Tentang Kita

Nurmalasari
Chapter #1

Iam Ten and He is Twelve #1

Mei 2006.

Meara Sassy Kierana akhirnya bisa bernapas lega karena bisa menjadi calon siswa SMA HARAPAN BANGSA yang menjadi sekolah tujuannya, tidak mudah untuk Meara bisa lulus karena persaingan akademik cukup tinggi, Ingat pada saat pengumuman kelulusan calon siswa namanya masuk ke nomor urut 174. Walau Meara tidak masuk kelas akademik terbaik tapi ia cukup bangga.

"Ayah, ibu. raraa pergi dulu ya." teriak Meara dari ruang tamu yang siap untuk ke swalayan dekat rumah dan sang kakak yang biasa dipanggil kak Randi sudah siap dengan motor besarnya untuk antar sang adik belanja kebutuhan sekolah.

"Kak nanti nggak perlu ditunggu, soalnya aku mau ke rumah Jasmine." ungkap Meara yang tak sabar ingin bertemu sahabat dekatnya yang kebetulan tinggal di dekat swalayan.

Meara pun segera naik motor dibonceng kak Randi.

Pagi ini cukup cerah, Rara menikmati perjalanan menuju swalayan. Ia ingat satu-persatu ketika masih SD sampai SMP jalanan menuju sekolah yang satu arah dengan swalayan bersama teman-teman. Tak terasa sekarang sudah masuk SMA. Ketika berhenti dilampu merah ia melihat ruko 2 lantai tempat biasa teman-teman main game di rental PS. Walau ia tak suka game tapi namanya juga ikut teman-teman.

Sampai depan swalayan, meara sengaja turun di butik luar swalayan milik keluarga Jasmine. "Jadi nggak perlu dijemput?" Tanya kak Randy memastikan.

"Iya kak, nanti di anterin sama Jasmine." jawab Meara tersenyum.

"Yaudah, baek-baek Lo!" Randi pun segera berlalu.

"Raa," teriak Jasmine dari dalam butik, mereka pun berlari cepat dan saling berpelukan.

"Congrat ya raa, akhirnya jadi anak Harba juga."ungkap Jasmine senang sahabat baiknya itu diterima sekolah favorit SMA Harapan Bangsa.

"Iya tapi tetep aja kurang, nggak ada Jasmine." ungkap Meara manyun.

"Yaudah, hari ini aku traktir gimana?"ajak Jasmine.

"Dalam rangka apa?" Tanya Jasmine curiga.

"Dalam rangka gue nggak jadi masuk Harba!" jawab Jasmine bahagia karena ortu akhirnya menyetujui untuk tidak masuk sekolah sama dengan meara.

"Yeee, dasar! Bilang aja mau seneng-seneng doank di SMA." jawab Meara manyun karena Jasmine sengaja tak mau daftar di harapan bangsa.

"Ya, nggak lah raa, sekolah dimana aja itu pasti belajar. Cuma bedanya kalau di sekolah Lo itu lebih extra belajarnya." ungkap Jasmine terlihat tak suka dengan sekolah meara.

"Yaudah temenin aku beli sepatu." pinta meara segera mengajak jasmine ke dalam swalayan.

Setelah selesai belanja perlengkapan sekolah, Jasmine mengajak Meara ke toko buku yang lengkap dengan alat musik.

Pandangan meara tertuju pada gitar yang rasa nya ingin ia petik. Saat melihat harganya meara terkejut.

"Mahal banget." Bergumam. 

“Waah keren juga neh,” timpal cowok yang mendadak menghampirinya untuk melihat gitar yang sama mahalnya tepat di depan Meara. Ketika cowok itu mengambil gitar itu, Meara sadar kalau belanjaan yang ia letakkan di lantai berpindah sedikit karena langkah kaki cowok itu.

"Mbak boleh ini satu." Meminta penjaga toko untuk di bawakan ke kasir dan tersenyum pada Meara.

Meara membalas dengan senyuman yang ragu pada cowok yang tak ia kenal tapi membuatnya penasaran karena di tas kedua siswa itu terdapat label nama Lucas 23 Harapan Bangsa dan ScO 23 Harapan bangsa. Cowok itu segera menuju kasir yang disana sudah ada cewek berkaca mata menunggunya. Meara mulai menebak kalau mereka siswa SMA Harapan Bangsa.

"Beli gitar mahal?" Bergumam lagi dengan melihat tas belanjaan nya yang ia beli dengan harga diskon.

Meara mulai bertanya apakah benar sekolah itu selain tempatnya siswa cerdas akademik, penuh bakat juga kaya raya? Menghela nafas karena rasa tak percaya diri mulai melanda.

"Raa, ngelamun aja!" Sapa Jasmine membawa minuman dingin untuknya.

"Barusan ada anak Harba Jess." ungkap Meara sedikit lemas.

"Emang kenapa?" tanya Jasmine heran.

"Mereka belanja gitar mahal." jawab Meara mulai tak pede.

"Raa, namanya gitar mana ada yang murah." ungkap Jasmine ada benarnya juga.

"Tapi Jess, pas aku daftar ke Harba, emang penampilan anak Harba itu pada keren-keren." jawab Meara memang sedang tak pede.

"Raa, ntar kalau Lo pake seragam Harba keliatan keren juga kok." jawab Jasmine santai.

"Nggak Jess, maksud aku tuh. Kayaknya selain anaknya pinter mereka tuh anak orang kaya deh." ungkap Meara manyun.

"Ya ampun, Raa! Yang Lo pikirin itu nggak penting banget seh. Biasanya Lo santai aja sama yang begituan." jawab Jasmine kenal betul dengan sahabatnya yang jarang tak pede.

"Udah, mending kita ambil foto aja yuk Raa." ajak Jasmine ke segera ke toko cuci cetak foto.

"Koh, mau ambil foto." sapa meara pada pemilik toko.

"Waahh raa, lucu-lucu ya foto temen-temen." ungkap Jasmine setelah menerima foto yang sudah dicetak.

"Trimakasih ya koh." ungkap Jasmine pada pemilik toko setelah membayar.

Di kursi swalayan,

"Raa, ini buat Lo!" Jasmine memberikan satu set alat tulis motif bunga sakura.

"Biar di Harba Lo tetep inget sama gue." ungkap Jasmine.

"Jess, ini cantik banget!," jawab Meara terharu. "Thank you." ungkap Meara memeluk temannya itu.

"Tapi kita kan masih bisa ketemu Jess." ungkap Meara

"Iya donk, kalau lagi libur trus nggak ada tugas kita main lagi ya Raa." ungkap Jasmine bahagia. Mereka pun tertawa bersama setelah kembali melihat-lihat foto kenangan ketika di SMP yang baru saja di cetak.

~~~ Juni 2006.

Pagi hari di ruang makan.

Rumah Pradias Bintang Satria, seperti biasa asisten rumah tangga membuatkan sarapan dengan 4 menu yang berbeda untuk bintang nasi goreng dan teh hangat, Moona adiknya sandwich dan susu, ayah Kopi dan roti coklat dan ibu roti panggang dan air putih. Dengan posisi bawaan tas dan berkas masing-masing yang seperti akan cepat sarapan atau tidak santai karena kesibukan di telvon kecuali Moona yang paling santai dengan tas yang tak seberat kakaknya.

“Berat banget tuh tas, batu ya isi nya?” Komen Moona cukup manyun melihat ayah, ibu dan kakaknya.

Kedua orang tua bintang seorang pebisnis yang cukup sukses. Tapi kebiasaan sarapan pagi tetap dipertahankan sebagai quality time pagi yang terkadang singkat.

" Ingat Moona jangan buat ulah lagi, Jangan buat malu ayah."

Ayah mengungkapkan dengan sabar pada anak bungsunya itu yang suka buat ulah di sekolah dengan mulai menikmati roti coklat.

Selama sekolah di SMP, moona sudah 7x pindah sekolah karena tidak betah dan suka buat ulah.

"Kalau Moona buat ulah, ibu akan pindahkan Moona di sekolah mas dias (panggilan bintang di rumah)." Nasehat ibu memberikan sarapan untuk Moona.

"Iya ampun bu, Moona nggak akan mau masuk sekolah mas dias, Isinya anak pinter semua." dengan ekspresi manja dan cuek.

"Heemm liat aja, paling juga sebulan lagi buat ulah." Ekspresi bintang mengejek adiknya dengan menikmati nasi goreng.

Moona pun memainkan mulutnya untuk membalas ejekan bintang.

"Bintang dan Moona harus selalu ingat pesan ayah dan ibu, kalau kita mau sukses ya kita harus disiplin dan tidak buat ulah, mengerti? " Ungkap Ibu masih melayani kedua anaknya untuk sarapan.

“Ibu tidak meminta moona untuk naik di akademik, cukup patuh dengan aturan sekolah.” tambah nasehat ibu pada anak perempuan kesayangannya itu.

“Iya ibu sayang.” jawab Moona yang juga begitu sayang pada ibunya yang tak kurang memberikan kasih sayang di tengah kesibukan berbisnis.

"Kalian harus ingat kita pernah berada di titik yang sulit, Bintang dan Moona adalah harapan ayah dan ibu, jangan kecewakan kami." Ungkap ayah mulai serius menasehati kedua anaknya. Sejenak Bintang ingat pada saat ia masih SD, kehidupan keluarga tak seperti saat ini dimana semua yang dibutuhkan ada. Bisnis keluarga berjalan sangat sukses bahkan tak ketinggalan Kakeknya yang sudah tua pun masih bisa membangun bisnis nya yang sempat bangkrut. Sebagai anak yang menyaksikan kedua orang tua nya berjuang melewati kesulitan ekonomi, tertanam pada diri nya tak akan kecewakan kedua orang tua nya.

(Tiba-tiba asisten rumah tangga datang menghampiri bintang)

“Mas dias maaf ada mbak Sesil di depan.” Menunjukkan dengan posisi ibu jari di atas tangan kiri ke arah pintu rumah.

“Tuh udah di datengin sama pacar paling posesif sedunia!, “Pricilia putri”.” Moona segera ambil kesempatan untuk membalas dengan mengejek kakaknya itu.

"Padahal Sesil itu kan cantik, baik, kita sudah mengenal keluarga nya tapi kenapa masih di gantung sama anak ibu ini?" Tanya ibu heran, Ayah hanya tersenyum.

"Ya kalau selera Bintang lebih dari Sesil, kita dukung saja bu." Jawab Bapak berusaha membela bintang. Bintang hanya terdiam dan menghela napas dan segera ke arah depan. tidak lupa mencium tangan bapak dan ibu.

"Bintang berangkat bu, ayah." segera bintang berangkat sekolah.

Di halaman rumah,

Terlihat Pricila putri atau Sesil membuka kaca jendela mobilnya.

“Bintang aku sengaja jemput kamu.” Sesil segera menghampiri dan menyapa bintang dengan manis. 

“Lain kali kamu nggak perlu jemput!” bintang menjawab dengan malas dan melepaskan tangan sesil pada pergelangan tangannya.

“Tapi kan aku udah jemput.” Usaha sesil meminta dengan manis.

“Aku mau anter Moona!” bintang Mencari alasan untuk menolak.

“Aku bisa berangkat sendiri kok mas.” Tiba-tiba Moona datang dan sengaja buat kakak nya kesal karena tau kakak nya tidak mau berangkat dengan Sesil.

Sesil dan bintang hampir setahun menjalani kisah cinta palsu karna sesil sempat nekad untuk tidak makan selama menunggu jawaban bintang untuk menerima perasaannya, sangat jelas ingatan bintang pada hari itu saat hari ke 4 kondisi Sesil yang sudah sangat melemah dan membuatnya menerima cinta Sesil.

Sesil pun kembali menarik tangan bintang dengan tersenyum mengajak bintang masuk ke dalam mobilnya dan bintang tak bisa menolak.

Ketika di perjalanan, bintang melihat-lihat jalan dari kaca mobil dengan malas menyetir. Ketika sesil coba hidupkan radio, bintang langsung mengganti dengan frekuensi fm lain dan membesarkan volume. sesil menarik nafas Panjang, ia sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini.

“Bintang, nanti malem nonton yuk?” mengecilkan volume radio agar bintang bisa mendengar ajakannya dan memberikan senyuman pada bintang yang masih manyun.

“Aku banyak tuga.s” jawab bintang datar, fokus meyetir.

“Oke, aku emang selalu kalah sama tugas-tugas kamu itu.” jawab sesil berusaha santai. Bintang pun menambah volume radio karena ada lagu “Jangan” dari DOT. Sesil pun membanting punggungnya di kursi karena kesal dengan sikap bintang.

~~~

Di sekolah,

Di gerbang sekolah berdatangan calon siswa baru dengan kostum MOS (Masa Orientasi Siswa): rok hitam rempel di bawah lutut, dasi Panjang hitam, rambut di ikat 2 bagian kanan menggunakan pita hijau dan kiri dengan pita merah untuk calon siswi, dan celana Panjang hitam untuk calon siswa dengan atasan putih, berdasi Panjang hitam, baik siswa dan siswi memakai kalung taq nama yang cukup besar dan memakai topi pak tani. calon siswa selama 7 hari wajib mengikuti MOS yang di komandoi oleh Bintang sebagai ketua OSIS yang cukup tampan dengan senyum manisnya, rambut belah tengah, ditambah lagi dengan kacamata berbingkai hitam tebal yang mewakili sosok siswa nomor satu secara akademik. Selain itu ia punya pesona dihadapan calon siswa baru yakni ramah dan baik hati dengan nada bicara santai tapi berkarisma.

"Kegiatan Masa Orintasi Siswa ini bertujuan untuk mengenalkan calon siswa pada lingkungan sekolah dan seluruh anggota sekolah. Agar siap menjadi siswa Harapan Bangsa yang dapat menjaga nilai akademik, mengembangkan minat bakatnya dan mematuhi segala aturan dengan segala konsekuensi yang tlah di buat." Bait arahan dari Bintang di lapangan apel kelas 10 dengan tepuk tangan meriah dari seluruh calon siswa kelas 10.

Ragamnya sesi MOS sejak hari pertama membuat semua siswa bisa lebih dekat dengan teman baru dan yang lebih seru banyak kejadian saat MOS, mulai dari tingkah aneh calon siswa yang masih gugup saat bertemu kakak kelas, ulah jail peserta MOS pada peserta lainnya saat sesi games outdoor, hukuman dari kakak kelas pada peserta yang terlambat datang ke sekolah dan yang paling heboh saat salah satu peserta calon siswi berani minta hadiah untuk mencium kakak kelas karena sangat mengidolakan yakni Adhit kelas 12 yang paling tampan dan ramah dengan siswi kelas 10, dengan gaya playboy nya seperti sedang mengeker siswi target siapa yang paling cantik tahun ini di akhir program MOS nantinya.

Sekolah ini memang beda, semua adik kelas hormat dengan kakak kelas 12 terutama pengurus OSIS yang sudah terkenal pintar karena untuk menjadi pengurus OSIS inti harus pertahankan nilai akademik, dan tidak ada catatan masalah di sekolah, tak ketinggalan mereka semua dari keluarga berada tapi tetap menghargai teman yang dibawah ekonominya, di tambah punya wajah yang tampan dan cantik. Tak heran jika siswa-siswi kelas 10 kagum pada pesona kakak kelas 12.

Info menarik berikutnya dari sekolah yang minim pembulian ini adalah sebagian dari pengurus osis adalah anggota band yang sudah cukup terkenal karena selalu berhasil membawakan lagu-lagu band yang sedang hits, menjadi bintang tamu di radio acara remaja, menjadi bintang tamu dibeberapa acara sekolah, mereka bernama LUCAS BAND generasi 23. Ya!, nama band tersebut berasal dari guru seni mereka yakni pak Lucas yang juga salah satu alumni sekolah ini.

Tak ketinggalan pesona pengurus OSIS siswi selain harus menjaga nilai akademiknya, mereka selalu menjadi juara Dance Competition yang sedang trend di kalangan remaja SMA saat ini. Tak heran jika sekolah harapan bangsa atau biasa disebut HBS menjadi sekolah favorit.

Di lapangan upacara:

"Saya berharap calon siswa-siswi baru dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan MOS tahun ini, karena MOS ini wajib."

Bait Akhir sambutan pak Lucas sebagai kesiswaan sekolah dengan tegas.

Semua calon siswa baru memberikan tepuk tangan meriah untuk sambutan pak lucas. 

~~~

Jalan menuju kantin,

Brugghhh!!! "Aww, "

Ini ke dua kali nya meara menabrak orang karena suka mengambil langkah lari dari pada berjalan santai.

"Maaf kak maaf." Ungkap meara merasa bersalah.

Meara menabrak seorang kakak kelas yang terkenal dengan kecerdasannya dan langsung membantu membereskan buku-buku nya yang jatuh ke lantai.

"Lain kali hati-hati!"

Ketus zita, label nama yang terdapat di buku yang jatuh. Segera Meara bantu membereskan buku-buku nya yang berserakan di lantai. Meara melanjutkan langkahnya ke arah kantin sekolah karena zita terburu-buru berlalu darinya. Dengan mencoba mengingat kakak kelas yang baru saja ia tabrak, seperti pernah bertemu di suatu tempat tapi Meara lupa di mana.

Tiba-tiba terdengar riuh dari arah menuju kantin sekolah.

Meara coba melihat apa yang terjadi.

Ketika tau apa yang terjadi, ia hanya memanyunkan mulutnya karena lagi-lagi calon siswi kelas 10 sedang mendekati salah satu idola OSIS yakni Bintang. Jiwa seorang fans Meara pun muncul ketika ia lihat ada Kak Tevy kelas 12 yang dia idolakan sebagai ketua dance sekolah,

“Kak Tevy!” teriak Meara berharap kakak kelas yang ia idolakan itu membalas panggilannya. Ikut berdesakan dengan para fans Bintang membuat Meara menyerah.

~~~

Hari ke 3,

Ini hari ke tiga MOS kelas 10, Meara cukup lelah karena MOS hari ke tiga adalah latihan upacara. Teringat ketika ia dibentak oleh kakak kelas yang galak karena melakukan kesalahan.

“Siapa yang siap jadi pemandu paduan suara?” tanya salah satu kakak kelas, Meara pun segera angkat tangan dan maju untuk segera menerima tugas. Dengan senyuman termanisnya ia menghadap kakak kelas tersebut. “Lo, pengen beda ya?” tanya kakak kelas, Meara pun segera sadar kalau ternyata ia lupa mengikat rambutnya menjadi 2 bagian. “Maaf kak saya lupa.” jawab Meara menunduk. “Push up lo!” jawab kakak kelas galak itu. “Udah ki, dia beneran lupa kali.” segera tevy menghampiri. “Lupa gimana tev?” masih emosi. “Iya Namanya juga anak baru, udah cukup donk! Dia udah minta maaf loh.” tevy berusaha membela. “oke deh, kali ini aja ya” jawab kiki. “Thanks kak kiki dan kak tevy.” ungkap Meara senang, apalagi yang membelanya adalah Tevy, kakak kelas yang sudah ia idolakan sebelum masuk sekolah ini.

Di Kantin sekolah,

"Nasi uduknya satu ya pak."

Meara Menunjukkan satu jari untuk satu pesanan dan duduk di meja luar kantin.

"Nasi uduknya habis mbak." Jawab bapak kantin dengan ramah.

"Yaudah apa aja deh pak, yang penting makan nasi, sama es teh manis."

Balas meara dengan raut wajah yang tetap tersenyum walau asudah kelaparan.

"Siap mbak." Tersenyum melihat meara yang mulai memegang perut karena lapar.

Beberapa menit kemudian,

"Ini mbak pesenannya." Sapa bapak kantin membawa pesanan ke meja meara diluar kantin.

"Raa, sini." tiba-tiba terdengar suara memanggil dari dalam kantin, Meara pun terkejut karena yang memanggilnya adalah kak tevy dan yang paling membuatnya surprise kak tevy tau Namanya.

"Kak Tevy?" Jawab Meara pelan menahan rasa bahagianya. Ketika menuju ke dalam kantin ia mengamati seorang cowok yang sedang makan Bersama kak tevy.

Meara pun menghampiri tevy dengan antusias membawa makanannya ke dalam kantin.

“Kak tevy manggil aku? Kok tau nama aku kak?” tanya Meara gugup. 

“Iya, nama kamu Meara kan? Panggilannya rara?, aku tau dari data pendafataran eskul.” Sapa tevy ramah

"Duduk sini aja dari pada sendirian di luar?” ajak tevy pada Meara makin membuatnya gugup.

"Emm aku nggak apa-apa nih kak, duduk di sini?"

Tanya Meara masih grogi karena baru sadar kalau tevi sedang makan dengan seorang yang sangat terkenal di sekolah ini, Yapss! Dia adalah Bintang kelas 12 Sang ketua osis.

"Nggak apa-apa raa temenin aku makan di sini ya!" Jawab Tevy dengan wajah bahagia.

Tanpa pikir panjang meara duduk dan langsung menyantap nasi soto dan es teh dengan lahap dan cuek. Sesekali meara melihat keakraban Tevi dan Bintang.

"Srullppp, yaahh!" Ungkapan Meara melihat teh manisnya habis.

Meara pun berniat memanggil Bapak kantin, untuk memesan minuman lagi.

"Ini minum aja." Bintang menawarkan minumannya yang baru saja di pesan.

Karena memang butuh tanpa pikir panjang lagi meara langsung minum.

"Glek.. Glek.. Glek.. Makasih ya kak." Meara Cengar-cengir dan Bintang hanya tersenyum.

Setelah selesai makan,

"Kak Tevy, aku ijin duluan ya, thanks banget udah bolehin aku makan bareng sama kak tevy." Berdiri selesai minum dengan sejenak melihat wajah Bintang.

“Oke, Trimakasih kembali. Sampai ketemu di eskul dance ya.” Tevy menjawab dengan senyuman dan lambaian tangan karena Meara terburu-buru. Bintang pun hanya tersenyum dan heran dengan adik kelas yang baru saja ia lihat ini cuek dan tidak ada kesan mempesona sama sekali tapi entah kenapa dengan mudah nya ia memberikan minuman nya untuk meara.

"Siapa vy?" Tanya bintang masih heran

"Dia itu Meara anak kelas 10.6, ngefans sama aku dan mau join di eskul dance."

Ungkap tevy tersenyum bahagia karena ada adik kelas yang ngefans padanya.

"Lumayan ya sekarang udah ada fans fanatik."

Balas bintang dengan masih heran pada Meara yang dari penampilan yang cuek tak se- anggun tevy tapi mau join eskul dance.

"Balik ke topik awal, jadi akhirnya gimana soal Sesil? "

Berharap bintang segera memutuskan hubungan dengan Sesil.

"Masih butuh waktu yang tepat." Menjawab dengan berat.

"Mau aku bantuin biar cepet putus sama doi? "

Mulai semangat menawarkan bantuan dan Bintang mulai yakin untuk mengakhiri hubungan palsu nya dengan Sesil. Bintang pun hanya terdiam.

“Kalau menurut aku, Sesil udah biasa di putusin sama kamu berkali-kali. Pastinya dia udah ngerti itu bakal terjadi beneran.” komen tevy yakin.

“Konsep opening pertunjukan eskul dance udah sampai mana vy?” tanya bintang mengalihkan pembicaraan.

“Ooh, udah siap kok. Ini berkasnya.” tunjuk tevy pada bintang tentang berkas eskul dance. Tevy pun menghela nafas karena paham Bintang tak suka membahas soal Sesil.

~~~

Di rumah Raefal,

Pranngggg!!! Alat lukis yang terlempar ke lantai,

"Mau jadi apa kamu tiap hari bisanya cuma melukis?"

Ayah Raefal membentak Farel anak bungsunya dengan kondisi duduk di kursi roda karena kecelakaan 3 minggu lalu.

"Ada apa lagi pa? "

Raefal keluar dari kamar terkejut melihat adiknya sudah menangis dan melihat alat lukis berserakan di lantai.

Raefal salah satu anggota LUCAS BAND 23 yang sengaja tak sekolah hari ini karena tak tega melihat adiknya menjadi pelampiasan amarah papanya yang sudah satu bulan tidak bekerja karena ada masalah pada usahanya.

"Farel juga nggak mau kayak ini pah. Apa salahnya melukis? "

Ungkap Kesal dan sedih Raefal mencoba merangkul adiknya.

"Kamu sudah bisa ya melawan papa sama seperti mama kamu? "

Semakin kesal dan ingin memukul Raefal tapi tak jadi karena mendengar Farel teriak untuk menghentikan pertengkaran. Raefal pun menarik kursi roda Farel ke kamar.

Saat di kamar Farel:

"Farel mau sama mama kak." Pinta adiknya dengan semakin menangis

"Iya nanti kita telvon mama ya." Mengusap kepala adiknya mencoba menenangkan. Semenjak perpisahan kedua orang tuannya Raefal lah yang menjaga adiknya yang sedikit lemah kesehatannya di tambah mengalami kecelakaan.

~~~

Di Halte sekolah,

Kondisi halte saat pulang sekolah ramai kerumunan siswa yang berdesak karena melihat adegan Seorang kelas 12 bernama Adhit sedang menembak siswi kelas 10 yang di akui paling cantik bernama Avila Mutiara.

“Raa, serius tuh Avila terima gitu aja?” tanya Valen masih melihat aksi Adhit

Lihat selengkapnya