Tentang aku dia & belajar mencintaimu

ghiela
Chapter #16

Hari pertama di kontrakan

Suasana baru, rutinitas baru dan harapan baru. Dina mulai mengemas semua keperluannya yang di butuhkan untuk tinggal di kontrakan nantinya. Dengan semangatnya ia berusaha memulai semua hal baru tanpa kekasihnya, Sofian! Banyaknya perlengkapan yang ia butuhkan selama di kontrakan, Tentu Dina tidak mampu membawanya seorang diri, Dina pun akhirnya meminta bantuan dari Winda.

"Met pagi..., mbak... mbak Winda!" Suara lantang Dina memanggil Winda.

"Ada apa Din? Semangat banget kayaknya pagi ini kamu Din." Ucap Winda sembari menghampiri Dina.

"Hehehe..., boleh minta tolong nggak?"

"Boleh, emang apaan?"

"Belum tahu ya? Aku dapet kerjaan baru mbak. Pagi ini aku mau bawa barang-barangku kesana. Anterin ya!"

"Iya bisa, emang kerja dimana? Kok bawa-bawa perlengkapan menginap segala?"

"Di toko busana mbak. Di sana disewain rumah sama juragannya. Kan lumayan nggak perlu ngeluarin ongkos untuk pulang pergi."

"Ooo... ya udah, aku siap-siap dulu ya." Kata Winda bersedia membantu.

Mereka kemudian berangkat ke toko busana milik bu Ratna. Dengan bawaan Dina yang lumayan banyak dan cukup merepotkan, sebagian ia taruh di bagian depan, sebagian digendong oleh Dina dengan tas ranselnya dan sebagian lagi Dina menentengnya. Karena bawaan yang lumayan banyak sesekali mereka berhenti bergantian posisi agar tidak kecapekan.

*****

"Stop... stop mbak, udah sampai nih!" Dina meminta pada Winda untuk berhenti.

"Beneran ini Din?"

"Iya, yuk turun. Tu kontrakannya di seberang jalan. Bentar ya aku nemuin bosnya dulu. Kemudian Dina berjalan masuk ke toko dan menemui bu Ratna.

"Maaf bu saya terlambat. Tadi ngemas pakaian dulu jadi kesiangan berangkatnya."

"Nggak papa Din, terus mana pakaianmu?"

"Itu di depan, masih di motor bu."

"Ooo ya udah sana suruh bantuin Doni."

Kemudian Dina keluar toko dan meminta Doni untuk membantunya mengangkat barang-barangnya. Setelah ada Doni yang membantu akhirnya Winda berpamitan untuk pulang. Selesai dengan urusan barang-barangnya Dina dan Dina pun kembali ke toko dan memulai pekerjaannya.

Maklum, karena toko busana milik bu Ratna masih baru sebulan jadi belum banyak pelanggan. Dina dan Doni lebih banyak menghabiskan waktunya dengan mengobrol. Bahkan terkadang bu Ratna juga ikut nimbrung mengobrol dengan mereka. Meskipun bu Ratna jauh lebih tua dari mereka tapi bu Ratna sangat pandai bergaul hingga apa yang Dina dan Doni bicarakan beliau juga bisa nyambung.

Seraya mengobrol, bu Ratna sesekali menyelipkan nasehat untuk Dina dan Doni. Saking asiknya menikmati suasana obrolan mereka sampai tak terasa waktupun sudah mendekati pukul 04 : 00 sore. Seperti biasanya, Doni pun mulai membereskan bekas acakan beberapa pelanggan yang tak begitu banyak. Dina membantunya, sedang bu Ratna membukukan omset hariannya. Begitu selesai mereka menutup toko dan beristirahat di kontrakan. Sedangkan bu Ratna langsung pulang.

*****

Hari pertama bagi Dina tinggal di kontrakan. Seumur-umur dia tak pernah merasakan bagaimana rasanya tidur di kontrakan yang terasa masih asing baginya. Sambil menunggu gelap Dina luangkan waktu sorenya untuk main sebentar ke kontrakan Doni yang hanya berbatasan dinding tembok dengan kontrakannya.

"Srekkk... srekkk... srekkk" suara langkah kaki Dina melangkah pada teras depan kamar Doni. Membuka mulut ingin berkata, al hasil Dina hanya menganga terbuka mulutnya dan tak bersuara ketika ia melihat dari balik kaca jendela Doni sedang sholat. Dina menghentikan langkah dan duduk di bangku yang ada di teras kamar Doni. Tidak ingin mengusik konsentrasi Doni Dina hanya diam tak bersuara, ia hanya memandangi Doni yang sedang sholat dari balik jendela.

Dalam hati Dina seakan tidak percaya dengan apa yang ia lihat di hadapannya, "ah masa iya Doni setekun itu? Atau jangan-jangan dia hanya cari simpati aja dari aku? Hummmm dasar Doni. Badung ya badung aja Don, nggak usah sok alim lah!" Celoteh Dina dalam hati.

"Ehemmm..." Dina pura-pura dehem berniat agar Doni mengetahui keberadaannya.

Beberapa menit tampak Doni sudah melakukan salam gerakan penutup sholat. Mendengar suara dehem Dina ketika pertengahan sholatnya Doni pun menoleh arah pintu dan jendela.

"Eh kamu Din, sini masuk!"

"Hehe.. sorry ganggu! Kamu jadi nggak konsen sholatnya."

Lihat selengkapnya