Tentang Meldy

sya_hill
Chapter #7

Saran

Ingar bingar kota Jakarta terdengar ke Indra pendengaran mereka. Waktu petang adalah waktu di mana orang-orang menyelesaikan pekerjaan dan pulang ke rumah untuk beristirahat. Tapi tidak bagi kedua teman Arvin. Mereka memilih bersantai di rumah sahabatnya itu, meski matahari sudah menenggelamkan dirinya di barat. Langit mulai jingga. Menatap langit di saat seperti ini sangatlah nyaman. Langit yang luas seakan diciptakan hanya untuk dipandang.

Meskipun Arvin tidak mengajak temannya itu, mereka pasti datang dengan suka hati. Seperti itulah teman. Arvin menceritakan Reno pada kedua temannya, karena mereka sangat ingin tahu.

"Jadi Reno tetangga Lo?."

Arvin mengangguk.

"Yang mana rumahnya?," Tanya Juan menyapu pandangannya ke atap rumah-rumah. Mereka sedang duduk di balkon kamar Arvin.

"Yang itu," Arvin menunjuk atap yang berwarna abu-abu, tak jauh dari rumahnya hanya berjarak empat rumah.

"Reno boleh gabung dong sama kita?"

"Emang Reno mau?," Tanya Arvin ragu melihat wajah Didi yang tampak menjengkelkan.

Juan dan Didi mengedikkan bahu.

Hujan pun turun, mereka menghirup udara yang khas. Bau tanah yang terkena air hujan.

***

Jika ditanya siapa yang tidak suka main handphone, maka jawabannya tidak akan pernah ada yang jawab tidak. Nara dan Meldy sedang sibuk bermain handphone di cafe SUNRISE karena WI-FI nya yang lancar dan tempat yang nyaman untuk nongkrong. Dan tak jauh dari rumah Meldy.

Jam terus berputar menunjukkan jam lima sore. Meldy meneguk kopinya yang tinggal sedikit. Tak disangka hujan turun.

Meldy dan Nara menatap hujan dari jendela. Deras.

"Nar, hujan," ucap Meldy menatap hujan yang semakin deras.

Nara mengangguk lalu menatap Meldy "pulang?"

"Gimana pulang?, Kak Arvin sama temennya di rumah. Palingan main game"

"Terus gimana?"

Sejenak Meldy berpikir.

"Mandi hujan yuk," Meldy tersenyum matanya yang melebar.

"Yakin?," Nara tak yakin mereka akan menerobos hujan.

Meldy mengangguk. Mereka segera keluar dari cafe SUNRISE.

Meldy mengulurkan tangannya membiarkan hujan membasahi. Mereka masih berdiri di depan cafe.

"Lo ke rumah gue aja, nanti kalo hujannya reda Lo gak papa pulang"

"Yaudah deh, lagian deket ke rumah Lo."

Meldy tersenyum. Ia sudah lama tidak mandi hujan, ia rindu rasanya basah basahan. Dan sekarang keinginannya terselesaikan. Meldy dan Nara segera berlarian kecil menuju rumah. Hujan terus membasahi badan mereka.

"Seru banget!," Seru Meldy.

"Iya!."

Sesampainya di kompleks perumahan Meldy yang minimalis, mereka berhenti sejenak merasakan segarnya air hujan. Lalu Meldy dan Nara mengendap-endap masuk rumah dengan badan yang basah kuyup, lalu langsung ke kamar Meldy. Meldy segera mandi dan ganti baju begitu juga Nara.

Lihat selengkapnya