Arvin dan Reno menunggu Meldy yang sedari tadi lama, bisa-bisa mereka telat berangkat sekolah.
Meldy sudah berapa kali mengaca melihat dirinya sudah rapi atau tidak. Teriakan Arvin terdengar, Meldy menatap dirinya sekali lagi di cermin dengan senyumnya "gue udah cantik."
Ia memasang sepatunya dengan cepat "tumben Lo lelet, biasanya nggak," ucap Arvin membuka pintu mobil. Kali ini, mereka mengendarai mobil karena Reno bersama mereka.
Terjadi keheningan sebentar, Reno yang duduk di jok belakang akhirnya berucap "gue gak ngerepotin kan?, Soalnya Lo kemarin naik sepeda."
Meldy menjawabnya cepat "enggak kok"
"Iya santuy aja Lo kalo sama kita," ucap Arvin yang tetap menatap lurus.
Arvin menoleh ke kiri melihat adiknya yang penampilannya tak seperti biasa, Arvin menautkan alisnya "tumben cantik banget"
"Masa? Enggak ah, emang seperti biasa," ucap Meldy menatap Arvin yang fokus menyetir.
Pokoknya harus tampil gak seperti biasanya, ada kak Reno Hihihi.
Meldy tersenyum kecil dalam hatinya.
"Lo kelas berapa Mel?," Tanya Reno dengan cepat Meldy menoleh ke belakang.
"Kelas 10 IPS kak, kak Reno mau gak gue traktir nanti?"
"Terserah lo sih"
"gue juga ikut," ucap Arvin dingin yang tetap fokus menyetir.
"Gak boleh!," Ucap Meldy cepat.
"Ren, emang Lo keberatan gak kalo gue ikut ?"
"Enggak."
Arvin menatap Meldy sekilas "tuh dengerin."
***
Tiba di sekolah, tatapan para siswa-siswi tak pernah teralihkan saat Arvin, Meldy dan Reno berjalan di koridor. Pasalnya, Arvin dan Meldy tak pernah berangkat bersama Reno. Dan Reno merasa risih dengan tatapan siswa.
"Kenapa mereka liatin gue?," Bisik Reno pada Arvin dan Meldy.
"Naksir mungkin," bisik Meldy santai.
Meldy meletakkan tasnya, Nara melirik gadis itu aneh, pasalnya Meldy senyum-senyum sendiri.
"Lo Kesambet apa?, Senyum gak jelas," ucap Nara ke Meldy yang duduk di sampingnya.
"Lo tau?, Yang kemaren bayarin cilok gue itu kak Reno"
"Kak Reno sapa?"
"Dia siswa pindahan dan dia tetangga gue."
Nara sedikit terkejut mendengarnya "banyak drama di hidup Lo."
"Dia cakep Lo," bisik Meldy di telinga Nara.
Nara membulatkan matanya dan menyentuh kening Meldy
"Lo gak sakit kan?"
Meldy mengelengkan kepalanya.
"Akhirnya sahabat gue deketin cowok, gak selalu kak Arvin sekarang," ucapan Nara membuat Meldy menggelengkan kepalanya tidak setuju.
"Enggak ah"
"Terserah lo deh, tapi Pepet dia terus biar Lo ngerasain jatuh cinta," ucap Nara tersenyum, ingin rasanya Meldy memukulnya.