Tentang Kita

Nurmalasari
Chapter #2

Bestfriend#2

Di rumah raefal,

Raefal hari ini tidak masuk sekolah karena kabarnya adiknya sedang sakit. Devan mengajak bintang dan Adhit untuk jenguk farel ke rumah. Ini bukan pertama mereka jenguk farel yang dua bulan terakhir ini kondisinya sedang tidak baik-baik saja setelah kecelakaan.

"Waahh keren banget neh lukisannya rel."

Puji Adhit bahagia yang baru tiba di rumah Raefal langsung menghampiri Farel di ruang tengah dekat halaman dalam rumah. Di ruang lukisnya. Farel pun tersenyum bahagia tiap di jenguk teman-teman Raefal. Devan, Bintang dan Adhit pun sudah anggap Farel seperti adik sendiri.

"Rel bisa nggak buat lukisan tentang menyatakan cinta?" Serius duduk di dekat Farel. 

"Woy.., Anak kecil lu ajak bahas cinta-cintaan!"

Devan menimpuk Adhit dengan kacang pilus. Farel pun tertawa.

"Iya kak Adhit nanti Farel lukis."

Balas Farel anak yang masih duduk di bangku SMP itu berusaha menyenangkan adhit. 

"Lo emang anak baik." Ungkap Adhit dengan mengusap rambut Farel. 

"Kamu serius dhit sama anak kelas 10 itu?" Bintang mulai serius. 

"Iya lah, gua yakin dia bakal jadi ratu MOS kelas 10 tahun ini." Dengan nada percaya diri. Raefal datang membawakan minuman untuk teman-temannya.

"Ehh lu napa nggak masuk sekolah?, Nyokap bokap berantem lagi?"

Tanya Devan dengan melihat-lihat kondisi rumah yang sepi.

Farel menunduk dan Raefal mulai cerita soal masalah di tempat usaha ayahnya dan hubungan kedua orang tua nya yang telah lama berpisah tapi di tutup rapat-rapat.

"Nanti aku minta tolong sama ayah untuk bisa bantu." respon Bintang setelah Raefal menceritakan soal masalah usaha papahnya.

“Thanks, nggak usah repot. Nanti juga bakal ada solusinya.”

Jawab Raefal dengan nada berat dan mulai memejamkan mata karena Farel butuh ibunya tapi setiap kali datang ke rumah selalu di ajak berantem oleh papahnya.

"Gimana soal cewek yang nggak ada istimewa nya?" Tanya Raefal pada semua temannya, menguji kesabaran Bintang. Karena Raefal tau dari Devan kalau Bintang ada sedikit suka dengan Meara.

“Eheemmm by the way gimana?” Senggol devan ke Raefal yang membuyarkan suasana karena ia sudah janjian dengan bintang nggak akan cerita dulu ke yang lain soal meara.

“Apaan?” Raefal mulai bingung dengan Devan.

“Itu si cewek sastra?” Ungkap Devan yang buat Bintang dan Adhit bingung. Raefal pun tersenyum karena Devan mengalihkan tema agar Bintang tidak curiga padanya karena telah bocor dengan Raefal.

“Ooh ya soal pengganti dimas gimana?” Raefal makin mengalihkan pembicaraan.

“Heemm bisaan lu kaleng kerupuk.” Devan memainkan mulutnya karena paham raefal mengalihkan pembicaraan raefal pun tertawa kencang.

“Dimas udah kasih satu nama men.” Adhit yakin dengan kemampuan Yudha.

“Siapa?” Tanya Devan yang duduk di sofa dengan santai. 

“Yudha lah siapa lagi?!” Jawab Adhit yakin.  

“Kok dia nggak pernah cerita?” baru tau kalau Yudha sepupu dimas, drumer Lucas yang semester lalu setelah liburan sekolah memutuskan untuk pindah ke luar negeri karena mengikuti student exchange dan kerja dinas orang tuanya secara tiba-tiba.

“Ya kita coba aja, siapa tau lebih berbakat dari dimas.” Dengan nada santai. 

“Boleh lanjut nggak?” Tanya Bintang, yang lainnya merespon dengan tanda tanya.

“Soal cewek sastra tadi.” Ungkap Bintang polos. 

“Wahh bener bro, mumpung tersangka nya ada di sini.”

Jawab Devan senang. Raefal pun mulai memainkan gitar yang berada di sofa tepat sebelah Devan.

"Jawab dulu donk pertanyaan gua tadi." Raefal balik bertanya dengan senyum-senyum pada Bintang. Adhit pun bingung

"Kalian kenapa seh?" Tanya Adhit penasaran.

“Karena kau sahabat dekat ku selalu, dan bukanlah kekasihku, haruskah ku ucapkan tiga kata, aku cinta kamu… “

(Bait lagu caffeine yang berjudul 3 Kata raefal mainkan secara spontan dengan senyuman nya yang bahagia. Mereka pun paham bahwa Raefal telah menemukan wanita pujaan yang bisa membuatnya tersenyum seperti saat ini). 

“Romantis banget bang?” Ungkapan mengejek dari Devan.

“Kapan ya kita bisa nge-date bareng?”

Tanya devan yang membuat adhit tertawa.

“Napa lu” Devan Makin penasaran

"Bintang serius mau ajak sesil? trus si cewek sastra itu mau di ajak nge-date? ”

Adhit mengejek untuk kedua temannya yang belum selesai dengan masalah percintaan.

Mereka pun melempar Adhit dengan bantal sofa sampai Adhit teriak tertawa.

Tapi memang benar apa kata Adhit, apakah Alisha cewek sastra yang jadi gebetan Raefal selama 3 bulan ini mau di ajak ngedate? Padahal masih belum bisa membalas cinta nya Raefal walau sering bertemu dan memberikan perhatian untuk Farel adiknya.

"Udah deh fal, besok lu sekolah, gue bakal kirim 2 asisten rumah gue ke sini." Devan dengan tulus membantu Raefal.

"Thanks bro!"

Raefal terharu dengan perhatian teman-temannya yang selama ini menjadi penguat dalam hari-harinya.

"Lu gimana tang? Udah beres belum sama cewek posesif? "

Tanya Adhit datang membawa camilan dari dapur. Bintang hanya terdiam.

"Kalau lu belum ketemu sama cewek yang buat lu suka beneran, ya nggak ada salahnya lu terusin hubungan lu sama sesil, nggak ada salahnya kan?"

Ungkap Raefal bijak, mengingat sesil cukup sulit untuk menyerah.

"Ya ada benernya juga seh lu men." Devan mengungkapkan dengan bangga pada Raefal.

"Atau sama cewek yang nggak ada istimewa nya tadi gimana?" Raefal coba mengejek Bintang dengan tertawa kecil. Devan pun pura-pura tak tau karena dia di minta Bintang untuk jaga rahasia tapi Devan sudah bocor dengan Raefal. Adhit pun bingung ada kode apa antara teman-teman nya ini.

“Besok-besok kalau masih kode-kodean kayak gini, gua nggak mau ikutan deh!” ungkap Adhit mulai kesal.

“Napa lu? Lagi PMS? Sensitive banget.” tanya Devan tertawa.

“Males gua kalau masih ada rahasia.” respon Adhit.

“Nggak ada rahasia dhit.” Respon Bintang coba yakinkan sahabatnya itu. Devan dan Raefal pun mulai mendekati Adhit. Mereka pun mendadak tertawa lepas.

~~~

Keesokan harinya. di supermarket,

Meara mulai dekat dengan teman sekelas nya, terutama teman satu grup camp selama MOS, mereka pun sudah mulai belanja bareng setelah pulang sekolah untuk siapkan kebutuhan camp MOS di hari ke 5-7.

"Raa, grup kita nanti mau perform apa?" Tanya Avila dengan anggun dan ramah.

"Eemm...," Meara mulai berfikir untuk perform dance. 

“Avila, jadi serius ya dah jadian sama kak Adhit?”

Valen masih tak percaya ketika di hari ke 3 masuk sekolah Avila calon siswa kelas 10 bisa menarik perhatian kakak kelas 12, Avila pun terdiam. 

“Wajar kali kalau Avila bisa buat kak Adhit klepek-klepek dalam waktu singkat.” Ungkap Yura bangga.

Avila pun tersenyum malu dan pura-pura fokus memilih botol minum. 

“Ehh gimana kalau botol minum kita warna ini aja?”

Tunjuk Avila pada botol minum berwarna pink mengalihkan pembicaraan.

Meara pun memberikam jempolnya dengan cengar-cengir karna melihat yang lain tau maksud Avila tidak mau bahas soal kak Adhit. 

“Cewek banget.” Ungkap Mytha lembut, mereka pun saling melirik dan garuk kepala karena kondisi mulai datar. 

"Tapi ini bakal untung buat kita kalau vila jadian sama kak Adhit." Merangkul pundak Avila dan Yura

"Ya kita bakal deket sama kakak kelas 12 itu artinya kita bakal aman ya nggak?"

Ungkap valen bahagia, mengkhayal jadi terkenal di sekolah karena bisa bareng pulang sekolah dengan kakak kelas 12 terutama bisa deket sama anak LUCAS 23. 

"Bener juga ya, lumayan lah gue bisa PDKT sama kak Raefal." Yura mulai mengkhayal dengan senang. 

"Pliss deh, kenapa jadi azaz manfaat seh?" Jawab Meara karena belum tertarik dengan kakak kelas 12 yang terlihat sombong kecuali dengan kak Raefal.

"Nggak ada salahnya juga ra, lagian kakak 12 baik-baik." Komen Valen.

Meara hanya cemberut tidak dengan yang lain makin bahagia.

“Bukannya rara mau bersaing sama Yura?” tebak Valen yang sesungguhnya tepat sasaran.

“Maksud lo apa len?” tanya Yura penasaran.

“Itu si Keyboardis tamfaaaann!” Valen mulai bercanda, tidak dengan Meara yang mulai grogi karena belum siap ketauan tentang perasaannya pada Raefal. Yura pun melirik Meara heran.

“Udah, tenang aja.. lagian Yura kan nggak serius sama kak Raefal, iya nggak yur?” tanya Mytha pelan melirik Meara dan Yura.

“Udah deh, nggak usah maen tebak-tebakan. Nggak seru!” respon Meara mulai manyun karena ternyata yura juga suka dengan raefal.

~~~

Di rumah Avila,

Avila, Yura, Mytha, Valen dan Meara mencoba latihan dance untuk perform dengan lagu:

T. Five yang berjudul Kau.

"Hahaha..," Tawa mereka yang mulai akrab.  

"Keren juga ya Avila lentur banget." Valen bangga lihat gerakan Avila.

"Wiih saingan neh, Avila pernah ikutan kelas dance?" tanya Meara dengan kagum.

"Dari SD aku ikut kelas balet, tapi pas di SMP aku mulai suka modern dance, sayangnya ortu nggak suka, yaudah aku berhenti dua-duanya." Cerita dengan mengingat betapa sedihnya saat SMP ia tidak lagi mau menari, Mytha dan Meara pun merangkul Avila.

"Kira-kira kostumnya apa ya?" Mytha bahagia dan mencoba mengalihkan pembicaraan. 

"Gimana kalau bebas aja.. Mana sempet mau cari kostum." Komen Yura terlihat cerdas.

"Tumben pinter." Meara mengejek dengan tersenyum.

Meara pun di dorong ke kasur karena mengejek Yura dan mereka menyergap Meara gemas.

Suasana terhenti dan fokus ketika Yura memutar radio. Yura mengakui selama ini diam-diam mencari jadwal wawancara LUCAS 23 di salah satu radio. 

“Oh My God suara kak Adhit keren banget.”

Kagum tanpa sadar mendengar lucas band 23 live di radio.

“Yuraaa plis deh kak Adhit sekarang punya Avila.” Valen Kesal, dan Avila hanya tersenyum manis. 

“Kalau gue rasa neh, Avila bakal jadi ratu deh untuk MOS tahun ini?” Yura mulai paham kenapa kak Adhit langsung menjadikan Avila sebagai pacarnya.

Mereka pun mengakui karena secara fisik Avila memang cantik dan menarik.  

“Udah deh nggak usah bahas soal anak L23.” Respon Avila Malu-malu.

“Cieeee merah..,” Balas Meara dan Valen dengan nada menggoda karena melihat wajah Avila mulai merah merona.

“Lagian kan baru jadian, belum tentu serius.” Avila mencoba mengelak malu.

“Aku wanita yang sedang jatuh cinta…,"

Bait lagu Reza Artamevia - Aku Wanita- yang di nyanyikan kompak oleh Meara, Yura dan Valen untuk menggoda Avila, kecuali Mytha yang memang terlihat mulai terdiam. 

~~~

Di rumah Meara pagi hari,

"Gimana sekolah nya raa?" Menyapa anak perempuan nya dengan ramah. 

" Baik yah.. Aku seneng banget karena bisa rasain hal-hal yang seru, MOS nya keren banget." Jawab Meara dengan mengacungkan jempol. 

"Heemm paling karena cowok nya yang keren-keren." Respon Kak Randi dengan usil

"Apaan seh kak Randi." Respon Meara Cemberut 

“Eehh ini adik kakak akur banget." Ibu merespon dengan ramah.

“Jangan lupa ya bekal nya." Ungkap ibu yang sudah siapkan bekal untuk kedua anaknya.

"Ya ampun bu, rara mana mau bawa bekel.., Malu kali bu." Masih mengejek.

"Yeaahh kak Randi sewot banget.” Segera mengambil bekal dari ibu nya. 

" Buruan.., Telat neh!"

Ajak Randi yang akan antar sekolah adik satu-satunya itu. Tak lupa, Kakak beradik itu mencium tangan orangtuanya dengan santun. Ketika sampai di halaman rumah, Meara langsung ambil dan pakai helm dimotor.

“Kak Randi helmnya wangi banget?” tanya Meara

“Makanya pake parfum biar tau itu parfum siapa?” jawab Randi

“Emang ada yang mau sama kak Randi?” tanya Meara sewot

“Lah, lu apa kabar? Ada gitu cowok HarBa yang mau sama lu?” ejek kak Randi benar adanya kalau cowok di sekolahnya hanya mencari yang cantik. 

~~~

Di depan ruang majalah sekolah,

Terlihat dari kaca jendela luar Ruang majalah sekolah yang sedang kedatangan LUCAS BAND 23 untuk di wawancara karena menjadi topik utama untuk terbitan majalah sekolah bulan ini, Meara dan Avila melewati ruangan itu dengan grogi. Meara terpana dengan Kak Raefal yang terlihat cool menurutnya. 

"Avila." Memanggil untuk bertanya dan berhenti.

“Ya, raa” Berhenti jalan dan melihat Meara. 

“Kamu ada janji sama kak Adhit?” Masih serius dan melihat bagian dalam ruangan majalah dari jendela. 

“Nggak ada seh raa, kan kita kebetulan lewat, aku juga nggak tau ini jadwal kak Adhit di majalah.”

Menjelaskan dengan melihat-lihat di jendela luar yang terlihat lucas band sedang fokus di wawancara.

“Yaudah kita ke kantin aja yuk?” Ajak Meara masih fokus pandangan nya ke arah lucas band

Avila pun mengiyakan. Baru berjalan beberapa langkah Meara dan Avila bertemu dengan kak sesil dan dua teman nya

“Hey Avila.” Sesil Menyapa dengan ramah.

“kak Sesil apa kabar?”tanya Avila dengan senang.

“baik banget, thanks ya kalian udah baik sama gue.” ungkap Sesil mengingat saat kejadian makan bersama.

"Ini undangan party di rumah gue, dateng ya." Pinta Sesil.

"Thanks kak." Meara dan Avila pun saling melirik.

~~~

Di kantin sekolah,

Lihat selengkapnya