Pagi telah menjelang, ternyata waktu cepat sekali berlalu. Tadi malam Violin tidak bisa tidur dengan nyenyak. Bukan karena kasur yang keras atau ranjang yang selalu berdecit berisik tat kala Violin menggerakkan tubuhnya, melainkan karena pemadaman listrik paksa yang dilakukan oleh petugas PLN sore kemarin.
Ia pun menyibakkan selimut tipis gambar doraemon dari tubuhnya. Lagi-lagi ranjangnya berdecit menjengkelkan. Kemudian Violin bangun dan mencari sandal jepit dibawah kolong ranjangnya. Dan lagi-lagi ranjang berdecit memuakkan.
Jam di dinding usang kamarnya telah menunjukkan angka 6. Masih memiliki waktu satu jam untuk mempersiapkan semuanya.
"VIOLIN!"
Teriakan super pagi hari bagaikan alarm alami bagi gadis remaja itu. "CEPETAN BANGUN! BANTU IBU MASAK!"
Kembali, suara yang berasal dari ibunya itu menggelegar memenuhi setiap sudut rumah kecil nan sederhana ini. Violin tak heran beberapa tetangga menggosipkan ibunya yang selalu berteriak-teriak. Namun memang para tetangga selalu suka gosip dan julid. Apapun akan digosipkan seenak hati mereka.
"VIOLIN!"
"Iya." Sahut Violin cepat-cepat.
Dalam tamaram yang hanya disinari oleh langit pagi, gadis kurus itu berjalan keluar kamarnya. Ia menuju dapur dan menemukan wanita paruh paya berdaster kumal sedang berjongkok berusaha menyalakan lilin. Mulutnya tak diam sedang mengomel dan semakin mengomel ketika melihat kedatangan Violin.