian ketika mendengar dirinya demam hingga langsung datang menjenguknya membuatnya merasa semakin berarti untuk Sofian. Tak ada lagi yang harus dipertanyakan untuk menguji kesungguhan cinta Sofian.

"Hahhhh... ternyata udah pagi, terima kasih TUHAN Engkau masih memberiku kehidupan hari ini, dan terimakasih Engkau telah hadirkan Sofian dalam hidupku." Dina berkata dalam hati menyambut paginya dan bersyukur atas segala nikmat yang telah TUHAN berikan padanya.

Dina segera turun dari tempat tidurnya, ia berjalan ke kamar mandi mencuci muka dan menggosok gigi dan membuang air kecil. Setelah itu semua, Dina duduk sejenak di kursi kecil di dapur, berdiam diri sesaat dan teringat ibunya yang beberapa hari belum datang menjenguknya, dan dia pun juga tak terpikirkan untuk menjenguk keadaan ibu, adik dan keluarga di kampung halaman tempat ibunya dilahirkan. Lamunannya seketika buyar setelah Puspus kucing kesayangannya mengeong dan berputar-putar mengelilinginya. Melihat kucing kesayangannya mengeong tanda meminta makanan, Dina pun langsung berdiri meninggalkan kursi tempatnya melamun dan mengambilkan makanan untuk kucingnya. Ia lanjutkan aktifitasnya menyapu, membuka kain-kain penutup jendela dan yang lainnya.

Semua sudah bersih dan rapi, Dina kemudian mandi untuk membersihkan diri. Dina begitu bersemangat pagi ini. Setelah bersih dan berdandan rapi ia sempatkan diri untuk membaca sebentar buku kecil yang tempo hari belum selesai ia baca. Sebuah novel yang menceritakan tentang kisah kehidupan seorang gadis sederhana yang tinggal di sebuah desa di kaki gunung yang asri dan masih kental dengan budaya leluhurnya. Hanya tinggal beberapa lembar saja untuk menyelesaikan kisah dalam novel itu, ia baca dengan cermat dan menghayati kisah gadis itu hingga selesai. Baginya kisah dalam novel itu sangat menginspirasi dirinya, perjalanan hidup seorang gadis yatim piatu yang berjuang mencari penghidupan untuk menghidupi diri dan adik-adiknya. Hal ini membuat Dina kembali teringat ibu dan keluarganya. Ia berdiri meletakkan novel di rak buku dan memperhatikan hp-nya yang tergeletak di meja belajarnya.

"Ibu kenapa ya, sudah seminggu nggak kemari. Mungkin sebaiknya aku yang kesana menjenguknya. Kayaknya nggak perlu ke sekolah dulu hari ini, lagian juga nggak ada yang dikerjakan di sekolah, kalaupun ada yang penting Erin juga pasti ngabarin aku." Gumam Dina dalam hati sembari mengambil hp-nya. Ia membuka menghidupkan hp-nya, terlihat notifikasi satu pesan masuk menunggu untuk ia baca. Dina pun langsung membuka isi sms itu.

"Met pagi sayang!! Udah sembuh apa belum? Kalau perlu sesuatu aku kabari aja ya!" Satu pesan pertama dari Sofian diawal hari.

Dina melihat waktu masuknya sms Sofian. Tertera pukul 05 : 07 di bagian paling bawah sms itu. "Wah... udah dari tadi, pasti mas Fian nunggu balasan nih, pagi sekali mas Fian bangun." Gumam Dina setelah membaca sms dari Sofian, khawatir Sofian akan mengkhawatirkannya keadaannya, ia langsung membalas.

"Maaf kelamaan balesnya, tadi bersih-bersih rumah, aku udah sembuh kok mas, kan udah dirawat sama dokter cintaku!" Balas Dina memanja dan membuka canda diawal harinya.

"Hehehe..., kesekolah apa enggak sayang, aku antar ya?" Balas Sofian menawarkan diri.

"Aku nggak masuk aja ah, kalau mas Fian mau anter, anter aku ke tempat ibu aja ya!"

"Ooo... gitu, sekalian mau ngenalin aku sama calon mertua ya dik?"

"Hehehe, iya. Aku tunggu ya!" Balas Dina.

"Oke siap meluncur sayang."

"He em..., hati-hati di jalan." Balas Dina mengingatkan.

*****

Setengah jam kemudian Sofian datang menjemput Dina. Mendengar suara motor Sofian Dina langsung menuju halaman rumahnya. Terlihat Sofian memarkirkan sepeda motornya dan melepas helm, memakai baju berwarna hitam berjaket abu-abu.

"Mas rapi amat?" Ucap Dina kagum.

"Masa sih dik?" Jawab Sofian.

"He em... kelihatan lebih ganteng!"

"Kan mau ketemu calon mertua hehehe..., dah siap apa belum?" Sahut Sofian.

"Udah mas, tinggal ngunci pintu aja."

Dina kembali masuk kedalam rumah dan menutup jendela dan mengunci pintu belang, lalu kembali melangkah kedepan rumah kemudian menutup dan mengunci pintu depan.

"Bulek aku kerumah ibuk ya!" Dina berjalan ke arah Sofian bersiap untuk berangkat sembari berteriak memberi tahu ibu Winda yang berada di dalam rumah.

Dina mengambil helm yang di ulurkan Sofian padanya, memakainya kemudian naik ke atas motor dan meletakkan kedua tangannya di pinggang Sofian.

"Pelan-pelan aja ya mas" ucap Dina mengingatkan.

"Siap sayang!" Ucap Sofian cepat menjawabnya.

Sofian menghidupkan motornya dan melaju segera meluncur ke rumah ibu Dina tinggal. Dina banyak bercerita mengenai ibunya selama perjalanan. Sofian begitu senang karena Dina ingin mengenalkannya pada ibunya. Sofian merasa Dina bersunggah-sungguh menjalin hubungan dengannya, dengan mengenalkan pada ibunya itu artinya kemungkinan Dina berharap hunbungan mereka tidak hanya sebatas pacaran biasa, akan tetapi hubungan ini akan berlanjut kepernikahan jika saatnya nanti tiba.

"Mas Fian udah siap ketemu ibu?" Kata Dina menguji Sofian dalam perjalanan.

"Ya siap banget! Aku pingin tau banget tanggapan ibumu tentang hubungan kita dik!" Jawab Sofian meyakinkan.

Lihat selengkapnya