Terbang ke Dasar Laut

Yesno S
Chapter #1

Prolog

Kalian bertiga tampak sibuk menghitung burung yang berjejalan di dalam tiga rumah sangkar – gubuk yang terbuat dari kawat ram.

Kamu Liaw. Kamu Luther. Dan kamu Lollandry.

Mata bulat kalian bergerak-gerak mengikuti burung yang masih berusaha terbang ke sana kemari. Cericit burung bertindihan dengan suara kalian yang menyebut angka-angka.

Ye, ro, lai[1]...

Air muka kalian mirip, tak jau pangkal dugong dari jurai lamun. Hanya beda umur, bentuk rambut, dan tinggi badan.

Kamu Luther. Kamu salah satu dari kalian yang pandai menyimpan rahasia. Semua terjadi setelah kamu mengatakan ratusan burung di dalam rumah sangkar itu milik kalian bertiga, sudara sekandung. Bukan lagi milikmu seorang.

Dua yang lain dari kalian mulanya tak percaya, sempat bengong sebentar, baku lirik, dan saling menyangkal. Akhirnya kalian berdua tersenyum, lalu memberi sejumlah usul, seandainya itu benar adanya. Dari penjualan burung itu kalian berdua merencanakan liburan ke Pulau Buru atau Timika, memesan alat pancing yang canggih, membeli handphone baru, jersey, es krim ukuran 8 liter buatan Port Moresby, juga buku-buku.

Tergesa kalian berdua ingin meralat omongan Mama Nongowoeng Delop Kandagam – kalian menyebutnya dengan mama – yang kemarin mengatakan: uang hasil penjualan burung itu akan ditabung untuk masa depan. Dan itu bukan milik kalian berdua.

Lihat selengkapnya