Tentang Meldy

sya_hill
Chapter #14

Sebuah rencana

Menghubungi Nara adalah wajib untuk saat ini. Meldy sedang menunggu datangnya Nara di cafe SUNRISE. 

Sekarang tanggal 11, besok ia memiliki sebuah rencana untuk Arvin.

Meldy menoleh saat Nara memasuki cafe, lalu Nara duduk di hadapan Meldy.

"Itu minuman lo," Meldy sudah memesankan minuman untuk Nara daritadi. Ocean blue adalah minuman kesukaan Nara.

"Thanks, tau banget kesukaan gue."

Meldy membuka handphonenya dan memberitahu Nara.

"Sekarang udah tanggal 11, jadi gimana?"

"Hmm, gimana kalo kita ajak temennya kak Arvin kerjasama dengan kita? Biar lebih mantap!"

Meldy mengaduk minumannya dengan sedotan

"Ok gue setuju, gue hubungin sekarang ya, biar cepat kelar"

"Ok, lo harus tetep ngambek sama kak Arvin biar dia nyangka lo bener-bener marah gitu."

"Kalo itu mah tenang neng," Meldy mulai mengirim pesan ke Didi dan Juan untuk bekerja sama. Dengan cepat mereka menjawab 

"Sip, iya katanya kak Didi sama kak Juan," ucap Meldy sambil menatap layar handphonenya.

"Suruh ke sini, kita rembuk aja"

"Ok."

***

Terbesit sebuah ide, Arvin kadang menyukai Wii karena setelah bermain ia selalu memiliki ide menarik untuk dikerjakan. Arvin menatap kedua temannya yang terus bermain handphone.

"Dengerin, gue punya ide nih"

Lalu Didi dan Juan menatap Arvin.

"Kalian sadar gak, sekarang tanggal berapa?," Tanya Arvin ia ragu kepada kedua temannya yang menang selalu lupa tanggal apalagi kalau liburan malah tidak tahu hari.

"Tau kok sekarang tanggal 11," ucap Juan mantap.

"Dan besok tanggal 12, oh iya!," Didi menepuk keningnya seakan ia ingat sesuatu.

Arvin tersenyum lebar dan manggut-manggut.

"Iya kan?," Arvin memastikan.

"Aduh gue lupa!, Besok kan gue mau bayar hutang ke Beni"

"Anjir!," Arvin mengumpat.

Didi dan Juan tahu, tapi mereka pura-pura lupa akan tanggal 12 ada apa.

"Kalo lo tau Ju?"

"Tau lah!"

Ucapan Juan membuat Arvin sedikit lega setidaknya salah satu temannya ingat.

"Kan besok gue di suruh antar nyokap gue ke tempat yoga!"

"Anjir!," Arvin mengumpat lagi.

Didi dan Juan tertawa terpingkal-pingkal. Ingin sekali menampar muka Arvin yang sangat kesal.

Lihat selengkapnya