Langkah kaki Meldy menuju kantin, ia menemui Reno. Terlihat Reno sedang menunggunya dengan dua gelas jus buah di meja.
Lalu Meldy menarik kursi dihadapan Reno lalu duduk.
"Kak Arvin udah ke Serly?," Tanya Meldy ia mengaduk jus buahnya.
"Udah tadi, oh ya Mel, nih gue punya permen," Reno mengeluarkan permen dari saku celananya lalu memberikannya ke Meldy.
Meldy menerima permen kiss rasa apel itu. Lalu Meldy membalik bungkus permen kiss, di situ tertulis i Miss you.
Meldy tersenyum, geli.
"Lo rindu gue kak?," Ucap Meldy setelah melihat bungkus permen.
"Ah, kebetulan itu tulisannya"
"Masa?"
"Iya"
"Padahal gak papa loh," ucap Meldy senyumnya sedikit menggoda Reno untuk tertawa.
"Gak papa apa?"
"Rindu gue," ucap Meldy singkat.
Tangan Reno mengacak rambut Meldy pelan "dasar adek kelas," Reno tertawa begitu juga Meldy.
Tangan Reno bersendekap lalu menyandarkan punggungnya ke kursi "jadi lo takut kolam?"
Meldy mengangguk "padahal gue bisa berenang tapi saking takutnya jadi kayak gak bisa"
"Takut kenapa?"
Meldy membuka bungkus permen kiss "karena dulu, gue trauma. Pernah tenggelam"
Reno mengangguk mengerti.
"Oh ya, kak Reno lebih suka di indo apa di Prancis?"
"Sama-sama suka sih"
"Gue pengen deh ke sana, harus sukses dulu," ucap Meldy, setelah permennya habis Meldy menghabiskan jus buahnya.
"Lo bisa kok," ucap Reno enteng.
"Gimana?"
"Jadi masa depan gue," ucap Reno santai, sekarang dahi Meldy berkerut bingung.
"Maksudnya?, Jadi istri lo kak?," Ucap Meldy, ia menahan tawanya. Meldy tidak sok malu untuk mengucapkan itu.
"Hahaha, jadi pembantu gue!," Tawa Reno, spontan Meldy mencubit lengan Reno.
Tiba-tiba Didi dan Juan datang, lalu duduk di kursi menatap Meldy dan Reno yang sedang asyik mengobrol.
"Halo!!!, Gue gak ganggu kan?," Ucap Didi sembari melambaikan tangan ke depan wajah Reno dan Meldy.
"Enggak," ucap Reno santai.
"Ah masa?," Juan tak yakin.
"Kok berduaan nanti yang ketiga setan loh," ucap Didi asal, ia meneguk jus buah Reno yang tinggal setengah.