TERDAMPAR DI PULAU MENEKETEHE

Andhika Wandana
Chapter #3

BAB 3 : FENOMENA ALAM


BAB 3

FENOMENA ALAM


Pesawat C-45KK walaupun melaju dengan kecepatan tinggi namun tetap memberikan rasa nyaman bagi para penumpangnya. Namun suasana langit yang tadinya begitu cerah dan terang, mendadak gelap. 

Matahari menghilang tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan terlebih dulu. Awan hitam mulai menyelimuti di sekitar pesawat. Pergerakan Pesawat jet C-45KK yang sedang melaju di udara sesekali bergerak tersendat-sendat seperti mau mogok. Pilot mulai panik, karena baginya bisa repot kalau pesawatnya sampai mengalami mogok. Siapa yang mau mendorongnya nanti kalau hal itu sampai terjadi?

Merasa ada sesuatu yang tidak beres, Pak Hermawan yang sedang berada di kabin penumpang segera bergerak menuju ruang kendali pesawat. Begitupula dengan para awak penumpang lainnya, mereka mulai bertanya-tanya ada apa gerangan yang telah terjadi.

“Stanley apa yang telah terjadi? Kenapa pesawat melajunya seperti ini?” tanya Pak Hermawan sembari melihat-lihat dan memeriksa seluruh peralatan yang ada di ruang kokpit pesawat.

“Coba saja Bapak perhatikan sendiri alat-alat yang ada di sini,” kata Stanley singkat. Pak Hermawan lalu mengamati ulang.

“Hmm… saya lihat peralatan kontrol di sini sepertinya memang berfungsi dengan baik? Lalu mengapa tadi pesawatnya bisa sampai cegukan?” tanya Pak Hermawan kembali.

Di saat Stanley masih terdiam dalam pikirannya. Dari belakang kabin penumpang, muncul Pak Untung memasuki ruang kendali.

“Ada apa Pak Hermawan? Apa ada masalah dengan mesin pesawatnya?” tanya Pak Untung.

“Saya rasa tidak ada masalah dengan mesinnya dan juga segala peralatan yang ada di sini memperlihatkan indikator baik-baik saja. Bahkan sebelum kita berangkat segala sesuatunya sudah melewati proses pemeriksaan secara detail,” ujar Stanley segera menjawab pertanyaan Pak Untung sebelum Pak Hermawan angkat bicara.

“Lalu kenapa terbangnya sampai bisa tersendat-sendat seperti ini di udara?” Apa anda sudah yakin tidak ada apa-apa dengan pesawatnya?” tanya Pak Untung yang masih penasaran.

“Saya yakin kok kalau pesawat ini tidak ada masalah dengan mesinnya. Pak Untung tahukan kalau saya mengerti soal mesin pesawat juga. Lagipula bukankah pesawat ini sudah pernah kita ujicoba sebelumnya,” jawab Pak Hermawan berusaha meyakinkan.

Pak Untung terdiam. Kepalanya kemudian menoleh ke arah Stanley yang masih terduduk di kursi kemudi.

Merasa diperhatikan, Stanley lalu memberikan penjelasan lain. “Sebelumnya saya menduga laju pesawat ini terpengaruhi oleh angin besar yang menerpa dengan daya dorong yang kuat dari depan. Namun kenyataannya di radar ini saya tidak melihat ada tanda-tanda yang menunjukkan datangnya angin besar di sekitar kita,” ujar Stanley merasa heran.

Tanpa berkomentar, Pak Untung memilin kumisnya menatap tajam ke arah depan kaca pesawat. Tertegun memperhatikan hamparan langit luas yang mendadak menjadi gelap karena mataharinya bersembunyi.

“Sepertinya fenomena alam yang sedang terjadi saat ini juga turut berperan dalam menghambat perjalanan kita. Bah, baru sekarang aku melihat langit menjadi gelap seperti ini di tengah hari bolong,” ujar Pak Untung sembari melirik jam tangannya.


***

Sebagai seorang pramugari yang sigap terhadap keadaan, Fira segera memberikan pengumuman melalui pengeras suara agar para menumpang tidak khawatir dan tetap tenang. Dijelaskan olehnya, bahwa guncangan yang telah terjadi bukan karena adanya masalah terhadap pesawat. Namun lebih dikarenakan akibat terkena dampak dari faktor fenomena alam yang sedang terjadi.

Walaupun situasi di dalam pesawat saat ini cukup tenang. Air muka para penumpang tetap memperlihatkan mimik kegelisahannya.

Rena dan Dewi menatap jendela memperhatikan langit yang gelap. 

“Sebenarnya apa yang sedang terjadi, Mbak. Ada gerhanakah?” tanya Dewi.

Rena tidak dapat berkata apa-apa, ia hanya mampu memandang dari balik jendela melihat fenomena tersebut. Begitu pula dengan para penumpang lainnya, mereka tidak kalah herannya menyaksikan keadaan di luar pesawat. 

“Ayo Rado foto. Kapan lagi kamu punya objek gambar seperti ini. Jarang-jarang loh!” ujar Surya.

Lihat selengkapnya