Tentang Kita

Nurmalasari
Chapter #3

Masih tentang sahabat baik #3

Keesokan harinya di ruang dancer kelas 12,

“Kak tevy!” Teriak Meara kagum pada kakak kelasnya itu.

Meara selalu senang tiap bertemu dengan tevy karena ia kagum pada kemampuan dance nya atau lebih tepat ngefans dan memang ia berniat akan bergabung di kelas dance yang di ketuai oleh tevy dan qaryn. Tanpa ragu Meara pun bergabung dengan tevy dan tim dance lainnya.

“Hey raa, ada yang bisa di bantu?” dengan ramah dan tersenyum.

“Eeh iya kak, ini aku mau ngelengkapin berkas pendaftaran.”

Membalas dengan senang dan menyerahkan berkas pendaftaran menjadi anggota dance kelas 10.

“Sipp, syarat berikutnya tinggal buat ide-ide tentang konsep dance yang mau kamu ajuin.” menambahkan info dengan ramah.

“Oke kak, tapi kalau aku masih bingung kak tevy mau kan?” Rayu Meara sedikit segan tapi senang.

“Siap ngajarin maksudnya?” Bertanya dengan baik.

“Ya gitu kak, hehe.” Sedikit tak enak tapi ia paksa karena kak tevy di kenal sebagai kakak kelas yang baik hati. 

“Iya, boleh banget kapan butuh bantuan bisa langsung hubungin aku.” jawab tevy ramah.

“Pantes aja banyak yang ngefans sama kak tevy. Kak tevy baik banget, nggak sombong, ramah sama adek kelas. Trus cantik juga.” ungkap Meara tak tertahankan lagi.

“Ooh, jadi kamu ngefans sama aku?” tanya tevy

“hehe, ya gitu kak. Boleh kan?” ungkap tevy senang.

“boleh banget kalau itu bisa buat kamu tetep semangat di eskul ini.” jawab tevy ramah.

“Thanks ya kak.” jawab Meara tersenyum.

“Sama-sama,” jawab tevy tak kalah tersenyum manis.

“Oke, aku duluan ya kak. Sampai ketemu lagi kak tevy.” sapa Meara dan segera pergi.

“Kenapa ya dari dulu fansnya kelas menari itu Bahagia banget?” tanya bintang yang sudah ada di samping tevy.

“Iya donk, nggak seperti kelas olimpiade, serius semua.” jawab tevy tertawa kecil menyindir bintang ketua olimpiade IPS.

“Yaah mau gimana lagi? Namanya juga olimpiade pasti serius.” jawab bintang terlihat tak mau kalah dari tevy. Tevy pun tertawa kecil.

“Hey, gimana soal sesil?” tanya Tevy Bahagia karena sudah mendengar dari devan kalau bintang resmi putus dengan sesil.

"Udah selesai.” jawab bintang santai dan terlihat lega begitu juga dengan tevy.

“aku kira kamu bakal jatuh cinta dengan kebaikan sesil tapi ternyata nggak ya?” tanya tevy yang diam-diam khawatir ketika bintang jadian dengan sesil apalagi cukup lama sesil dan bintang menjalani hunungan palsu.

“hal apapun itu nggak ada yang bisa di paksain.” jawab bintang menoleh ke arah tevy dan wajah mereka pun bertemu. Entah kenapa tevy dan bintang tak mau menghentikan saling bertatapan mata. Andai saja bintang tau kalau selama ini tevy menyimpan rasa pada sahabat baiknya sejak kecil itu. Sampai saat ini tevy masih penasaran wanita seperti apa yang akan ambil hati bintang.

“Sorry.” ungkap bintang mulai grogi dan sadar kalau ia sudah tak sanggup menatap tevy.

Bersamaan memanggil,

“Eeehh, Bintang.”

“Eeehh, Tevy.”

“Kamu duluan.” ungkap bintang. Tevy pun tersenyum.

“kita….,” Belum selesai, mendadak devan dan raefal memanggil bintang.

“kemana aja seh? Dicariin kemana-mana. Nggak tau nya lagi di mari” ungkap devan kesal.

“Sabar, ada apa?” tanya bintang.

“adhit di panggil pak lucas.” jawab raefal.

“ada masalah apa?” tanya bintang serius.

“berantem sama bianca.” jawab devan heran dengan adhit kenapa urusannya dengan bianca belom kelar padahal udah sama avila.

“Avila gimana?” tanya bintang.

“Lo malah khawatir sama avila,” jawab devan kesal.

“bintang bener men, kabar avila gimana. Adhit emang harus nanggung resikonya.” jawab raefal.

“maksud devan itu gimana nanti soal Lucas 23? Pekan depan kalian ada lomba kan?” komen tevy yang paham dengan kecemasan devan, jika adhit dapat surat peringatan otomatis adhit di off sementara dari band nya.

“Yah, bisa lah cari vokalis sementara atau nggak lomba sementara. Bisa kan manggung di event lain.” jawab bintang tenang.

“Tevy, boleh kita minta tolong?” tanya bintang.

“bantu avila untuk dia tetep baik-baik aja.” ungkap bintang.

“Oke, nanti aku ketemu langsung. Bisa juga aku minta tolong sama Meara” jawab tevy tersenyum.

“Thankss.” jawab bintang.

“Oke Lets go!” ajak bintang ke devan dan raefal.

“kemana?” tanya devan.

“ke bioskop, ya ke ruangan pak lucas.” jawab bintang, raefal pun tertawa.

“Vy, kita duluan ya,” ungkap bintang, tevy pun tersenyum dan merelakan bintang berlalu. Baru saja ia ingin menanyakan tentang perasaan bintang padanya.

~~~

Di ujung ruangan ruang dancer,

 Meara melihat sosok yudha yang sedang asyik ngobrol dengan qaryn dancer yang ia kagumi juga.

“Liat tuh, qaryn dan yudha akhirnya jadian.” Valen menunjuk pada posisi yudha dan qaryn di pojok ruangan.

Wajah Meara pun bertanya-tanya, kenapa yudha pacaran sama kakak kelas dan bagaimana dengan mytha?.

“Yudha dan qaryn itu masih seumuran, qaryn kecepetan sekolah aja, mereka udah deket dari kecil.” Valen menjelaskan untuk menjawab raut wajah Meara yang penuh tanda tanya. 

“Oohhh, tapi nggak ada salah nya juga kalau ceweknya lebih dewasa.” Cengar-cengir tak enak.

“Tapi aku kecewa sama yudha, kalau akhirnya dia jadian sama kak qaryn, kenapa dia harus deketin mytha?” kecewa dan mulai khawatir dengan mytha.

“Gue juga bingung, moga aja mytha belom pake perasaan ke yudha.” jawab valen.

~~~

Di rumah Mytha sore hari,

"Mytha?" Sapa meara membuat Mytha Kaget saat membuka pintu, mytha tersenyum, meara pun persilahkan masuk mytha teman kelasnya itu.

“Meara, nggak nyangka deh bisa sampe juga ke rumah aku. Masuk yuk.” ajak mytha mengajak Meara ke ruang keluarga.

“Meara mau minum apa?” tanya mytha,

“apa aja deh.” jawab Meara melihat-lihat sekitar rumah mytha.

“Btw, kamu sendirian raa?” tanya mytha.

“nggak kok, tadi dianterin sama kak randi.” jawab Meara tersenyum.

“Mytha sakit apa? Dari camp sampe sekarang belom sekolah.” ungkap Meara manyun.

“Heeem, kangen ya sama aku raa?” mytha tersenyum.

“Kangen minta kerjain PR.” jawab Meara. Mytha pun tertawa kecil.

"Raa, aku minta maaf, gara-gara aku sakit, kamu jadi mendadak perform nyanyi sendrian dicamp." Ungkapan Mytha yang Kondisinya masih terlihat pucat. 

"Its Oke tha.. Santai aja, nyanyi dah jadi hobi aku kok, jadi nggak ada beban tapi fun." Menjawab dengan bahagia. Mytha pun lega.

"Ooh iya ini buat kamu raa." Memberikan makanan untuk meara.

"Waah harusnya aku tha yang jenguk bawain makanan, kan mytha yang lagi sakit." Senang dan mendadak tak enak.

"Nggak apa-apa raa. aku emang sakit-sakitan.”

“Sorry ya tha, nggak ada maksud aku bilang soal sakit.” Merasa tak enak.

“Nggak apa-apa raa.” Mencoba meyakinkan meara.

Ya semenjak bertemu meara, mytha merasa bahagia karena bisa berteman dengan meara yang ceria.

"Aku mau cerita sesuatu raa. Kamu mau denger?," mengungkapkan dengan pelan dan yakin harus cerita pada Meara yang bisa di percaya, Meara pun mengangguk dan mulai serius.

"Meara boleh baca ini." Memberikan surat, Meara pun mulai membuka kertas yang sudah ada nama pengirim nya : Yudha

"Hah? Serius yudha nulis surat ini? " Tak percaya dengan isi surat yang mengungkapkan perasaan pada Mytha

"Aku harus gimana raa? Aku belum kenal Yudha. Tapi jujur aku terus mikirin surat ini" Mulai sedikit panik karena Mytha merasa bahwa ini cinta pertama nya

"Tenang, tenang.. Nanti aku tanya ke Yudha, karena dia baru aja jadian sama kak Qaryn. Bisa-bisanya dia masih deketin kamu tha." Ungkapan Meara membuat Myta langsung terluka dan meara merasa keceplosan bicara soal qaryn dan Yudha.

"Mungkin itu yang tulis bukan Yudha, karena nggak mungkin ya raa?" Menunduk karena mulai yakin bahwa itu hanya surat tidak jelas.

"Eehh, nggak gitu juga seh tha, " Jawab Meara mengamati raut wajah Mytha yang langsung berubah.

"Mytha, Suka sama Yudha? " Menebak dengan yakin.

"Tapi Yudha udah jadian sama kak Qaryn kan?" Tanya balik dan mulai sedih

"Tha, beneran? Kamu suka sama Yudha?" Meara masih penasaran.

"Mungkin aku harus segera lupain dia raa." Jawab Mytha tak menatap wajah Meara.

"Ya ampun tha, sorry banget aku nggak tau." Ungkap Meara tak enak.

"Nggak pa-pa raa." Balas Mytha mulai sumringah menutupi rasa kecewa nya.

"Tenang tha, Aku nggak akan biarin Yudha gangguin atau sampai nyakitin kamu." Usaha Meara untuk menghibur sahabatnya itu. Mytha pun langsung memeluk Meara.

"Thankss ya raa." Balas Mytha pelan.

“Maaf ya tha, aku harusnya nggak perlu bilang soal yudha sama kak qaryn.” ungkap Meara masih tak enak.

“its oke raa, kita nggak usah bahas soal ini lagi ya. Gimana kalau kita nonton aja?” ajak mytha. Meara pun masih merasa kalau Mytha belum baik-baik saja.

~~~

Di rumah Tevy keesokan hari nya sore,

"Raa, aku mau curhat." Perasaan percaya pada meara walau baru seminggu berteman baik dengan Meara.

"Heemm pasti soal cowok ya kak?" Masih fokus mengerjakan desain dance dan raut wajah tevy seprti Mytha yang juga mendadak curhat soal cowok.

"Raa, kalau kita suka sama seseorang baiknya gimana ya? "

Tiba-tiba bel rumah Tevy berbunyi,

"Non Tevy ada mas bintang." Sapa ART rumah Tevy.

"Tev..," Bintang Menyapa tiba-tiba karena sudah masuk.

"Bintang, Masuk." Bahagia melihat kedatangan bintang.

Sejenak meara bertanya lagi kenapa ada bintang. Tevy pun membiarkan bintang duduk di sofa ruang tamu dekat meara yang duduk di lantai.

"Ooh cerita nya lagi belajar kelompok." Sekilas melihat meara dan langsung membuka buku di meja.

"Emm nggak kelompok kak tapi berdua." Jawab Meara dengan Nada cuek.

"Eeh iya.. kamu mau minum apa?" Ramah dan fokus pada bintang.

Meara pun mulai cemberut karena dari tadi dia belum ditawarkan minum oleh Tevy. Ini kebiasan tevy kalau yang datang bintang maka dia tak akan minta asisten rumah tangga untuk buatkan minum tapi langsung ia buatkan sendiri.

“rara ini mau gabung di tim dance sekolah jadi aku minta buat desain awal.” dengan membawakan juz jeruk kesukaan bintang.

“Ooh.” Merespon dengan datar.

“Akhir pekan kita bisa jalan bareng?, aku butuh temen ngobrol.” Dengan nada cuek seperti tak menganggap Meara ada. Dengan senang hati tevy menerima.

“Mau diskusi soal apa?” Tevy Penasaran karena bintang jarang mengajaknya jalan berdua.

“Ya gitu, aku butuh bantuan kamu tev untuk bisa bicara baik-baik dengan sesil.”

Dengan raut wajah yang mulai tak enak karena sudah jenuh dengan sikap sesil.

“Masih belum selesai?” tanya tevy.

“ada sedikit masalah.” jawab bintang yang mulai perhatikan kehadiran Meara.

“Kayaknya teman kamu belum minum?” ini ketiga kali nya bertemu dengan Meara dan dalam kondisi Meara butuh minum.

“Hehe.” Tersenyum tak enak dengan Tevy karena melihat bintang yang sudah di buatkan minum.

“Ooh iya ra, sorry lupa.” Tersenyum bahagia dan bergegas menuju arah dapur.

“Biii es jeruknya satu lagi ya.” Teriak ke arah dapur.

Ketika meara selesai membuat desain dance, bintang pun selesai ngobrol dengan tevy.

Meara mulai paham bintang spesial untuk kak tevy, dan ia mulai ingat saat bintang dan sesil bertengkar, Meara bertanya-tanya apakah karena bintang menyukai tevy. Meara segera menggelengkan kepalanya untuk segera sadar kenapa ia harus memikirkan kisah cinta kakak kelasnya ini.

Ketika hari mulai sore,

"Kayaknya kita searah, bareng aku aja?" bintang mengajak Meara pulang bareng dan membuat Tevy heran karena tak biasanya Bintang mau ajak orang yang belum di kenal.

"Eehh, aku naik bus aja kak. Thankss!" Jawab meara dengan grogi tak enak pada tevy.

"Nggak apa-apa raa, bareng Bintang aja, Lebih aman." Tersenyum dan masih ragu mengijinkan bintang mengantar Meara

"Oke deh kalau itu saran dari kak tevy." jawab Meara berusaha menghargai tevy.

"Oke tev, kita pulang ya, thanks buat waktu nya."

Segera masuk ke mobil dan menunggu Meara. Meara pun berpamitan pada tevy dan masuk ke dalam mobil bintang

~~~

Selama perjalanan menuju rumah,

"Bisa main alat musik apa aja raa?" Mulai mencairkan suasana yang dari tadi hanya mendengar acara di radio mobil.

"Semua alat musik tapi nggak expert." Membalas seseadanya.

Ketika Meara mau bertanya tiba-tiba bintang membesarkan volume radio karena ada lagu kesukaan nya Nikka Costa yang berjudul First Love.

"Kak bintang tau nggak? Aku nanti ada rencana mau jadi penyiar radio." Spontan meara setelah lagu selesai.

"Aku nggak nanya." Jawab Bintang cool.

"Ya, cuma ngasih tau aja seh kak." Jawab Meara terlihat bodoh.

"Tapi aku nggak butuh info itu." Balas bintang dengan tidak melihat Meara.

"Iya sorry." Jawab Meara terdiam seketika.

Bintang pun tersenyum dan terus fokus menyetir mobilnya.

“Kalau boleh tau...," meara coba membuka obrolan.

“Nggak boleh.” jawab bintang padahal Meara belum selesai.

“Sorry, iya kamu nanya apa?” tanya bintang.

“nggak jadi deh.” jawab Meara heran karena melihat bintang tersenyum.

“yaudah deh aku mau nanya, gimana caranya bisa bisa lolos seleksi paskibra?” tanya Meara polos.

“menurut aku, kamu fokus aja di musik dan menari karena itu lebih nyambung. Lagian paskibra itu butuh energi lebih, Latihan fisik banget. Kamu kayaknya nggak ada potensi ke sana.” jawab bintang cukup membuat Meara jelas dan hopeless. Entah kenapa ia suka dengan penilaian bintang untuknya.

“Oke, makasih kak.” jawab Meara tak mau bertanya lagi. Bintang pun tersenyum.

"Dan jangan lupa ikut belajar tambahan mata pelajaran yang kamu kurang cepet ngertinya atau kurang nilainya." tambah bintang, meara pun hanya mengangguk dengan wajah manyun. Kali ini Meara menilai hidup kak bintang kaku, palajaran terus yang ada di kepalanya.

~~~

Di ruang musik sekolah, siang hari,

Penataan ruang eskul musik sangat artistik dengan di ruang depan sudah ada foto-foto terpajang band lucas dari generasi satu dimana terpampang wajah pak lucas, ya nama band lucas karena pak lucas adalah alumni yang pertama membentuk band khusus dari sekolah. Dan nama band sendiri hanya tinggal di tambahkan angka urutan sesuai generasi nya.

Jadi 23 tahun yang lalu pak lucas menjadi siswa sma ini dan sekarang menjadi guru seni. LUCAS generasi 23 terdiri dari: Devan kelas 12 sebagai gitaris, raefal kelas 12 sebagai keyboard, adhit kelas 12 sebagai vocal, dimas kelas 12 sebagai drummer yang di gantikan oleh yudha.

Latihan hari ini membuat anggota eskul terkagum dengan perform sang keyboard band lucas yakni raefal yang piawai memainkan keyboard dengan lagu yang berjudul terbaik bagimu dari ada band .

"Gue harap, kalian bisa fokus untuk kegiatan musik ini." Pinta Devan dengan tegas sebagai ketua kelas musik.

Meara pun mulai cemberut karena sudah mulai tidak bisa fokus, selain musik meara juga akan fokus ke eskul dance. Apalagi sudah 2 bulan fokus latihan untuk lomba. Meara merasa harus memilih eskul yang harus jadi utama.

“Raa serius mau terus di musik?” sapa yudha yang sejak awal sok kenal sok dekat dengan Meara.

“Emm ya serius.” Dengan nada ragu

“Habis ini ke kantin yuk, gua teraktir.” Ekspresi wajah ramah terbaiknya.

“Kak qaryn gimana?”

“Nggak masuk sekolah dia hari ini.” Dengan nada santai.

Lihat selengkapnya