Namaku Dianisa Pratiwi, menurut ku arti dari namaku cukup unik. Dianisa artinya dia Nisa dan Pratiwi artinya putri Rama dan Tiwi (gabungan dari nama kedua orang tua ku), jadi arti dari namaku adalah dia Nisa putri Rama dan Tiwi. Kedua orang tua ku biasa memanggilku Sasa tetapi berbeda dengan teman-teman ku yang memanggilku Nisa. Saat ini aku berusia 23 tahun, aku adalah seorang yatim piatu. Menjadi seorang yatim piatu itu tidaklah mudah banyak sekali cobaan yang datang silih berganti. Baiklah aku akan sedikit menceritakan penyebab mengapa aku bisa menjadi yatim piatu.
7 tahun yang lalu, saat usiaku baru menginjak 16 tahun aku harus kehilangan kedua orang tua ku untuk selamanya karena kecelakaan maut yang kami alami. Dalam perjalanan saat hendak pergi berlibur ke puncak, Sebuah mobil besar datang melaju dengan begitu kencang dari arah yang berlawanan menabrak mobil kami hingga hancur terbalik dan naas nya kedua orang tua ku seketika meninggal dunia di tempat kejadian karena luka yang sangat parah di bagian kepala yang akhirnya merenggut nyawa mereka. Aku diselamatkan dalam keadaan kritis dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, setelah beberapa minggu koma di rumah sakit akhirnya keadaan ku sudah kembali pulih aku pun diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Saat itu aku tidak langsung pulang ke rumah, tetapi pergi menemui kedua orang tua ku di tempat peristirahatan terakhirnya.
Sejak saat itulah hidup ku berubah dan aku mulai belajar bagaimana hidup menjadi anak yang mandiri. Aku mulai bekerja dari siang sepulang sekolah hingga sore menjelang magrib, semua itu aku lakukan untuk membiayai hidup ku yang sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Untuk biaya selama sekolah aku tidak terlalu mengkhawatirkan nya karena berkat kepintaran yang aku miliki aku berhasil mendapatkan beasiswa penuh di sekolah hingga aku lulus SMA.
Aku mempunyai sahabat yang bernama Arini, aku biasa memanggilnya Riri. Riri adalah satu-satunya sahabat ku yang paling tahu tentang ku. Selalu memberi semangat padaku agar bisa tetap kuat menjalani hidup. Selalu bisa membantuku kapan pun aku memerlukan bantuan nya, dia orang yang paling berjasa dalam hidup ku. Sosok sahabat yang sangat luar biasa.
***
Setelah lulus SMA aku mengajak Riri untuk tinggal bersama ku di rumah peninggalan kedua orang tua ku dan Riri pun tidak keberatan dengan itu.
Aku memutuskan untuk langsung berkerja, berbeda dengan Riri yang lebih memilih untuk kuliah.
"Ri, jadi hari ini aku rencananya mau nyari pekerjaan, doain aku ya semoga cepat dapat pekerjaan nya" ucapku pada Riri.
"Kamu yakin nggak mau kuliah?"
Sambil menghela napas berat "Aku yakin Ri, kalau ada kesempatan mungkin tahun depan aku akan nyoba buat kuliah"
"Ya udah deh kalau kaya gitu aku akan selalu dukung kamu, Nis. Semoga kamu secepatnya dapat pekerjaan ya"
"Iya Ri, terima kasih ya selama ini kamu sudah mau bantuin aku"
"Iya sama-sama, Nis. Aku ikhlas kok bantuin kamu karena aku udah anggap kamu itu seperti saudara ku sendiri"
Aku benar-benar terharu mendengar ucapan Riri barusan.
"Iya Ri, kalau gitu aku pergi duluan ya" pamit ku.
"Hati-hati ya Nis"
Berbekalkan selembar ijasah SMA yang aku miliki, aku mulai mencari pekerjaan. Satu per satu tempat aku datangi untuk menanyakan apakah masih ada lowongan pekerjaan atau tidak di sana. Sudah cukup lama aku mencari namun aku belum juga mendapatkan pekerjaan, tapi aku tidak menyerah aku terus mencari dan akhirnya ada sebuah kantor yang memerlukan seorang Office Boy, aku tidak masalah diperkerjakan sebagai seorang Office Boy karena yang terpenting bagiku saat ini adalah aku bisa mendapatkan pekerjaan. Itu sudah cukup bagi ku.
Aku mencoba masuk dan bertanya apakah mereka benar sedang mencari seorang pekerja.