“dibawah sana tidak ada apa-apa. Tidak ada yang menarik dibawah sana. Hanya ada beberapa ikan kecil dan makhluk air lainnya.”
……
“Percayalah! Tidakkah lebih baik kamu pulang ke Rumah saja? Ini sudah lewat tengah malam.”
……
“Apa….. Harimu seberat itu, sampai untuk mengangkatkan kepala saja kamu begitu berat? Dibawah sana benar-benar tidak ada yang menarik untuk dicari tahu.”
…...
“Seberat apapun harimu, setidaknya ada orang-orang yang bisa kamu temui untuk melepas penatmu. Untuk kamu keluhkan hari beratmu. Untuk kamu habiskan waktu bersama dan melupakan betapa kejamnya dunia kepadamu. Pasti ada kan? Tuhan tidak sejahat itu membiarkanmu sendirian melewati hari yang berat.”
“Hidup itu…. Harus memiliki tujuan kan? Bagaimana kalau sudah tidak ada lagi tujuannya.”
“Kenapa tidak ada? Pasti ada! Mungkin saja, hidupmu bisa mendatangkan kebaikan untuk orang lain. Itu bisa saja kan? Bukankah itu bagus?”
“Ketika kamu lapar, apa akan kenyang ketika memberikan makananmu untuk orang lain?”
“Tentu saja tidak.”
“Jadi, kenapa aku harus memiliki tujuan hidup untuk orang lain?”
“Itu kan hal yang berbeda.”
“Itu sama. Kamu makan ketika kamu lapar. Kamu hidup… Ya karena diri kamu memiliki tujuan hidup untuk diri kamu. Apa aku salah?”
“Hmm…. Tidak juga sih.”
…..
“Lantas apa yang kamu harapkan ketika kamu menekan sendiri tombol selesainya? Semuanya akan menjadi lebih mudah? Itu tidak akan pernah terjadi. Kamu hanya akan dipenuhi rasa menyesal. Kamu juga akan kesepian karena tidak lagi memiliki siapa-siapa disampingmu. Apa menurutmu itu bagus?”
……