TERDAMPAR DI PULAU MENEKETEHE

Andhika Wandana
Chapter #2

BAB 2 : LEPAS LANDAS


BAB 2

LEPAS LANDAS


“Ayaah...!” Terdengar suara seorang wanita memanggil.

Pak Hermawan celingak-celinguk mencari sumber suara hingga akhirnya didapati sosok yang sangat dikenalnya. Dirinya menghela napas sejenak ketika wanita itu menghampiri.

“Ayah,” ulangnya kembali. 

“Dewi, ada apa kemari. Bukankah jam segini seharusnya kamu berada di sekolah?” Pak Hermawan memperhatikan penunjuk waktu yang melekat di tangan kirinya. 

“Gurunya mau rapat, Ayah. Ini juga jam olahraganya dibebasin. Daripada bengong ya sudah mampir ke tempat Ayah saja,” ungkap Dewi yang masih mengenakan seragam olahraga sekolah.

Pak Hermawan memperhatikan anak gadisnya yang kalau berbicara, tubuhnya nggak mau diam. Bikin kepalanya pusing serasa memperhatikan komidi putar.  

“Kalau begitu sekarang kamu pulang aja ya ke rumah. Ayah mau tes pesawat dulu.” 

“Wah yang pesawat jet itu ya. Dewi mau ikut ah, rombongannya yang itu kan?!” Dewi menunjuk ke arah serombongan orang yang sedang jalan berkerumun.

“Iya benar, tapi kamu jangan ikut.”

“Huh, tapi Dewi kan mau coba juga naik pesawat jet alay rancangan Ayah,” ketus Dewi.

“Heih, kok pesawat jet alay?”

Melihat Bapaknya mengerlingkan dahi, Dewi langsung melipat kedua lengannya di dada.

“Iya emang gitukan namanya? Lagian suruh siapa bilang ke orang-orang kalau nama pesawatnya terinspirasi dari anaknya yang alay,” ketus Dewi cemberut.

“Kamu tau darimana?”

“Kan tadi Dewi sempat nguping. Ayah gimana sih, Dewi kan tulisan alaynya cuma di sosmed doang!”

“Iya deh, Ayah minta maaf.” Pak Hermawan hanya bisa cengengesan karena perbuatannya ketahuan.

“Ooh tidak bisa, Dewi baru mau kasih maaf asalkan boleh ikut naik pesawat jet alaynya,” ujar Dewi memberikan opsi.

“Hmm... bagaimana ya.”

Pak Hermawan berpikir sejenak dengan tangan yang asyik mengorek-ngorek isi hidung.

“Ayah jangan sambil ngupil dong mikirnya. Jorok!” 

Pak Hermawan menarik mundur jarinya.

“Kelamaan ah, Dewi pokoknya tetap ikut.”

“Ya sudahlah, kamu boleh ikut.”

“Ayah, ciyus?” tanya Dewi seakan tak percaya.

“Iya serius.”

“Ta-o-ong?”

“Sueer, Ayah nggak bohong. Tuh kan benar alay!”

“Hehehe… bercanda, Yah!”

“Sudah sana kamu pergi duluan, ikut bergabung dengan mereka menuju lokasi pesawat,” tutur Pak Hermawan menyuruh anaknya segera bergabung dengan rombongan.

“Makasih Ayah. Jangan cemberut gitu, nyengir dong. Jangan lupa ya nanti cuci tangan dulu bekas ngupilnya!” seru Dewi sambil setengah berlari meninggalkan ayahnya. Pergi menyusul rombongan yang akan menuju ke pesawat jet C-45KK.


***

Para tamu undangan akhirnya sampai juga di dalam kabin pesawat jet C-45KK dan mulai memilih tempat duduknya.

Lihat selengkapnya