Tok! Tok! Tok!
Astra menoleh ke arah pintu, “masuk.”
Pintu terbuka dengan Cora yang melangkah masuk, “permisi.”
Semua orang menatap ke arahnya. Bahkan Pangeran Gavin menghentikan tangannya. Tidak ada yang memberitahunya kalau Cora akan datang ke kamar Putri Olivia.
“Ada apa, Cora?” Pangeran Gavin menegakkan tubuhnya, tanpa mengalihkan pandangannya.
“Aku yang memintanya ke sini,” Astra menjawab lantas mengeluarkan beberapa lembar uang kemudian menyerahkannya pada Cora.
“Tolong siapkan gaun dan juga keperluan lainnya untuk Putri Olivia. Kau bisa membawa mereka berdua untuk membantumu,” sambung Astra sembari menunjuk Lucy dan Maya.
Cora tersenyum sembari menerima uang tersebut, “oke. Serahkan saja padaku. Ayo berangkat, Lucy, Maya.”
“Baik,” Lucy dan Maya menjawab serempak.
Cora keluar dari kamar diikuti oleh Lucy dan Maya. Pintu pun kembali tertutup.
“Aku tidak tahu jika kau sudah menyiapkan uang,” Pangeran Gavin membuka suara, bertanya pada Astra.
“Aku sadar keperluan Putri Olivia harus segera diurus. Jadi, kemarin aku menyuruhnya untuk menemuiku,” jawab Astra dengan santai.
Putri Olivia ingin berterimakasih, namun karena tenggorokannya masih sakit, jadi dia tidak bisa melakukannya. Dia kembali membuka mulutnya ketika Pangeran Gavin melanjutkan menyuapinya perasan jeruk.
Butuh waktu dua hari hingga Putri Olivia bisa menggerakkan tubuhnya dan berbicara seperti biasanya. Namun Pangeran Gavin melarangnya untuk keluar dari kamar. Dia mengijinkan Putri Olivia untuk berjalan, namun tidak dalam jarak yang panjang.
“Putri, kami membawa makan siang,” Maya mendorong masuk troli makanan. Sedangkan Lucy menutup pintu kamar.
Putri Olivia menoleh lantas tersenyum, “terima kasih.”
Maya mendorong troli mendekat ke Putri Olivia yang sedang duduk santai di sofa kamar, “hari ini kami masak Lasagna.” Maya meletakkan piring ke meja dan mempersilakan bagi Putri Olivia untuk mencicipinya.
“Terlihat menggiurkan. Aku coba ya,” Putri Olivia mengambil sendok kemudian mencicipi makanan di depannya.
Setiap harinya, Maya dan Lucy yang memasak untuk Putri Olivia. Karena Pangeran Gavin tidak mengijinkan siapapun memasak untuk sang putri kecuali mereka berdua. Bahkan ada kalanya, mereka harus memasak dua porsi karena Pangeran Gavin ikut makan bersama Putri Olivia.
“Enak. Masakan kalian selalu enak,” puji Putri Olivia setelah mencicipi beberapa sendok.