Tidak ada lagi sekarang, tidak ada lagi membangunkan Meldy, tidak ada lagi yang duduk di samping Arvin ketika sarapan, tidak ada yang siapa yang duduk di boncengan Arvin dan tidak akan ada lagi yang bercerita, menemani Arvin di rumahnya saat bosan.
Arvin terbangun, kemarin masih ada Meldy, dan sekarang sudah tidak ada. Dengan tidak semangat Arvin berangkat ke sekolah ia merasa hampa. Arvin memegang helem Meldy, ia sedih. Gadis itu tidak ada. Benar-benar tidak ada. Coba seandainya Meldy tidak pernah jadi di rumah ini mungkin Arvin sangat terbiasa sebagai anak tunggal di rumahnya, tapi sekarang ia merasa hampa dan sangat sendiri.
"Mel, pegang gue," ucap Arvin, ia sengaja mengatakan hal itu saat mau naik ke sepedanya.
Akhirnya Arvin melaju, otaknya telah di penuhi oleh Meldy, bagaimana keadaannya sekarang?
Arvin sudah bilang kalau Meldy Samapi ia harus segera menelponnya lewat WA tapi ternyata Meldy tidak melakukan itu.
Akhirnya Arvin Sampai di sekolah dengan selamat.
Dengan berhentinya Meldy sekolah sudah membuat gempar para siswa-siswi. Serly yang mendengar kabar itu sangat senang, sekarang tak ada lagi yang menjaga Arvin di sekolah.
"Arvin!!!!, Bersyukur benget Meldy berhenti rasanya seperti pas kita kelas 10 ya, gak ada yang halangin gue lagi," ucap Serly senang sangat senang.
Arvin menghiraukan perkataan Serly, ia segera masuk ke gedung sekolah. Serly terus saja mengekori ya sambil bertanya-tanya.
"Vin, Meldy kenapa berhenti?"
"Bukan urusan lo!," Ucap Arvin lalu ia masuk kedalam kelas, melempar tasnya ke meja.
Serly segera kabur sepertinya mood Arvin sedang buruk.
"Lo sedih banget pasti ya," ucap Juan.
"Vin sini!," Ucap Didi, ia akan membisikkan sesuatu ke Arvin. Arvin mendekatkan telinganya.
"Anak-anak belum tau, tenang aja, mereka hanya tau Meldy hanya berhenti doang dan mereka gak tau alasannya, tenang aja," bisik Didi. Arvin sedikit lega ia mengangguk.
***
Sepertinya Reno baru saja pacaran dengan Meldy tapi sekarang ia harus LDR. Reno menikmati makan siangnya di Kantin.
"Gue gabung ya," ucap gadis di sebelahnya, ia kemudian duduk di samping Reno dengan membawa semangkuk mie.
Reno tak menjawabnya.
"Kenalin, gue Mira," ucap gadis itu sangat percaya diri. Reno hanya mengangguk.
***
Serly memaksa berfoto bersama Arvin kemudian ia mengunggahnya di Instagram. Terlihat Serly tersenyum lebar sambil bersandar di bahu Arvin sedangkan Arvin membuang mukanya di foto itu, ia tak ingin berfoto dengan Arvin.
"Lo sekarang bisa suka sama gue!," Ucap Serly percaya diri.
"Arvin.. sekali-kali liat gue Napa?," Tanya Serly grerget.
Baru saja Arvin ingin bangkit tapi Serly menahannya. Arvin sadar kalau sangat nyaman jika ada Meldy, pasti Meldy menghalangi gadis siapapun yang ingin dekat dengan Arvin. Sekarang Arvin susah menghindar.
Arvin baru saja latihan basket dan sekarang juga tidak ada Meldy yang biasanya menemaninya dan membawakannya air cuma ada Serly yang datang, itu menyebalkan.
Arvin sudah banyak mengirim DM ke Meldy tapi Meldy belum juga membalasnya.
Kemudian tak sengaja Arvin mengetik pesan DM ke Meldy ternyata Meldy sedang aktif dan lebih kaget dan senangnya Meldy sedang mengetik.
Kemudian pesan dari Meldy Arvin langsung membacanya.
Baru di tinggal sehari, udah nempel sama cewek
Arvin terkejut apa yang Meldy katakan, Arvin tak tahu Meldy benar marah atau tidak, yang pasti Arvin sedikit tersenyum melihat ini.
Gue gak mau tapi Serly maksa, lo liat postingan Serly kan?
iya
gue kangen lo Mel, Lo malah ngirim kek gitu. Seharusnya lo 'bilang aku kangen Bang Arvin' gitu. Mel banyak yg mau gue omongin, Lo gimana di sana?
iya Bang Arvin sayang...., Ok nanti malam ya...
Arvin tersenyum senang, kini ia hanya bisa mengirim lesan dan telpon Meldy, dan ia tidak bisa lagi saling berpegangan.
Arvin langsung setuju dengan ajakan Meldy, untung Singapura dengan Jakarta hanya beda satu jam. Arvin sangat lega, ia takut Meldynya berubah saat di Singapura.
Hatinya terasa terobati dengan Meldy mengirimkannya pesan, semoga tetap lebih baik. Arvin selalu berharap di suatu hari nanti Meldy datang kembali.