Tentang Sebuah Cerita

AlifatulM
Chapter #12

Kesempatan Ketiga


Sorry for being in love with you, Ren.

See you!

-Nugi

 

Nugi sialan!!! Bisa-bisanya dia malah pergi dan ninggalin surat dengan isi tidak masuk akal seperti itu untuk Rena. Rena masih ingat jelas bagaimana satu tahun lalu Nugi datang ke kelasnya sebagai siswa pindahan dari Surabaya. Saat itu Rena duduk sendiri, makanya bu Mia menyuruh Nugi duduk disebelah Rena. Rena kira, dia akan menghabiskan sisa kelas duabelas dengan Nugi sebagai teman sebangkunya, ternyata Rena salah. Sebulan sebelum ujian akhir berlangsung, teman sebangkunya itu malah meninggalkan dia entah kemana. Nugi pindah sekolah secara tiba-tiba. Kemarin, Rena masih makan bakso di Kantin bersama Nugi dan Tira yang juga teman sekelasnya, tapi hari ini, begitu bangun tidur, Mama memberikan sebuah surat dari Nugi yang dia titipkan pagi ini pada Mama. Mama bilang, Nugi terlihat buru-buru dan melarang mama untuk membangunkan Rena.

 “Mama kira tadi Nugi mau jemput kamu, tapi kok tumben banget jam enam sudah datang. Terus gak pakai seragam sekolah juga. Ternyata dia nitip surat ini terus langsung pamit pergi.”

begitu kata mama saat memberikan surat dari Nugi pada Rena.

 Rasanya, Rena ingin cari alasan untuk tidak masuk Sekolah hari ini. Namun, tentu saja Mama tidak akan mengizinkan Rena untuk membolos Sekolah. Apalagi ujian akhir tinggal sebulan lagi. Rena pun mengambil handuk dan menuju kamar mandi dengan lesu.

*****

Hari ini, seharusnya Rena berangkat ke kampus sekitar pukul Sembilan untuk menghadiri kelas Pak Budi. Namun secara tiba-tiba kelas tersebut dimajukan menjadi pukul delapan pagi. Iya. Pukul delapan pagi. Jadilah sejak jam tujuh pagi dia sudah harus sibuk bersiap menuju kampus.

 Ini adalah tahun ketiganya menjadi mahasiswa jurusan ekonomi di salah satu kampus ternama di Jakarta. Tahun ketiga memang menjadi tahun terberat bagi setiap mahasiswa. Terutama bagi Rena. Tahun ini, dia sudah mulai harus mempersiapkan tugas akhir yang akan dia tulis. Dosen Pembimbing Akademik Rena menawarkannya untuk mempercepat masa studinya menjadi tiga setengah tahun. Setidaknya ada 3 orang yang bersama dengan dia dibawah bimbingan Bu Endah untuk melaksanakan misi dari Bu Endah tersebut.

 “Kalian dari awal semester nilainya stabil diatas, jadi menurut saya, kalian bisa menyelesaikan kuliah ini selama tiga setengah tahun saja.” kira-kira begitu yang dikatakan bu Endah kepada mereka bertiga.

Karena hari ini hujan, Rena memutuskan untuk jalan kaki saja menuju kampus. Toh tempat kosnya terletak tidak jauh dari kampus. Rena memang memutuskan untuk kos ketika mama bilang mau pindah ke Bandung untuk tinggal disana. Mama mau membuka toko kue disana. Kalau di Bandung, mama bisa dibantu tante Adel. Sebenarnya, Rena bisa saja tetap tinggal di Rumahnya, tapi Rena merasa rumahnya terlalu besar untuk ditinggali hanya dia sendiri. Akhirnya, mama memutuskan untuk menyewakan rumah mereka dan Rena kos di dekat kampus.

Sebelum masuk ke Gerbang Utama, Rena memutuskan untuk mampir ke Minimarket yang terletak tepat diseberang kampusnya. Setidaknya dia butuh susu kotak untuk mengganjal perutnya yang tidak sempat sarapan karena kelasnya yang dimajukan. Baru saja Rena ingin menutup payungnya, tiba tiba sudah ada sosok Pria dengan jaket hitam yang kebasahan karena terkena hujan berdiri di depannya. Sekilas, Rena melihat wajah Pria yang akhirnya mendahuluinya masuk ke dalam Minimarket. Wajah pria itu seperti tidak asing, tapi Rena tidak bisa mengingat apa Rena pernah melihat atau bahkan mengenal Pria tersebut. Setelah menutup payungnya, Rena pun masuk ke dalam Minimarket sambil terus mengingat sosok Pria yang sekarang sama-sama ada di dalam Minimarket bersamanya. Apa mungkin hanya mirip salah satu temannya saja ya. Rena terus berusaha mengingat wajah yang tak asing bagi matanya itu. Pria itu tiba-tiba berhenti di depan pendingin. Rena pun menunggu Pria tersebut menentukan pilihan minuman yang akan diambil, baru dia akan mengambil susu kotak yang dia inginkan. Tak lama, Pria itu membuka pendingin dan mengambil minuman isotonik kelapa muda dan langsung berjalan menuju kasir.

“Nugi!!” kata Rena yang kemudian menarik lengan baju Pria yang tadi dia lihat dan menghentikan langkah Pria itu. Sekarang Rena sudah mengingatnya. Pria yang dia lihat di depan minimarket tadi, yang mengenakan jaket hitam itu, yang sekarang ada di depannya, itu adalah Nugi. Nugi teman SMAnya yang waktu itu menghilang secara tiba-tiba dan hanya meninggalkan sebuah surat singkat untuknya.

Lihat selengkapnya