aku rindu, pembicaraan kita tentang hujan sore itu,
teritis air di atap bergenting merah,
begonia tertawa,
dedaunan merah bercanda; ranting kayu bergembira,
hujan yang membuatmu berkesah,
sebab menjadikan sepatumu basah
aku suka melihatmu dalam hujan,
rambutmu kuyup dengan bibir membiru,
lantas kita berebut masuk ke teras rumah; sepatu basah membuatmu terjerembab
kau tertawa; aku tertawan
kini,
hanya sepasang sandal tersisa,
termenung di sudut beranda
aku luka, kau tiada...
--
Krik. Krik.
Suara jangkrik terdengar dari notifikasi ponsel. Mengalihkan perhatian Andy dari berkas yang sedang diperiksanya. Ia melirik sekilas. Sebuah nama muncul pada layar. Dengan sigap Andy menyelesaikan berkas terakhir. Mengenai pelaporan barang tertinggal. Tinggal mengisi satu lembar blanko lagi. Klaim dari penumpang asal Indonesia. Mengenai barangnya yang tertinggal di Bandara. Joanna Hon, shift penggantinya. Kesulitan dengan bahasa Inggris yang digunakan penumpang tersebut. Maka Andy membantunya sebelum pulang, meski jam kerjanya sudah selesai sepuluh menit lalu. Sebagai supervisor sentra pelayanan Lost and Found, bandara Chek Lap Kok.
Sebelum beranjak pulang, terlebih dulu Andy mengucap salam dan terimakasih pada rekan kerjanya. Lantas ia bergegas keluar ruangan menuju Hall A. Dimana terdapat shelter bus, yang melewati Kenneddy Town. Biasanya ia naik MTR. Tapi hari ini, Andy berniat mengambil rute pulang lebih lambat.
'Ok, see u there'' Jawaban singkat, dikirimkan Arin beberapa saat lalu. Kemarin pagi, melalui chat pesan. Andy mengajak Arin makan malam di Shing Sai Road. Kawasan tersebut dekat dengan apartement Arin di Kenneddy Town. Akan mudah bagi Arin untuk kesana. Ternyata, Arin butuh 24 jam lebih untuk menjawabnya. Meski mereka sudah bertukar nomer. Bahkan saling memfollow akun medsos.