Terbang

Noura Publishing
Chapter #2

1

NAMAKU ONGGY, DIA BERBINCANG dengan hatinya sendiri, Aku lahir di Tarakan. Aku sekarang hidup di Tarakan. Akankah aku juga akan mati di Tarakan?

Onggy memandangi pantai di pesisir Tarakan. Seperti biasa. Sejak kecil, dia memang mempunyai kebiasaan memandangi biru laut. Birunya laut membuatnya tenang.

“Hey, apa yang sedang kaulihat?” seorang nelayan memperhatikan Onggy yang sedang melamun memandangi laut.

Nelayan itu mencoba menebak apa yang sedang Onggy lihat. Ketika dia cocokkan, sepertinya anak kecil ini sedang memperhatikan bendera merah putih yang berkibar di sebuah perahu motor nelayan. Memang hampir semua perahu di sini mengibarkan bendera merah putih. Tentunya selain untuk menunjukkan rasa bangga terhadap pemandangan laut yang merupakan kekayaan alam Nusantara, bendera adalah sebuah identitas bangsa.

“Kau sedang melihat bendera?” tebak nelayan itu yang diikuti oleh anggukan kepala Onggy. “Di sana juga ada bendera berkibar. Kali ini lebih besar benderanya,” dia menunjuk beberapa perahu motor nelayan yang berlayar mendekati bibir Pantai Amal. Di sinilah, gerbang Kota Tarakan. Lautnya yang biru menyegarkan penglihatan. Sayangnya, tetap saja manusia datang merusaknya. Bedanya hanyalah, kali ini pelaku perusak bukanlah kapal-kapal amfibi para penjajah Jepang, melainkan perahu-perahu berbendera merah putih. Kebanyakan dari mereka memang warga Indonesia, tapi bertempat tinggal di luar Tarakan.

Lihat selengkapnya