Siang hari telah datang menyapa dengan terik sengatan matahari, namun Nara masih asyik menikmati bersandar sembari bertukar pesan dengan Rendra, namun Nara dibuat keterangan atas isi pesan yang ia terima.
"Jika waktuku telah habis, aku ingin menyampaikan pesan lewat bayu bahwa aku mencintaimu dengan sangat, tanpa rasa bosan ataupun jengah. Aku mencintaimu dengan sangat, tanpa ada jeda walau hanya sedetik saja. Aku merindukanmu dalam setiap detik, menit dan jam yang berlalu. Seumpama ada kesempatan untukku aku ingin menebus waktu yang terlewati tanpamu.
Bagiku engkau adalah permaisuri yang menempati singgasana dalam istana hatiku untuk kemarin, sekarang dan sampai jantung tak lagi mampu untuk berdetak. Engkau adalah bidadari tanpa sayap yang DIA kirimkan untukku, terima kasih untuk semua i love you"
"Tumben sekali ia mengirim kata- kata seperti ini, tidak biasanya dia seperti ini apa ada yang salah dengannya?"
Sekalipun Nara dibuat tersenyum sendiri setelah membaca isi pesan tersebut, namun disisi lain hatinya penuh tanda tanya tentang Rendra, setelah berakhirnya chatting dengan Rendra yang berpamitan akan melakukan perjalanan tugas ke luar kota.
Pesan informasi yang didapat oleh Nara bahwa Rendra tidak akan bermalam, hanya saja besar kemungkinan kalau suaminya tersebut akan pulang terlambat, bisa jadi sampai di rumah larut malam.
Nara masih terdiam melamun di tempatnya duduk, sesaat setelah mengakhiri berbalas pesan dengan Rendra. Ditengah kegiatan bersantainya tiba-tiba menyelip rasa yang tidak biasa membuat hati seorang Nara merasakan tidak tenang, rasa dimana ia sendiri tidak dapat memastikan entah khawatir atau cemas, yang Nara tahu hanya isi pesan dari Rendra berbeda dari biasanya.
Perlahan matanya terpejam bukan untuk menjemput kantuk melainkan memanjatkan doa kepada sang Maha Pencipta untuk keselamatan dan kelancaran perjalanan yang sedang dilakukan sang suami:
"Ya Tuhan seru sekalian alam, Hamba mohon jagalah dia untukku dalam kewajibannya sebagai khalifah keluarga, jagalah dia dalam perjalanan serta kirimkan malaikat penjaga untuknya, hamba memohon dengan segala kerendahan sebagai makhluk di hadapan-Mu, tidak ada tempatku memohon dan meminta pertolongan kecuali kepada-Mu Tuhan yang penuh kuasa atas alam raya beserta isinya. Hamba memohon uluran bantuan dari MU, kabulkanlah Tuhan, amin."
Kali ini ditengah kesendirian, Nara terus menerus terbayang wajah Rendra, seperti ia sedang merindu namun bukan rasa bahagia yang dirasakan, melainkan hatinya merasakan sedang diombang-ambingkan rasa khawatir yang penuh tanda tanya.
Kini, hati dari seorang istri sedang dirundung perasaan khawatir, gundah dan was-was yang berkecamuk mengaduk-aduk batinnya.
Menurut mitos yang pernah Nara dengar, jika salah seorang menunjukkan gelagat yang tidak biasanya dilakukan, bisa jadi merupakan sebuah pertanda buruk.
Nara buru-buru menggeleng kasar, mengusir pikiran-pikiran terkait mitos. Namun sayangnya di beberapa artikel membenarkan mitos yang Nara ketahui.