Arvin, Reno dan tim basket lainnya meneguk air dingin setelah olahraga. Memang banyak pendapat tentang meminum minuman dingin setelah olahraga tidak baik. Minum minuman dingin saat berkeringat sangatlah segar. Arvin bodo amatlah, yang penting rasa capeknya hilang. Meldy memandangi Arvin Yang sedang minum.
"Mau?"
Meldy menggelengkan kepala.
Tiba-tiba bola basket melayang hampir mengenai Meldy. Reno menangkapnya dengan cepat. Lalu ia melempar bola basket.
"Woi, kalo main liat-liat dong!," Ucap Reno keras, orang itu hanya mengangguk.
Reno menatap Meldy "lo gak papa?"
"Enggak."
Lalu Reno menatap Arvin, Reno mengangkat sudut bibirnya.
"Gue bisa"
Arvin sedikit terkejut "ah, mungkin"
***
Kabar libur di jam pelajaran Bu Rani membuat seisi kelas ramai. Akhirnya ada jam kosong. Para cowok-cowok mulai berkumpul di pojok kelas, mulai saatnya mereka bermain game. Sedangkan cewek-cewek bergosip tentang idola mereka.
Arvin, Didi dan Juan mereka masih setia duduk di kursi.
"Gimana kucing lo?"
"Kucing gue baik-baik aja kenapa?," Tanya Juan heran, Arvin tiba-tiba bertanya kucingnya.
"Enggak, nanyak doang"
"Adik lo gak kenapa?"
"Kenapa lo nanyak adik gue?," Tanya Arvin heran.
"Kan Reno mau pdkt sama Meldy," ucap Juan santai.
"Ahh itu, gak tau. Udah jangan bicarakan itu. Gue bisa demam!"
Didi dan Juan cengingisan lalu mereka keluar kelas, berniat ke kantin. Didi dan Juan berjalan lebih dulu membuat Arvin mengejarnya.
"Tungguin gue!," Arvin berlari.
Arvin heran kepada kedua temannya, mengapa mereka sangat setuju dengan Reno?. Arvin makin kesal ketika mengingatnya. Demi apa, ia harus menasehati kedua temannya.
Seperti ini yang mereka suka, kantin sepi. Mereka bisa tertawa bebas, bisa duduk di mana saja dan untuk membeli makanan mereka tak usah mengantri. Karena hal yang paling menyebalkan adalah mengantri. Di saat kita ngantri, di situ kesabaran kita di uji. Setiap orang yang mengantri berbeda karakter. Ada yang suka nyempil agar tidak usah ngantri lama, ada juga yang curang dengan masuk ke booth penjual, dan juga ada yang sabar menunggu di antrian terakhir.
"Pak!! Bakso satu!," Teriak Didi, Didi teriak seenak jidat.
"Buuukk!!! Nasi goreng satu!!," Juan ikut teriak.
Tak masalah, karena kantin sepi hanya ada mereka bertiga sebagai pelanggan. Para penjual di sana hanya bisa geleng kepala melihat tingkah mereka yang enak, hanya teriak lalu pesanan datang.
"Lo gak mesen Ar?," Tanya Didi ia mendekatkan wajahnya ke Arvin.
Arvin mendekatkan wajahnya ke didi lalu "Pak, buukk!!! Es jerus satu!!!," Arvin berteriak didepan Didi. Kaget bukan main, Didi memundurkan kepalanya mengusap wajahnya yang terkena cipratan ludah Arvin.
"Anjir lo!, Gak usah gitu!," Ucap Didi kesal.
Arvin dan Juan cengingisan melihat wajah Didi yang ingin sekali mereka tinju.
"Kantin milik kita deh"
***
"Bolos yuk?," Bisik Serly ke Lili.
"Kelas Arvin lagi libur pasti dia di kantin," ucap Serly lagi, bibirnya terangkat.
Soal memberi alasan untuk keluar kelas, Serly jagonya. Dengan cepat Serly berjalan menuju kantin. Ia kesal dengan kedua temannya karena tak mau diajak bolos, alhasil Serly sendiri ke kantin. Tak apa asal bertemu dengan Arvin, itu sudah membuatnya senang.
Dan benar saja, Serly melihat Arvin bersama kedua temannya, Serly bersyukur kantin sepi. Langkahnya terus menuju ke Arvin.
Ketika Serly sudah dekat dengan Mery, barulah Arvin menoleh, melihat Serly berjalan ke arahnya.
Lalu Serly menarik satu kursi yang dekat dengan Arvin dan duduk tanpa izin. Didi dan Juan menghela napas berat. Gadis ini muncul.
"Lo bolos?"
"Iya, kan udah mau jam istirahat," ucapnya, memang benar tinggal 10 menit lagi bel jam istirahat akan berbunyi.
"Arvin temenin gue ke mall yuk!!," Ajak Serly.