Tentang Hujan

Lila arini
Chapter #18

Epilog

bahwa setiap pertemuan, adalah rencana diluar kuasa, sebab katanya cinta tak berupa, leluasa membawa kita mengangkasa

maka aku gerimis, dan kau cahaya matahari, ketika kita berjumpa, selengkung busur pelangi tercipta

--

"Yah... Yah... Hujaaan.."

"Hujan!"

"Aduh! Semoga tidak bertambah deras!"

"Aduh! Bajuku!"

Teriakan terdengar di sana sini. Orang-orang berhamburan, meninggalkan kursinya. Tak terkecuali Andy. Dengan sigap ia mengambil ancang untuk berlari. "Aduh, kue-nya.." teriak Andy, dengan reflek bergerak. "Aduh, sudah... Nggak usah, Ndy!" Arin berteriak, berusaha mencegah Andy. Namun lelaki itu sudah bergerak cepat. "Tunggu bentar!" katanya. Dengan tak sabar Andy berlari di atas rumput yang telah basah. Kombinasi sepatu baru yang bergesekan di rumput basah menghasilkan kolaborasi yang gagal. GUBRAK!

Lelaki itu sukses terjerembab hanya empat langkah di depan Arin, dan para tamu yang lain. Mereka menatap Andy yang sudah memasang wajah konyol. Mau tak mau mereka semua ikut tertawa. Andy membenarkan kalimat yang sering dibacanya di media sosial. "Sakitnya nggak seberapa, tapi malunya itu!" 

Lihat selengkapnya