Bagian 3—Merasakan Suasana Seharian Penuh di Jakarta.
"Wan ... Bangun wan. Aku berangkat kerja dulu ya."
Awan membuka kedua matanya perlahan—masih setengah sadar. Kemudian ia mengambil posisi duduk, membersihkan kedua matanya. "Sudah pagi ya man?" Wajahnya masih sangat mengantuk.
"Sudah dari tadi kali wan. Aku berangkat dulu ya. Tolong jaga rumah ya wan, aku sudah masak nasi tadi sama beli gorengan. Tuh kamu ambil aja di sana." Maman menunjuk ke arah ia menaruh gorengan yang berada di tempat memasak nasi. "Nanti kamu tinggal beli lauknya aja kalau mau makan."
"Iya man. Gampang itu deh. Terima kasih ya man."
Maman mengangguk—langkahnya berjalan menuju ke luar rumah. Mengambil motor dan mengeluarkannya dari teras rumah. Suara motor yang dipanaskan juga terdengar oleh Awan yang berada di dalam rumah. Tak lama dari itu, suara motor itu berjalan sampai akhirnya sudah tak terdengar lagi di kedua telinganya Awan. Awan memutuskan untuk pergi ke toilet—membersihkan seluruh badannya. Ia merasa sudah tak nyaman dengan dirinya karena semenjak perjalanan, ia belum sempat mandi lagi—langsung tertidur lelap setelah tak lama sampai di kontrakannya Maman.