Andy memencet keypad, mengetik dua belas nomer berikut kode negara. Nomer ponsel Rana. Ada yang ingin ditanyakannya, tentang Arin. Tetapi ia sungkan untuk bertanya langsung kepada perempuan itu. Andy berharap, penjelasan Rana sedikit membantunya. Tak lama, Andy mendengar nada sambung.
"Yup! Whazzup? Rana's speaking." terdengar suara Rana yang santai menyambutnya. Sedetik kemudian ia memekik senang, ketika tahu Andy yang menghubunginya. "Woah, men! Ada apa, nih? Tiba-tiba calling gue! Ah, mau merit ya, lo!" sahut Rana antusias.
Andy mendengar derai tawa Rana yang merasa lucu dengan kalimatnya sendiri. Andy ikut tertawa. Dengan menekan antusiasme, ia mengatakan kangen mengobrol dengan Rana. Sudah lama mereka tidak saling berkirim kabar. Rana sekelas dengan Andy. Mereka juga tergabung dalam kelompok belajar. Rana dan Andy cukup dekat, namun Rana lebih akrab dengan kakaknya. Setelah insiden yang terjadi pada Akimora. Rana adalah orang pertama yang dicari Andy, untuk menghimpun keterangan. Mungkin kawan dekat yang belum diinterogasinya perihal Arin, tinggal Rana. Tapi Rana sudah berangkat saat Andy tiba. Sehari setelah panggilan kerjanya ke pulau Borneo.
"Ra, masih ingat Arin?" tanya Andy, setelah sedikit berbasa-basi.
"Arin-nya Akimora?" sahut Rana lugas. Kalimat itu seperti terlepas begitu saja dari mulut Rana. Seketika keduanya terdiam, cukup lama. Andy memaki dalam hati. Seharusnya dari dulu ia bertanya pada Rana.
"Aku bertemu Arin disini." kata Andy. Ada jeda keheningan yang panjang. Keduanya terdiam. Seperti sebuah berita besar, yang disampaikan oleh Andy. Sehingga membuat Rana tidak dapat berkata-kata untuk menanggapi. Terdengar tarikan napas berat dari ujung sana.
"Kalian--bertemu?" tanya Rana pelan. Seperti ingin memastikan.
"Ya, tidak sengaja minggu lalu." jawab Andy.
Hening sesaat sebelum Rana kembali bersuara. "Wow! Menakjubkan!" serunya.
"Ya, seperti takdir!" sahut Andy perlahan. Lalu, lagi-lagi kembali hening. Baik Rana maupun Andy nampak memilah kata-kata sebelum berbicara.
"Ra... Arin kenapa? Kamu tahu sesuatu?" tanya Andy berhati-hati.
"Sesuatu? Sesuatu apa, yang kamu maksudkan?" suara Rana terdengar tidak nyaman. Andy seperti dapat melihat raut Rana. Lelaki itu pasti sedang menautkan kedua alisnya. Terdengar pula suara gemerisik, pertanda posisi duduk Rana yang gelisah.
"Entahlah. Sesuatu mengenai--Arin-nya Akimora--Maybe?" kata Andy. Sengaja memberi penekanan pada pernyataan Rana sebelumnya. "Kamu tahu sesuatu tentang mereka?" tanya Andy, memburu Rana. Sesungguhnya, ia merasa tidak enak menggali informasi dengan cara seperti ini. Tapi rasanya tak ada cara yang lebih cepat, untuk menuntaskan rasa penasarannya. Ia sudah bertemu Arin, dan berbagai pertanyaan, kembali memburunya.
"Sesuatu apa yang ingin kamu ketahui, Ndy? It's been years now! Akimora sudah merit, kan?" jawab Rana. Mengelak memberikan keterangan lebih. Andy semakin yakin dengan dugaannya.