Tentang Sebuah Cerita

AlifatulM
Chapter #2

Susu Strawberry Dera

Katanya, kalau jodoh, mau terpisah ditengah perjalanan pun, nantinya akan bertemu lagi. Katanya, untuk tiap-tiap pisah yang dipertemukan lagi, beberapa memiliki arti untuk memperbaiki hal kemarin. Lantas hari ini bagaimana? Bagaimana dengan hari ini? Apa ini bagian dari memperbaiki hal kemarin?

“Dera….” kata sebuah suara tiba-tiba.

Aku pun langsung menoleh ke arah sumber suara. Aku diam sebentar, kemudian mencoba mengingat sosok yang ada di depanku. Terlintas sebuah nama di kepalaku. Gak. Gak mungkin dia. Gak mungkin. Pasti cuma mirip. Batinku terus menolak jawaban yang ada di kepalaku.

“Randu Der, masih ingat?” kata suara itu lagi.

Saat itu juga, saat mendengar nama itu, rasanya Aku mau lari sejauh mungkin dari situasi saat ini. Kenapa? Kenapa dari segala banyak kemungkinan, harus dia yang ada dihadapannya sekarang. Kenapa? Kenapa dari sekian banyak orang yang sudah lama tidak Dera temui, harus sosok ini yang ada didepan matanya sekarang.

Aku pun menyadarkan lamunanku dan tersenyum kemudian.

“Hei!!! Duduk…” akhirnya Aku berhasil mengeluarkan satu kalimat untuk dikatakan setelah cukup lama tertegun dan tak percaya.

“Lupa ya?” kata Randu sambil menaruh kopinya diatas meja.

“Enggak kok, cuma kaget aja bisa ketemu disini.” kataku membalas senyuman Randu.

“Setelah sekian lama ya… ketemunya malah disini.”

Aku hanya bisa tersenyum membalas perkataan Randu.

“Apa kabar? Udah berapa tahun ya kita gak ketemu?”

“Baik, kamu gimana?”

“Baik dong. Kita satu kampus tapi jarang banget ketemu, bahkan sampai lulus.”

Lagi-lagi Aku hanya bisa tersenyum membalas perkataan Randu.

“Kamu kerja disekitar sini?”

“di Gedung seberang sana. Kamu disana juga?” kataku sambil menunjuk sebuah Gedung di seberang jalan.

“Aku di sebelahnya. Udah lama? Kok gak pernah lihat kamu di sekitar sini.”

“Lumayan sih, tapi kemarin aku baru aja balik dari Korea. Sekitar satu tahun aku disana, abis ada projek soalnya. Kamu udah lama?”

“Sekitar lima bulan, pantas kita gak pernah ketemu ya.”

“Terkabul dong wish list nomor satunya?” katanya lagi.

Wish list?” kataku bingung.

Lihat selengkapnya