Tentang Sebuah Cerita

AlifatulM
Chapter #6

Gelas Kopi (bagian 2)

Denis hanya menganggukan kepalanya dan meyakinkan Danisha bahwa mereka akan benar-benar pergi ke Bandung sekarang. Ini memang masih belum begitu sore, tapi kalau hari ini mereka ke Bandung, mereka bisa sampai tengah malam di Jakarta nanti.

Danisha kira, Denis hanya bercanda, tapi mereka benar-benar pergi ke Bandung setelah selesai menikmati Pizza Kayu Bakar. Ini bukan perjalanan yang singkat, sehingga Denis memutuskan untuk berhenti sebentar untuk membeli cemilan di Minimarket. “Biar mulutku gak bosan.” katanya. Hahaha. Ada-ada saja memang.

Mereka tiba di Bandung sekitar pukul tujuh malam. Danisha langsung menanyakan apa yang ingin dipesan oleh Denis dan menyuruhnya mencari tempat duduk. Danisha tidak mau kalau Denis yang membayar lagi makanan mereka kali ini. Denis hanya tertawa mendengar alasan Danisha dan langsung menyebutkan apa yang ingin dia pesan.

“Sekarang, aku nemenin kamu. Jadi aku gak akan menolak kalau kamu mau bayar makanannya. Walaupun kalau aku harus bayar sendiri juga gak masalah sih. Tapi karena kamu bilang kamu mau traktir aku, aku akan terima dengan senang hati. Terima kasih.” Jelas Denis begitu Danisha tiba di meja mereka.

“Ya??” kata Danisha yang masih sedikit bingung dengan penjelasan Denis.

“ke Bogor itu… tadi kamu nemenin aku. Jadi, biarin aku yang bayar makananya. Karena aku yang minta temenin kamu untuk kesana. Kalau ke tempat ini, aku yang temenin kamu. Sekalian kamu traktir aku juga.” Kata Denis memberi penjelasan lagi.

Danisha hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tertawa mendengar penjelasan Denis.

Melihat Denis yang terus mengemudi jarak jauh hari ini, Danisha pun menawarkan diri untuk mengemudikan mobil Denis ketika pulang. Tentu saja Denis menolak hal tersebut.

“Perempuan menyetir tengah malam jauh lebih berbahaya, Dan.”

Begitu kata Denis. Dia pun memberi opsi untuk mereka mencari penginapan malam ini dan pulang ke Jakarta besok pagi.

“Ehh aku bukan modus ya!!! Tentu saja kita ambil 2 kamar. Aku cuma gak mau kamu menyetir malam-malam walaupun sebenarnya aku gak masalah kalau harus menyetir untuk pulang sekarang. Kita tinggal take away kopi sama beli beberapa cemilan.”

Denis tidak mau Danisha menjadi salah paham atas opsi yang dia ajukan.

“Aku kan belum bilang apa-apa Den. Hahaha” Danisha hanya bisa tertawa mendengar perkataan Denis yang menjadi panik takut Danisha salah paham.

Danisha pun menyetujui usul Denis. Sepertinya, pilihan terbaik mereka adalah menginap dulu semalam di Bandung baru besoknya pulang.

Setelah menemukan penginapan yang tidak jauh dari tempat kopi, mereka langsung mengambil dua kamar berbeda.

Hari ini memang cukup melelahkan bagi Danisha. Padahal dia hanya duduk dan makan, tapi duduk di mobil lama memang cukup membuat badannya pegal-pegal.

Kalau dipikir-pikir lagi, sepertinya Danisha mulai sedikit tertarik dengan Denis. Hanya sedikit, karena dia belum lama mengenal Denis. Sejujurnya, Danisha benar-benar dibuat jatuh cinta oleh Denis hari ini. Bahkan Denis membuat Danisha tidak melihat handphonenya hari ini. Selalu ada hal menarik yang Denis bicarakan dan lakukan. Danisha benar-benar banyak tertawa hari ini. Walaupun Danisha sadar bahwa pada dasarnya semua pria akan terlihat begitu baik dan sempurna pada awalnya. Entah kesempurnaan ini akan bertahan berapa lama sampai mereka benar-benar menunjukkan sifat aslinya. Tidak semua memang. Tapi… kebanyakan begitu bukan????

Sudah dua hari setelah Danisha pergi ke Bogor dengan Denis. Sebenarnya tidak terjadi hal yang aneh setelah mereka berpisah di kamar masing-masing dan kemudian kembali ke Jakarta keesokan harinya. Namun entah kenapa setelah terakhir mereka bertemu, nama Denis tidak lagi memenuhi notifikasi handphone Danisha. Danisha sudah sempat mengirim pesan pada Denis untuk mengembalikan jaketnya, namun Denis belum juga membalas pesannya sampai sekarang. Ya, pada akhirnya jaket Denis yang ingin dikembalikan pada Denis masih ada ditangan Danisha sampai hari ini. Ketika pagi hari mereka pulang ke Jakarta, ternyata Jakarta menyambut mereka dengan hujan. Karena di mobil Denis tidak memiliki payung, agar tidak kehujanan begitu turun dari mobil, Denis menyarankan Danisha untuk menutupi kepalanya dengan jaketnya.

Lihat selengkapnya