Tentang Meldy

sya_hill
Chapter #19

Ancaman besar

Kedatangan Tiara dan Julio membuat Reno senang, akhirnya kedua orang tuanya datang.

Reno bisa menceritakan hal-hal yang mamanya belum tahu, Reno memang dekat sama Tiara, Tiara tempat curhat Reno. Tempat curhat yang tak pernah berubah.

"Ma, gak kasih oleh-oleh ke Tante Rosa?, Kan Tante Rosa nyambut kita waktu pertama kita pindah?"

"Hemm, iya. Biar besok aja"

"Tapi Ma, Tante Rosa kemaren gak ada, pergi. Gak tau kalo udah dateng"

Tiara mengangguk "gimana sekolah kamu? Suka?," Pertanyaan Tiara membuat Reno mengingat kejadian di sekolah, menyenangkan.

"Aku suka kok, aku ikut basket ma"

"Wah bagus dong, pasti banyak cewek yang naksir kamu ya?," Goda Tiara.

"Banyak lah, orang aku ganteng," ucap Reno pede. Lalu tertawa, Tiara mengusap kepala Reno lembut, ia sangat bersyukur melihat anaknya bahagia, semoga terus seperti ini.

"Ma, kan kerjaan papa udah pindah ke Indonesia gak di Prancis lagi, jadi kita menetap disini?," Tanya Reno terlihat dari matanya ia benar-benar senang dan bersyukur, Tiara tidak bisa mengelak melihat anaknya bahagia.

"Insyaallah, mungkin ke ada juga pekerjaan papa harus ke Prancis tapi gak sering"

"Ok deh"

"Kamu seneng di sini?"

"Lebih dari senang, ada yang harus aku perjuangkan di Indonesia Ma."

Mendengar ucapan Reno lagi-lagi Tiara mengusap rambut Reno lembut. Tiara hanya bisa mendukung anaknya, anak tunggalnya.

***

Arvin sebenarnya ragu untuk menerima ajakan Serly, katanya Serly mengadakan party, Didi dan Juan, mereka sudah memaksa Arvin untuk pergi karena akan banyak makanan di sana. Sesekali hadir di acara Serly.

Arvin membuka kamar Meldy, ia mendapati Meldy sedang bermain handphone di kasur.

"Lo mau ikut gak ke party?," Tanya Arvin, ia duduk di samping Meldy.

"Kalo lo?," Pandangan Meldy masih ke handphone.

"Gue di ajak untuk pergi, kalo lo?"

"Enggak," Meldy menggeleng.

"Iya kali gue pergi ke partynya Serly, ogah," ucap Meldy lagi.

"Gimana kalo lo ikut gue?," Tanya Arvin, Meldy bangkit merapikan posisinya.

"Males kak, tapi kalo gue gak ikut lo pasti party sama cewek," Meldy segera menggeleng, membayangkan Arvin bersama cewek-cewek.

"Jadi gimana?"

***

Arvin mengajak Reno untuk berangkat bersama, akhirnya mereka melaju dengan kecepatan rata-rata

***

"Udah gue ajak Arvin, tenang aja," ucap Serly santai."ok, awas aja lo kalo gak berhasil," ancam Yasmin.

Awas aja lo batin Serly kesal.

"Tapi gue gak tau apa yang ditakutin Meldy?," Tanya Lili ia bingung, karena Meldy memang pemberani.

"Gue udah punya rencana, lo diem aja,"

"Inget gak?, Waktu Meldy MOS?," Lili mengingat saat MOS, betapa hebohnya murid SMA Pelita saat ada Meldy.

Serly mengangguk "inget banget, gue pikir Arvin gak punya adik. Eh ternyata punya."

"Yang buat heboh satu sekolah tuh waktu Arvin nemenin Meldy waktu istirahat"

"Iya, kan anak-anak pada suka sama Arvin, pas liat Meldy sama Arvin mereka pada iri"

"Kita tuh waktu itu, pertama kali liat Arvin nemenin cewek di sekolah"

"Yang buat gue nyebelin adalah waktu gue deketin Arvin terus ada Meldy, gue di suruh jauh-jauh tauk, itu waktu pertama kali gue di usir sama cewek yang dekat sama Arvin," Serly mengingat kejadian di saat Serly menghampiri Arvin di lapangan, saat itu Arvin sedang menunggu Meldy selesai MOS. Tiba-tiba Meldy mengusir Serly. 

Saat itu juga Serly membenci Meldy meski ia adiknya Arvin.

"Inget gak waktu Meldy MOS?, Meldy cewek yang paling berani waktu perkenalan, dan dia kenalin Arvin kalo Arvin kakaknya"

"Kesel banget gue kalo ingat"

"Semenjak ada Meldy, cewek-cewek pada gak berani deketin Arvin, karena Meldy"

"Emang tuh cewek"

Mereka terus saja mengingat kejadian saat Meldy MOS, betapa kesalnya cewek di SMA Pelita, terutama Serly.

Meldy sangat mengusik mereka.

Lihat selengkapnya