Blurb
Terbanglah, Chun! Terbanglah menembus langit!
Mimpi-mimpimu tergantung di sana.
Siang yang terik. Badan kuyup keringat dan kaki tanpa alas, A Chun mengintip ke dalam kelas. Di sana A Lie, kakaknya duduk menyimak tekun. A Chun hanya dapat berharap, suatu saat dia juga bias duduk menyimak pelajaran. Bungsu dari delapan bersaudara itu harus menelan pil pahit, karena keluarganya hanya mampu menyekolahkan A Lie.
Untunglah, guru-guru A Lie mengizinkan A Chun masuk kelas. Bagaimanapun hidup A Chun tak lantas berjalan mulus. Nasibnya kembali dipertaruhkan ketika dia lulus SMA dan hijrah ke Surabaya.
Air mata, keringat, dan rasa putus asa hampir saja merenggut semangat Onggy. Namun, satu yang selalu diingat, dia harus terbang menggapai impian.