Tentang Hujan

Lila arini
Chapter #2

Central

Andy terpaku, melihat perempuan berbalut jaket polar coklat yang berdiri memunggunginya. Rambut hitam panjang, terlihat agak berantakan. Tapi tak mengaburkan siluet wajah yang membuat jantungnya berdetak keras.

Arin! Dia mirip Arin! 

Andy sudah bersiap untuk memanggil perempuan itu. Tepat disaat bersamaan, pintu kereta terbuka di stasiun Central. Sosok itu turun berbarengan dengan arus manusia. Detik terakhir di saat pintu kereta hendak menutup, tanpa pikir panjang Ia ikut melesat keluar. Demi memenuhi rasa penasarannya, meski stasiun ini bukanlah tujuannya.

Langkah perempuan itu tidak tergesa, meski arus disekitarnya bergerak dengan cepat. Andy ikut mempercepat langkah, tak ingin kehilangan sosok tersebut.

"Sialan, ramai banget!" Andy bersungut dengan tersengal. Ia berjalan cepat, memburu langkah perempuan yang diyakininya mirip Arin tersebut. Meski dengan menabrak beberapa orang.

"I'm sorry, emkoi--emkoi!" ucapnya kepada beberapa orang yang tak sengaja tertabrak. Matanya hanya fokus pada kepala yang timbul tenggelam, diantara banyaknya sosok yang berbaur. Susah payah ia mengejar agar tak kehilangan.

Antrian di mesin tiket keluar, memperpendek jarak diantara keduanya. Perempuan itu mendadak berhenti, lalu mengaduk kantong ransel mencari sesuatu. Andy tersenyum, jarak mereka kini hanya beberapa langkah. Ia yakin penglihatannya tidak salah. Sosok tersebut memang Arin. Meskipun ia harus memastikan dengan menegurnya. Tapi untuk saat ini ia memilih menikmati kepanikan dari raut wajah, yang masih disibukkan dengan pencariannya. Ia pasti mencari kartu octopus untuk di-tap di mesin tiket. 

Andy mengamati sambil memperlambat langkah. Perempuan itu masih mengaduk kantong ransel. Sesaat kemudian, rautnya terlihat lega. Perempuan itu mengeluarkan dompet. Lalu berjalan ke arah mesin tiket. Menempelkan kartu octopus pada layar. Untuk membayar tiket MTR secara otomatis. 

Lihat selengkapnya