Sesuai janjinya pada Lyora, ia menjemputnya dan menunggu di depan apartemen yang sebelumnya sudah pernah ia kunjungi untuk mengantarkan Lyora dari bandara ke kota ini untuk menempuh pendidikan. Langit yang cerah dan terlihat awan putih dengan segala bentuk serta hangat mentari yang menemani indahnya hari itu, diiringi dengan kicauan burung di pohon-pohon kota dan segala rutinitas orang-orang kota disekitarnya. Dari bilik pintu tiba-tiba suara hangat yang terdengar keluar dengan penampilan sederhana dan paras yang cantik dan berhasil memalingkan semua pemandangan hari itu kepada sang salah satu karunia ciptaan Tuhan yang indah diturunkan ke bumi. "Pagi Rangga, maaf membuatmu menunggu lama, kamu cape ya? Sorry tadi agak lama" ujar Lyora sang pawang hati yang dimiliki Rangga.
Dengan senyuman Rangga yang sudah tak tertahankan lagi ia membalasnya, " that's okey, aku juga baru datang jadi ga terlalu lama tadi nunggunya" jawab Rangga, jika harus menunggumu selama 2, 5, bahkan 10 tahun aku siap menunggu mu disaat kau siap menjadi pendamping hidupku. Lyora tertawa kecil dan mulai basa basi dengan Rangga di saat itu terasa dunia ini hanya milik mereka berdua saja, "terimakasih takdir kau mempertemukan aku dengan seseorang yang bisa membuatku nyaman" ujar Rangga dalam hatinya berterimakasih kepada tuhan yang telah menunjukkan salah satu keindahannya di depan matanya. Rangga kemudian membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan Lyora untuk masuk, "silahkan nona keretamu sudah menunggu" ucap sesuatu yang konyol dari mulut seorang yang sedang jatuh cinta. Lyora hanya bisa tersenyum manis melihat hal itu, "baiklah terima kasih wahai pengawalku tolong tetap ingat keselamatan juga ya" jawab Lyora membalas dengan hal yang konyol juga, "siap wahai nona, terimakasih atas sarannya" tentu semua itu hanya candaan anak kecil yang membuat hati Rangga mudah bergejolak.
Selama perjalanan mengelilingi kota, Rangga mengenalkan beberapa tempat pada Lyora agar ia tau indahnya dan menyenangkannya kota ini selama bersamamu. Sesampainya mereka di Mall sebelum belanja kebutuhan yang ia bahas tadi malam ia mau mengajak Rangga untuk jalan-jalan dulu melihat Mall. Rangga hanya bisa menurut dan menemaninya, ada dibeberapa saat tanpa Lyora sadari Rangga mengambil dokumentasi tentang salah satu keindahan hidupnya. Setelah berjalan-jalan Lyora berfikir dan mulai mengecek hp nya, "Rangga, kamu mau ikut nonton ga? Soalnya hari ini ada film bagus di bioskop ini dan bakal tayang 1 jam lagi. "Boleh" jawab Rangga saat itu yang membuat wajah Lyora memerah padam, "apa yang terjadi padaku" ujar Lyora dalam hatinya.
Setelah memesan tiket mereka masuk ke dalam studio untuk menonton film inside out, selama menonton Rangga dan Lyora menikmati bersama, Rangga tiba-tiba merasa pundaknya terasa berat. Saat ia menoleh tanpa dia sadari dari tadi Lyora sudah mengantuk dan tertidur di pundaknya Rangga karena mungkin hanya kebetulan kepalanya ada disana. Setelah film selesai ia pelan-pelan membangunkan Lyora, "Yora, bangun yuk film udah selesai, semua udah keluar studio" Ucap Rangga Membangunkan Lyora, Lyora membuka matanya dan terkejut melihat semuanya telah selesai. "Sudah berapa lama kira-kira aku tidur?", " sekitarran dari pertengahan film sih", "beneran!? Astaga aku mau tau endingnya!" Jawab Lyora dengan nada kesal, "hahaha tidak apa nanti aku ceritain deh ayo bangun dulu kita pergi belanja kebutuhan" ujar Rangga sekali lagi untuk menenangkan Lyora.
Lyora mau menurut dan beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka, setelah keluar dari bioskop mereka pergi ke salah satu tempat perbelanjaan yang terbaik di Mall itu di Mr. DIY. Di sana bukannya membeli alat-alat ATK ia malah melihat boneka-boneka lucu di rak perbelanjaan, tak mau melewatkan kesempatan ini Rangga lagi-lagi mengeluarkan kameranya dan memotret keindahan Lyora lagi, namun saat itu Lyora sadar bahwasanya Rangga sedang memotretnya. "Anu, kenapa kau memotretku?", saat itu Rangga berusaha menjawabnya dengan tenang, "anu ga ada maksud apa-apa sih, cuma tadi itu kamu kelihatan imut saat megang boneka" jawab Rangga sembari memegang leher belakangnya dan memalingkan wajahnya, mendengarkan hal tersebut Lyora berbalik badan karena wajahnya lagi-lagi memerah atas ucapan Rangga tadi. Saat itu Rangga melihat rak-rak perbelanjaan jam tangan saat memalingkan wajahnya, ia berfokus ke arah rak itu dan mulai melihat-lihat dan tersenyum. Melihat hal itu Lyora kebingungan dan bertanya pada Rangga kenapa ia tersenyum, "wah jam tangan itu bagus ya, sama kayak punyamu Rangga" puji Lyora, "makasih ya, jam ini memang mirip dengan ini, dan karena jam tangan ini adalah pemberian almarhumah bundaku sebelum ia meninggal" jawabannya Rangga membuat Lyora terdiam dan merasa bersalah mengatakan hal itu, "anu eh, sorry aku ga tau", " gapapa lagi pula itu sudah lama dan tidak perlu diingat lagi, sebagai manusia kita hanya bisa tabah dan percaya kita kembali pada tuhan" jawab Rangga saat itu denga bijaknya.
Setelah itu mereka pergi ke kasir untuk membayar belanjaan mereka dan karena jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore dan mereka belum makan siang mereka pergi ke salah satu tempat makan paling terkenal di kota itu. Disaat itu mereka lagi-lagi berjalan-jalan dan melihat-lihat kota dan saat sampai ke tempat makan yang dimaksud itu, Lyora terkejut tempat itu dihadapkan langsung ke arah universitas mereka, "loh bukannya itu universitas kita? Kok aku ga tau ada tempat ini disekitar kampus" Ucap Lyora sambil kegirangan, "tentu saja ini tempat favorit ku saat ingin mengerjakan skripsi" jawab Rangga sambil tersenyum lagi melihat Lyora senang dengan tempat yang ia pilih. Waktu itu mereka mengobrol hal-hal dengan topik yang random hingga ke masalah pribadi seakan-akan mereka tidak peduli sudah berapa lama waktu mereka mengobrol. Semoga hal-hal indah seperti ini bisa terus bertahan besok dan selamanya dan ini adalah harapan Rangga dan Lyora saat itu.