"ha?," Tanya Reno bingung, spontan ia menghentikan aktivitasnya.
Tiba-tiba Meldy datang dari belakang Arvin.
"Lo pacaran sama dia?!," Tanya Arvin suaranya sedikit tinggi.
"Iya gue pacaran sama kak Reno!," Ucap Meldy.
Meldy berjalan ke Reno sehingga ia berada di sampingnya.
Apa yang baru saja ia dengar, Reno bingung. Tapi hatinya tersenyum lebar.
Kaki Arvin lemas seketika ia sakit hati sekarang, apa yang baru saja Meldy ucapkan. Meldy berbohong! Arvin tahu. Arvin selalu tahu Meldy. Meldy jahat!
Arvin tak bisa menerima ini semua.
"Mel pulang!," Bentak Arvin. Lalu Arvin meninggalkan Meldy dengan perasaan yang sangat sakit.
"Mel maksud lo?," Tanya Reno langsung.
"Gue mau jadi pacar lo kak," jawab Meldy cepat.
Apa yang baru saja ia dengar? Hati Reno terus saja mengembang.
Hari apa sekarang? Reno sangat bahagia. Ternyata Meldy jadi pacarnya?!
"Boleh?," Tanya Meldy lagi.
Bibir Reno terangkat Sempurna ia mengangguk, lalu tangan Arvin mengacak rambut Meldy.
"Pulang ya," ucap Meldy, Reno mengangguk.
Meldy berlari kecil ke rumahnya, ia tahu perasaan Arvin sekarang. Saat Meldy membuka pintu kamar Arvin, Arvin sudah menyuruhnya jangan masuk tapi msh tetap saja masuk.
"Karena Lo kakak gue, gue sayang sama lo. Gue gak bisa--"
"Gak bisa apa?!, Keluar!!," Ucap Arvin kesal.
***
Meldy bersiap-siap untuk pergi bersama Reno, biasa baru pertama. Reno mengajaknya entah kemana.
Setelah selesai, Meldy berjalan ke rumah Reno tak masalah meski ia harus berjalan tidak usah menunggu Reno di depan rumahnya, terlalu manja menurutnya.
Dengan celana jins dan kaos oversize Meldy terlihat cantik meski sangat sederhana. Reno baru saja keluar lalu menghidupkan sepeda motornya yang sudah dipanaskan tadi.
Lalu mereka berangkat. Meldy lebih memilih diam menghirup udara malam. Entah tindakannya sekarang benar atau salah?
Reno terus saja menyetir ia tidak memberitahu Meldy mereka akan kemana. Mimpi apa semalam? Malam ini Reno bersama Meldy. Meldy pacarnya. Reno masih tidak percaya ia sangat senang ternyata perasaannya terbalas. Senangnya jatuh cinta.
Reno ingin melambatkan sepeda, tapi ia juga kasihan ke Meldy nanti ia bisa masuk angin.
"Mau kemana sih?," Tanya Meldy yang sangat kepo.
"Udah nyampe," ucap Reno, ia mematikan sepedanya dan turun. Meldy hanya menurut saja. Reno dan Meldy turun dari sepeda lalu melepas helem, Ternyata Reno berhenti di sebuah pedagang kaki lima di pinggir jalan. Aroma sate menyeruak masuk ke Indra penciuman Meldy, ia jadi lapar.
"Rame banget?," Tanya Meldy melihat suasana sangat ramai, orang-orang sangat menikmati satenya.
"Lo gak pernah ke sini?, Di sini enak banget lo satenya. Yuk coba!," Ucap Reno tanpa sadar ia memegang tangan Meldy dan menarik ya pelan.
Meldy sedikit terkejut, ia harus terbiasa menanggapi hal ini, toh Reno pacarnya, ya pacarnya sekarang.
Reno menyuruh Meldy mencari kursi, sedangkan Reno memesan sate lalu duduk didekat Meldy.
"Lo kedinginan?," Tanya Reno melihat Meldy menggenggam kedua tangannya rapat.
"Dikit, tapi gak papa santai aja," jawab Meldy.
"Pake jaket gue," Reno melepaskan jaket bombernya lalu memasangkan ke Meldy.
Ah kenapa seperti ini, kenapa Meldy tidak memakai baju yang bisa melindunginya dari angin, ia malah mengenakan kaos.
Sekali lagi Meldy harus terbiasa dengan sikap Reno kepadanya, ia pacarnya sekarang. Meldy merasa berbeda, tidak seperti bersama Arvin. Ia selalu nyaman dan tidak sungkan ke Arvin mungkin karena Meldy sangat dekat dengan Arvin, kakak adik. Tapi dengan Reno? Ia mungkin masih canggung, maklum lah.
Tak lama pesanan mereka sudah jadi, dengan cepat Meldy mengambil satu tusuk dan melahapnya, nyam.
Ternyata benar, satenya sangat enak sampai-sampai Meldy menghabiskan satenya, Reno hanya makan tiga tusuk sate saja karena melihat Meldy yang sangat lahap.
"Dasar rakus, kurang gak?," Tanya Reno sedikit tertawa.
"Iya boleh!," Jawab Meldy cepat.
Meldy dan Reno menunggu sate lagi. Sembari menunggu Meldy menjilat sisa-sisa bumbu sate dengan tusuk sate.
"Ya ampun Lo kayak gak di kasih makan," ucap Reno melihat tingkah Meldy.
"Enak banget soalnya, gue baru tahu kalo ada sate seenak ini!"
"Ya udah kapan-kapan ke sini lagi."
"Iya!," Jawab Meldy setuju.
"Lo belum kenyang Mel?," Tanya Reno ke Meldy, Meldy memandangi akang sate yang sedang mengipas.
"Belom, eh Lo yang bayarin ya....," Mohon Meldy sambil memasang wajah seimut-imutnya.
"Hahah, iya sayang," ucap Reno sambil tertawa.
"Ih, geli! Jangan gitu!"
"Becanda, Mpok!," Jawab Reno menahan tawanya.
"Ih!"
"Iya Mel..," jawab Reno halus.
Ah, mengapa Meldy merasa senang?
Meldy, Meldy harus sadar!!!
aneh rasanya Reno bertingkah seperti ini, menggombalnya. Meldy merasa geli. Sedangkan bersama Arvin ia sangat nyaman dan senang. Mungkin belum terbiasa dengan tingkah Reno.