Tawa mereka terhenti saat melihat Serly berlari menuju ke arah Arvin.
"Arvin adik lo tenggelam!!!"
Didi, Juan dan Reno saling tatap tak mengerti.
Dahi Arvin berkerut, jelas ia tak mengerti.
"Arvin!!!, Gue serius!, Cepet dia bisa--"
Ucapan Serly terpotong saat Arvin segera bangkit dan lari menuju kolam. Serly mengikuti Arvin.
Dengan cepat Arvin membuka jaket kulitnya melemparnya sembarang lalu ia melompat ke kolam.
Ia segera membawa Meldy keluar dari kolam, lalu memakaikan jaketnya ke tubuh Meldy dan membawanya keluar, Meldy menggigil kedinginan. Ia sudah basah kuyup.
Reno langsung mengambil kontak mobil, ia yang menyetir. Meldy dan Arvin duduk dibelakang. Giginya terus bergetar, menggigil kedinginan.
"Ren, nyopirnya cepetan," ucap Arvin ia membenarkan jaketnya di tubuh Meldy.
"Iya, sabar."
***
Setelah sampai, Arvin cepat membawa Meldy ke kamarnya dan menyuruh Reno pulang, karena sudah malam.
Akhirnya Reno mengiyakan.
Arvin tak membangunkan mamanya, ia cepat menyuruh Meldy ganti baju, sembari Meldy ganti baju Arvin membuatkan susu hangat.
Setelah Meldy selesai ganti baju, ia meneguk susu hangatnya yang baru saja Arvin buatkan.
"Lo ceritanya besok aja"
"Enggak, sekarang aja. Besok lo harus marahin dia!"
"Iya iya, cepet habisin"
"Bang, gue takut kecebur kolam, gue masih trauma Banget"
"Udah gak usah pikirin dulu."
Meldy memiliki trauma saat kecil, ia takut melihat kolam bukannya ia tak bisa berenang tapi ia takut.
Saat berumur 5 tahun Meldy membawa boneka kesayangannya, tiba-tiba boneka itu jatuh ke kolam, Meldy bukan anak yang cengeng, ia berusaha mengambil boneka itu dengan kayu.
ia terus berusaha agar bonekanya bisa diambil, tiba-tiba ia terpeleset dan kecebur ke kolam yang dalam.
Arvin teriak melihat Meldy tenggelam, Arvin memanggil papanya. Dan akhirnya Meldy tertolong, Meldy pingsan.
Arvin menangis melihat Meldy seperti itu, kemudian Meldy terbangun.
Dan Arvin berjanji akan selalu menjaga adiknya, ia masa bersalah saat dulu, karena ia tak menjaga Meldy saat bermain bersama.
Dan kini, kesalahan itu terjadi lagi. Arvin mengingat kejadian itu, kejadian yang membuat Meldy trauma.
***
Lili dan Desi mengajak Serly masuk, karena acaranya sudah selesai. Tentu Yasmin pulang dengan baju yang basah kuyup.
"Kenapa jadi gini?"
"Untung aja lo gak kecebur Ser"
"Besok kita kasih pelajaran si Yasmin!"
"Gue setuju!, Dan lo harus terlihat mendukung Meldy, biar Arvin baik sama lo"
"Ide bagus."
"Emang gue yakin tuh si Yasmin mau nyeburin gue, dengan gitu dia bisa Deket sama Arvin, tolol banget dia," Serly memija-mijat kakinya yang pegal gara-gara dorong-dorongan dengan Yasmin tadi.
"Untung lo pinter Ser"
"Itu rencana gue, nyerang dia balik"
"Bagus, lo emang temen gue yang paling deh," Lili gemas, mencubit pipi Serly.
***
"Udah enakan?"
"Mendingan bang," Meldy bersandar lalu mengecilkan suhu AC-nya.
"Yaudah cerita"
Arvin naik ke kasur, ia berada di samping Meldy siap mendengarkan ceritanya yang membuatnya khawatir.